Kurang Vitamin A, Bola Mata Anak Mengempis

By nova.id, Rabu, 25 Maret 2009 | 04:41 WIB
Kurang Vitamin A Bola Mata Anak Mengempis (nova.id)

Berikan asupan vitamin A yang cukup pada buah hati. Soalnya, anak dan bayi yang kekurangan vitamin A bisa mengalami pengempisan bola mata alias xerophthalmia scars.

"Awalnya dari rabun senja dulu. Baru setelah itu, terjadi perubahan fisik di mata, mulai dari bagian putih mata yang kering dan kusam (xerosis conjuntiva), lalu berkerut yang tampak seperti busa sabun, dan setelah itu menjalar ke bagian hitam mata yang terlihat kering, kusam dan tak bersinar (xerosis cornea)," ujar Riza.

Proses rusaknya mata di atas belum mengakibatkan kebutaan. "Jika jumlah vitamin A tidak tercukupi juga, maka dalam beberapa hari akan berlanjut ke xeratomalasia (bagian hitam mata luka)." Setelah itu, luka membesar hingga seluruh bagian hitam mata menyerupai bubur. Dan yang terparah adalah mengecil atau mengempisnya bola mata. "Ini yang disebut dengan xerophthalmia scars."

Di ketiga tahap akhir tersebut penderita telah mengalami kebutaan. "Tapi jika baru tahap xerosis cornea, masih bisa disembuhkan dengan memberikan vitamin A sesuai umur." Dosisnya, bayi di bawah 5 bulan : 1/2 kapsul biru, bayi usia 6-11 bulan : 1 kapsul biru, dan anak usia 12-59 bulan : 1 kapsul merah selama 2 minggu. Bagaimana pun, mencegah jauh lebih baik ketimbang menyembuhkan. "Akan lebih baik lagi kalau konsumsi vitamin A dari sumber-sumber alami sudah mencukupi."

JIKA KERACUNAN VITAMIN A Siapapun pasti bergidik membayangkan dirinya keracunan. Apalagi, jika niat awalnya adalah positif, yakni untuk memperoleh hasil maksimal. Misalnya, karena ingin meningkatkan kekebalan tubuh, kita kemudian mengonsumsi vitamin A melebihi dosis yang dibutuhkan. Akibatnya malah kita keracunan A.

Inilah yang disebut hipervitaminosis. "Hipervitaminosis dapat terjadi pada orang dewasa yang mengonsumsi 50.000 IU vitamin A setiap hari selama beberapa tahun," terang Ali Khomsan.

Namun, ternyata tak hanya orang dewasa yang bisa terkena hipervitaminosis. "Anak-anak pun bisa mengalami jika mereka mengonsumsi 25.000 IU setiap hari, terus-menerus," lanjut Ali. Sebagai pembanding, saat ini Posyandu dan Puskesmas memberikan 200.000 IU setiap enam bulan sekali.