"Enggak ah, kamu aja bilang ukuran saya XL, mana ada badan ukuran XL kelihatan seksi pakai lingerie?" jawabnya sambil berlalu.
Sebenarnya, lingerie bisa lo, menstimulasi gairah melalui imajinasi. Kalau bagian tubuh yang sehari-harinya tertutup sengaja dibiarkan "mengintip" di balik rendanya, bukankah akan kelihatan seksi? Apalagi, bahan lingerie mampu membentuk siluet tubuh sehingga terlihat menggairahkan. Nah, kalau Anda belum terbiasa memakai lingerie dan ingin mencobanya, ada baiknya tahu hal-hal positif di balik busana spesial ini:
Kalau pasangan menanggapi positif penampilan Anda dalam lingerie, pengalaman bercinta nanti malam akan meninggalkan kesan yang lebih dalam.
Memakai lingerie "memaksa" Anda merasa nyaman terhadap diri sendiri apa pun kondisinya; ada tumpukan lemak di sana-sini, perut berlipat, payudara turun, dada kerempeng,
bokong rata, dan sebagainya. Lingerie menuntut pemakainya berpikir positif dengan menganggap dirinya seksi dan memesona. Otomatis, sikap yang ditampilkan pun akan mendukung apa yang dipikirkan.
Kabar baiknya lagi, ternyata ada model-model lingerie yang bisa menutupi kelemahan dan menonjolkan kelebihan tubuh. Cocok untuk mereka yang masih ingin menyembunyikan bagian tubuh yang dianggap kurang sip di hadapan pasangan. Misalnya bagian dada dengan penyangga yang memperindah bentuk payudara, renda pada bagian perut untuk menyamarkan tumpukan lemak, dan lingerie potongan A line warna gelap yang menampilkan kesan langsing.
DASTER JUGA BISA SEKSI
Lalu bagaimana dengan daster yang identik dengan bau dapur, kumal, kedodoran, dan kalaupun ada bagian tubuh yang "mengintip" bukanlah bagian-bagian yang memang sengaja mau diperlihatkan, melainkan bagian yang tidak sengaja terlihat karena dasternya bolong. Tak heran kalau daster dianggap tidak efektif untuk membangkitkan gairah seksual. Padahal daster bisa juga membuat ibu terlihat seksi tapi ada syaratnya. Pilihlah daster dengan model yang tidak gombrang dan tetap memperlihatkan bentuk tubuh. Ada daster dengan tali tipis di bahu, ada juga yang menggantung di leher (model halter) dengan bagian punggung terbuka.
Untuk suami, supaya juga terlihat seksi, tinggalkan celana pendek ala Kuta yang sudah bolong di sana-sini. Kalau g-string dirasa terlalu genit, celana boxer dari bahan kaos yang nyaman bisa menjadi pihan.
MENGAPA ENGGAN PAKAI LINGERIE?
Di antaranya:
* Bukan bagian dari budaya Indonesia
Lingerie memang bukan bagian dari budaya Indonesia. Makanya tak banyak wanita di sini yang memilih tidur dengan busana tipis menggoda. Sedang di negara Barat, lingerie adalah pakaian tidur yang umum dikenakan oleh tiap wanita. Tak heran kalau pakaian ini menjadi pilihan remaja tanggung umur 16 tahun sampai nenek-nenek 60 tahun.
* Faktor usia
Banyak wanita di atas 40 tahun atau yang sudah dikaruniai 2-3 anak merasa seks bukan lagi kebutuhan "wajib". Karena seks sudah tidak termasuk dalam daftar prioritas, tentu saja memacu gairah dengan mengenakan lingerie bukanlah pilihan.
* Faktor ukuran tubuh
Wanita-wanita dengan ukuran tubuh L, XL dan seterusnya merasa lebih baik menjauhi pilihan pakaian tidur yang satu ini. Seperti ilustrasi cerita di atas, mereka merasa tidur dengan lingerie membuatnya tampak "menggelikan".
* Faktor harga
Sesuai hukum pasar, kalau permintaan tak banyak, suplai pun terbatas, akibatnya harga tetap tinggi. Meski bukan barang mewah, tapi lingerie juga bukanlah barang murah. Ditambah lagi tak banyak toko yang menyediakan busana jenis ini.
Marfuah