Membaca Kekecewaan Bayi

By nova.id, Senin, 24 Oktober 2011 | 22:45 WIB
Membaca Kekecewaan Bayi (nova.id)

· Sulit berinteraksi

Rasa tak percaya diri akan membuat anak selalu takut untuk melangkah. Ia sulit membina hubungan dengan orang lain. Interaksi atau kemampuan dirinya bersosialisasi jadi terhambat. Di lingkungan pekerjaan pun kelak ia tak akan berkembang optimal. Dengan demikian, dampak kekecewaan semasa bayi bisa luas dan mengenai seluruh aspek kepri-badiannya.

· Attachment/kelekatan dengan orangtua menjauh

Tak dapat disangkal bahwa masa bayi merupakan masa pembentukan kelekatan seorang anak dengan orangtuanya. Nantinya, kelekatan ini tak bisa dilepaskan dari kemam-puan anak berinteraksi dengan lawan jenisnya. Jika kelekatan terjalin baik, hubungan dengan lawan jenis yang terbina saat dewasa akan bersifat positif.

Jika bayi sering kecewa pada sikap orangtua, otomatis kelekatannya dengan orangtua jadi terganggu. Itu karena anak merasa diabaikan kebutuhannya. Akhirnya, ia menyikapinya dengan dua kemungkinan. Pertama dengan bersikap resisten dan kedua dengan bersikap tidak peduli alias acuh tak acuh.

Si sosok resisten akan gampang menangis atau rewel setiap kali kebutuhan dan keinginannya tidak terpenuhi. Kala orangtua berangkat bekerja, ia mengantar kepergian mereka dengan menangis sejadi-jadinya. Kemudian ketika ibu dan ayah kembali, dia akan bersikap agresif, seperti memukul-mukul. Sedangkan anak yang tak peduli akan benar-benar acuh tak acuh di saat orangtuanya ada ataupun tidak ada. Jadi, jangan anggap remeh kekecewaan ini.

Dedeh