Kekerasan Seksual oleh Guru pada Siswi SMP di Lenteng Agung Diduga Direncanakan

By nova.id, Rabu, 18 Februari 2015 | 12:20 WIB
Kekerasan Seksual oleh Guru pada Siswi SMP di Lenteng Agung Diduga Direncanakan (nova.id)

TabloidNova.com - Seorang siswi SMP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, telah menjadi korban tindak kekerasan seksual gurunya, saat sedang mengikuti pelajaran tambahan di rumah gurunya itu.

Peristiwa ini terungkap ketika siswi berinisial ADH (13) itu melaporkan tindakan bejat sang guru yang bernama Rizaggi Maetucha, ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Selatan, Selasa (17/2) siang. ADH melapor ditemani ibundanya, E, dan tantenya, Yusliati.

Dalam laporannya itu, ADH mengisahkan peristiwa kelam yang terjadi pada 19 November 2014 itu. Pada ibunya, ADH menceritakan bahwa hari itu ia bersama ketiga temannya diminta guru mereka, Rizaggi, untuk mengikuti pelajaran tambahan demi mempersiapkan diri menghadapi ujian tengah semester. Sang guru kemudian memindahkan pelajaran tambahan tersebut ke rumahnya, Jalan Moh. Kahfi 1, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Di tengah pelajaran tambahan itu, seperti yang diungkap ADH kepada ibunya, ketiga temannya diminta Rizaggi untuk membeli sesuatu ke warung dekat rumah sang guru. Namun ternyata ketiga teman ADH tak kembali ke rumah Rizaggi.

Saat di dalam rumah hanya tinggal ADH berdua dengan Rizaggi. Sang guru lantas meminta ADH yang masih mengenakan seragam sekolah untuk berganti pakaian di dalam kamarnya. Begitu ADH masuk ke dalam kamar, Rizaggi buru-buru ikut masuk lalu mengunci pintu dan mulai meraba bagian tubuh ADH.

Setelah puas melakukan aksi bejatnya, Rizaggi kemudian mengantar ADH pulang ke rumahnya menggunakan motor.

Menurut Yusliati, sejak tiga bulan lalu terjadi perubahan dalam diri keponakannya itu. Ditambah lagi, ibunda ADH juga mendapatkan SMS bernada menyudutkan ADH, lantaran Rizaggi telah mengundurkan diri dari SMP swasta di Lenteng Agung itu, pada 4 Februari lalu.

Dengan yakin Yusliati mengatakan, kekerasan seksual pada siswi SMP itu sudah direncanakan oleh sang guru. Yusliati bahkan menduga, sang guru bekerja sama dengan ketiga teman sekolah ADH yang juga diajaknya ikut pelajaran tambahan.

"Ya, jadi seperti sudah direncanakan pelecehan itu. Anak-anak sekolah memang cukup akrab dengan guru yang dipanggil Pak Zaki itu. Tapi kayaknya itu hanya modus dia saja untuk bisa dekat dengan para siswa," ujar Yusliati.

Yusliati juga mengatakan, saat ini keponakannya itu masih dalam keadaan syok setelah melaporkan tindakan gurunya kepada polisi.

Intan Y. Septiani/Tribunnews