Puyer dan Si Kecil, Mudah Tapi Bisa Bermasalah

By nova.id, Rabu, 25 Maret 2009 | 04:29 WIB
Puyer dan Si Kecil Mudah Tapi Bisa Bermasalah (nova.id)

BISA TERJADI INTERAKSI Seringkali, yang dijadikan pertimbangan untuk memberi puyer pada anak adalah faktor kemudahan. Dengan meraciknya, beberapa obat bisa disatukan sekaligus. Misalnya, obat demam dan flu sekaligus.

Kendati demikian, ada beberapa obat yang bisa berinteraksi antara satu dengan lainnya. Tatang mencontohkan, obat TBC atau obat flek paru. Konon, obat ini tak bisa diberikan bersamaan karena akan melemahkan efek obat lainnya.

"Nah, jika hanya bersandar pada alasan mendapat kemudahan lalu obat ini diracik menjadi satu, tentu akan membuat efeknya justru tidak efektif, bukan?" ujar Tatang.

SULIT MENGANTISIPASI ALERGI Setiap obat yang bukan termasuk kategori obat bebas atau harus dengan resep dokter, memiliki risiko kontra indikasi dan bisa menimbulkan alergi. Hal ini juga menjadi pertimbangan mengapa puyer tidak lagi digunakan.

Salah satu kelemahan dari obat puyer adalah sulitnya mendeteksi zat alergen dalam obat, yang mencetuskan alergi pada anak. Ketika anak mulai gatal-gatal atau kulitnya kemerahan, dokter sulit melakukan tindakan taktis untuk menghentikan penggunaan salah satu jenis obat. Padahal, obat itu tetap diperlukan untuk mengatasi penyakit utama yang diderita anak.

"Idealnya, jika satu obat menimbulkan alergi, dokter akan segera mengganti obat itu dengan obat sejenis dari merek lain. Sehingga, pengobatan tak perlu dihentikan," ujar Tatang.

Laili Damayanti Foto: Agus Dwianto/NOVA