Pria Lebih Suka Foreplay

By nova.id, Rabu, 25 Januari 2012 | 03:18 WIB
Pria Lebih Suka Foreplay (nova.id)

Pria Lebih Suka Foreplay (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Sebuah studi dari University of New Brunswick, Kanada membeberkan fakta yang teramat penting. Ternyata pria diam-diam lebih menyukai dan membutuhkan foreplay daripada perempuan. Bayangkan saja, jika perempuan membutuhkan 13 menit untuk "bersiap-siap", maka 18 menit adalah waktu foreplay  yang ideal bagi para pria.

Dengan kata lain, sudah tidak zaman lagi terkungkung oleh pikiran bahwa hanya perempuan yang perlu "dipancing" agar terangsang di ranjang. Atau, berprinsip bahwa perempuan harus menunggu inisiatif suami sebelum berhubungan seks. Padahal sebenarnya pria senang jika perempuan berinisiatif lebih dulu. Karena ini berarti Anda menginginkan keintiman sebesar ia menginginkannya. Artinya ini adalah kesempatan bagi para istri untuk memanjakan suaminya sebelum "bertempur" di ranjang. So, tunggu apalagi? Berikan foreplay terbaik untuk suami dengan empat langkah mudah ini.

Singkat tapi Menyengat

Semua orang tahu bahwa pesan yang singkat dan padat cenderung lebih dimengerti. Dalam kehidupan seks pun pesan singkat dan padat bisa membuat asmara makin menggelora. Rahasianya, buat pesan singkat yang menyengat libidonya.

Gunakan saja fasilitas smart phone yang semakin memudahkan penggunanya. Jika dulu Anda mengiriminya pesan pendek lewat SMS, sekarang Anda bisa dengan mudah mengirimkan pesan, voice chat, foto lewat fasilitas chat. Contohnya, di jam makan siang, kirimkan pesan pada suami yang berisi, "Aku mau kamu malam ini!" atau straight to the point seperti, "Let's make love tonight, Honey..."

Pesan semacam ini sudah pasti membuat pikirannya melayang ke awang-awang. Si Dia juga pasti sudah membayangkan betapa asyiknya pulang ke rumah di hari itu karena Sang Istri sudah menunggunya untuk berintim-intim. Bukan tak mungkin, lho, hari itu suaminya Anda justru pulang lebih cepat daripada hari biasa.

Agar foreplay berupa pesan pendek ini sukses, pastikan di hari tersebut, agenda Anda dan suami tak terlalu padat atau bebas dari tugas presentasi di keesokan harinya. Jangan lupa siapkan diri untuk "menyambut" suami di rumah, ya.

Butuh Aksi

Bagi pria, pertanyaan tanpa kiasan lebih mudah dimengerti. Jika Anda masih pengantin baru atau mungkin belum tahu pasti apa yang suami suka, pancing ia dengan pertanyaan.

Anda harus bertanya apa yang ia suka, apa yang dibutuhkan, dan apa yang ia inginkan. Meski tak harus selalu di ranjang, pilihlah waktu yang pas untuk bertanya. Misalnya saat Anda sedang berduaan dan mengobrol santai. Segelas kopi bisa menjadi "teman" untuk memulai obrolan semacam ini. Lalu tanyakan secara langsung, "Apa, sih, yang bikin kamu bergairah, Sayang?"

Jika ternyata suami Anda lebih senang bermain dengan sentuhan di bagian tertentu pada tubuhnya, maka jangan ragu mengeksplorasinya. Gunakan tangan Anda dan goda ia dengan menyentuh lembut rambut, bibir, puting, atau penisnya. Atau coba yang paling sederhana namun mematikan. Berbaringlah di pangkuannya ketika Anda berdua sedang menonton televisi. Pegang tangannya, cium jarinya satu per satu sembari memandang matanya. Percayalah, suami Anda pasti langsung mematikan televisi dan menciumi Anda.

Gerakan-gerakan tak disengaja namun disengaja juga bisa membuat lelaki terperangah. Misalnya Anda berdua sedang berada di lift atau berjalan berdua, sentuhkan sedikit saja payudara Anda pada tangannya. Atau dekatkan wajah Anda kepadanya hingga bibir Anda berdua hampir bersentuhan. Lihat reaksinya dan berikan ia sinyal bahwa Anda siap untuk berintim-intim dengannya di rumah.

Bisikan Mesra

Pria juga suka dengan kata-kata yang menggoda. Dibisikkan tepat di telinganya atau setengah berteriak diiringi desah napas, tak jadi masalah. Istilah populernya, dirty talk. Meski dirty berarti kotor, tak berarti hal ini tabu dilakukan. Toh, Anda mempunyai kebebasan untuk memilih kata-kata yang ingin disampaikan padanya, kan? Lagi pula dirty talk membantu Anda untuk membuat ia merasa sebagai juara di ranjang. Pria juga menggemari dirty talk karena foreplay semacam ini membuatnya merasa diinginkan oleh pasangannya.

