Asah Sambil Asuh (1)

By nova.id, Sabtu, 2 Juni 2012 | 22:47 WIB
Asah Sambil Asuh 1 (nova.id)

Asah Sambil Asuh 1 (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Rima tertegun ketika Khieren menyerahkan surat dari gurunya. Ini sudah ketiga kalinya surat teguran datang. Surat tersebut menyatakan bahwa Khieren bermasalah dalam berkonsentrasi terutama saat guru menerangkan pelajaran. Selain kesulitan menjawab pertanyaan guru, nilai ujian harian Khieren juga semakin menurun. Apa yang terjadi pada Khieren?

Dilatih di Rumah

Konsentrasi merupakan "jendela" untuk memasukkan informasi yang berada di sekitar anak ke dalam memori, serta merupakan prasyarat anak untuk bisa belajar. Sebelum berkonsentrasi, anak ternyata menaruh atensi terlebih dulu. "Ketika anak sudah menaruh atensi pada sesuatu dan memfokuskan perhatiannya maka anak akan dapat berkonsentrasi pada yang dihadapinya. Ketika ia berhasil berkonsentrasi, anak akan dapat mengingat. Saat itulah ia mendapatkan 'pelajaran'," terang dr. Lucia RM Royanto, M.Si, MSpED, Psi.

Agar konsentrasi anak terjaga, Fika Frahesti Yunita, M.Psi. menyarankan agar orangtua menempuh dua langkah. Pertama, orangtua harus menumbuhkan perasaan "mampu" pada anak. Saat menemani anak bermain balok, misalnya, ucapkan kalimat penyemangat yang meyakinkan anak bahwa ia mampu menyelesaikan permainan tersebut.

Kedua, orangtua juga harus mengajarkan anak agar bisa fokus mempertahankan perhatian. Menanyakan bagian yang sama saat bermain tebak gambar bisa dicoba. Nah, saat melakukannya, perhatikan rentang atensi anak. Contohnya, anak usia 3 tahun bisa fokus sekitar sembilan menit. Jika selama perhatiannya tidak teralihkan selama tiga menit berarti konsentrasinya sudah terbentuk. Jika tidak, semangati anak hingga ia mampu menyelesaikan tugasnya.

Yang perlu diingat, bimbingan ini hanya bisa diterapkan jika gangguan konsentrasi disebabkan faktor psikologis seperti cemas atau tertekan. Atau, faktor lingkungan yang tidak kondusif seperti sering mendengar orangtua bertengkar.

Terapi Jika...

Di luar dua faktor tadi, gang­guan konsentrasi karena gangguan di bagian otak, saraf, atau keterbelakangan mental alias faktor biologis memerlukan penanganan neurolog. "Meningkatkan konsentrasi untuk anak yang terbelakang sejak lahir bisa dengan terapi seperti terapi okupasi dan terapi perilaku," terang Fika.

Pada terapi okupasi dan terapi perilaku, anak akan diberi kegiatan yang membuatnya mampu mempertahankan atensi. "Terapi perilaku misalnya, anak diberi tugas menyalin garis atau lingkaran," ujar Psikolog dari Rumah Sakit Royal Progress ini. Sementara terapi okupasi bisa dilakukan dengan menyuruh anak menyusun manik-manik ke dalam benang sesuai pola tertentu. Atau, dengan terapi musik di mana anak diminta mengikuti gerakan guru sesuai perpindahan musiknya.

Apa pun caranya, lakukan terapi sesederhana mungkin sesuai dengan usia anak. Tujuannya, agar anak tidak kesulitan belajar berkonsentrasi dan mengingat semua yang diajarkan.

Pengaruh di Masa Depan