Bila Anda masih "hijau" perihal dirty talk, buat saja pertanyaan yang hanya bisa dijawab hanya dengan kata, "Ya" atau "Tidak". Pertama, berikan ia isyarat bahwa Anda siap untuk berhubungan intim dengan melakukan rangsangan yang ia suka. Sembari melakukannya, tanyakan, "Kamu suka ini?" Anda juga bisa menjelaskan secara rinci mengenai gerakan yang Anda lakukan selanjutnya. Jangan lupa, ucapkan yes or no question tadi dengan tatapan menggoda dan suara yang seksi. Reaksi yang akan didapatkan sudah pasti menakjubkan. Malah bisa jadi, Sang Suami malah lebih bergairah daripada Anda setelah bisikan mesra ini.

Dramatisasi

Pria adalah makhluk yang sangat visual. Berbeda dengan perempuan yang terangsang melalui apa yang mereka dengar dan rasakan, pria justru lebih terstimulasi secara seksual melalui apa yang ia lihat. Tugas Anda hanya "membumbui" dengan sedikit drama agar ia tercekat.

Taruhlah Anda spontan berniat berhubungan intim selepas bekerja. Anda berdiri dari sofa seakan-akan Anda akan tidur lebih cepat. Sembari berjalan membelakanginya, lepas sepatu dengan posisi agak membungkuk. Selanjutnya, buka belt dan jatuhkan perlahan-lahan. Balik badan Anda, goda ia dengan membuka satu per satu kancing kemeja kerja Anda. Perlihatkan sedikit demi sedikit kulit tubuh Anda, lemparkan bra tepat di hadapannya, buka rok atau celana lalu celana dalam Anda perlahan-lahan sampai suami Anda menahan napasnya. Jangan lupa tatap ia dengan pandangan yang paling seksi. Mainkan pula rambut Anda. Jika ini adalah "efek samping" dari pakaian kerja, tak terbayang betapa dahsyatnya jika Anda memakai lingerie.

Nah, bicara soal lingerie, mintalah suami Anda untuk membelikannya. Bukan bossy, lho! Justru Anda memberikan kesempatan bagi suami untuk memilihkan lingerie yang ia sukai. Ia pasti lebih senang ketika lingerie pilihannya sudah menempel di tubuh Anda hanya untuk ia seorang. Morning sex juga bisa dimulai dengan foreplay ringan seakan tanpa usaha. Misalnya, ketika hendak mandi, buka baju di depan matanya yang sedang menatap Anda. Hmm, menggoda, kan?

Jangan Malas Supaya Puas

Hati-hati, lho, jangan sampai Anda berdua terjebak dalam rutinitas membosankan. Apalagi melakukan hubungan intim hanya karena sebuah kewajiban. Padahal istilahnya saja "making love" yang artinya dipenuhi asmara membara. Sudah seharusnya hubungan seks menyenangkan Anda berdua. Jadi, apa saja yang perlu dilakukan untuk menangkal kebosanan?

1Spontanitas adalah bentuk lain dari kepasrahan. Ini merupakan cara untuk menyatakan tak ada yang lebih berarti daripada hubungan Anda berdua. Spontanitas juga berarti Anda rela menyingkirkan segala sesuatu demi pasangan. Jadi tak perlu ragu melakukan seks spontan diiringi foreplay yang istri lakukan untuk suami karena pasti hati suami berbunga-bunga.

2Pergi bekerja atau bertemu teman, Anda meluangkan waktu berdandan. Tapi begitu sampai di rumah, daster kebesaran atau kaus lusuh dan celana tidur adalah "seragam" sehari-hari. Tahu tidak, apa yang laki-laki pikirkan jika melihat Anda cuek seperti ini setiap hari? Mereka bosan. Jadi ingat, berdandanlah meski di rumah. Tak perlu repot memoles wajah dengan make up seakan-akan Anda mau pergi ke pesta. Cukup pakai baju yang pantas, sisir rambut, bedaki muka, bubuhi bibir dengan lipgloss, dan pakai parfum. Atau minimal, mandi ketika Anda sampai di rumah usai bekerja agar wajah dan badan Anda segar.

3Anda sudah tahu trik membuat pasangan puas di ranjang, tapi jika Anda melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun, pasti ia bosan. Kuncinya, variasi! Sesederhana tiba-tiba menciumnya saat ia sedang lengah atau meneleponnya di jam kerja hanya untuk menggodanya. Di ranjang, Anda dan pasangan bisa melakukan lebih banyak hal. Misalnya mengganti posisi hubungan intim favorit. Ragu? Pelajari aneka gaya bersama-sama. Kalaupun belum terbiasa, jangan menarik diri. Tertawakan trial and error selama proses ini bersama suami agar Anda berdua tidak kaku. Tak usah khawatir mencoba posisi baru, toh pepatah pun bilang, alah bisa karena biasa, jadi kenapa takut?

 Astrid Isnawati/ Dari berbagai sumber