Cara Bijak Agar Batita 'Jinak'

By nova.id, Senin, 17 Oktober 2011 | 21:36 WIB
Cara Bijak Agar Batita Jinak (nova.id)

5. Perlihatkan sikap membantu

Barangkali, kata-kata yang paling sering didengar anak dari orangtuanya adalah "tidak", "jangan" dan "diam". Masalahnya, kata-kata tadi hanya mengajari anak untuk TIDAK atau JANGAN melakukan ini dan itu tanpa memberinya masukan apa yang seharusnya ia lakukan. Si kecil sebetulnya senang membantu orangtua tetapi dia harus diminta dan diberi tahu dengan persis bagaimana caranya. Misalnya pada saat Anda sedang menyiapkan makan malam di dapur, si batita ikut ke dapur dengan membawa mainannya dan bermain di lantai dapur. Sebetulnya dia ingin berada dekat ayah atau ibunya. Jadi, jangan memarahinya tetapi katakan, "Yuk, kita letakkan mainanmu di meja supaya sambil menyiapkan makanan, Mama bisa melihat kamu main." Anda harus kreatif menemukan cara yang menyenangkan bagi anak agar mau membantu. Pujilah jika ia "berhasil" menyelesaikan tugasnya.

6. Jangan berteriak dan mengomel

Kala lelah menghadapi rengekan anak, sering kali kita berteriak menghardiknya karena merasa inilah cara yang paling jitu. Cara lainnya, mungkin Anda menyerah mengikuti kemauannya. Hindari kedua cara itu. Bila anak tahu rengekannya membuat Anda menyerah, lain waktu ia akan mengulanginya lagi.

Untuk mengatasinya biarkan ia mengerti bahwa Anda mau mendengarkannya tetapi hanya jika ia bicara dengan jelas dan manis. Tanpa merengek ataupun mengamuk.

7. Bersungguh-sungguh

Sikap orangtua yang sungguh-sungguh akan menimbulkan rasa hormat pada anak. Kalau misalnya Anda mau si kecil menyahut dan mendekat ketika dipanggil, Anda harus mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Jika mereka diam saja ketika dipanggil, datangi mereka dan bawa mereka ke tempat tadi Anda memanggil. Misalnya, di meja makan karena saat itu waktunya makan malam. Katakan kepadanya bahwa Anda mengharapkan kehadirannya di meja makan. Anak akan belajar bahwa ia harus menjawab bila dipanggil dan tidak membiarkan orang lain memanggil-manggil sampai dua atau tiga kali.

8. Belajar dari konsekuensi

Anak-anak lebih mudah memahami sesuatu dengan baik dan benar justru dari konsekuensi bukan dari omelan Anda. Anak-anak bukanlah orang dewasa kecil yang bisa diharapkan langsung mematuhi aturan secara otomatis melalui perintah-perintah orangtuanya. Biarkan mereka belajar dari kesalahan yang mereka lakukan. Misalnya, jika si kecil tidak mau memasukkan mainannya ke dalam kotak, biarkan ia kehilangan mainannya dan menerima konsekuensi itu. Kadang-kadang belajar dari cara yang sulit merupakan cara yang efektif untuk bisa memahami intinya. Jadi biarkan si kecil menerima konsekuensi dan belajar dari kesalahan. Jangan lupa untuk memberikan pujian jika mereka melakukan sesuatu dengan benar.

9. Beri contoh nyata

Anak-anak lebih cepat belajar sesuatu dari contoh nyata bukan dari omelan. Bila Anda memperlakukan orang lain dengan hormat, baik, dan sopan, maka si kecil akan melihatnya dan melakukan hal yang sama bila berhadapan dengan orang lain, termasuk terhadap Anda. Bila Anda rajin mengomel kepada pasangan atau pembantu di rumah, tahu apa yang akan terjadi? Anak pun akan melakukan hal sama. Tentu saja orangtua tidaklah sempurna, jadi bagaimana bila Anda melakukan kesalahan di depan anak? Akuilah bahwa Anda pun dapat melakukan kesalahan dan belajar dari pengalaman itu. Dari pengakuan seperti ini, anak akan belajar banyak. Jika Anda melakukan kesalahan terhadapnya, jangan ragu untuk meminta maaf. Contoh ini akan menjadi cerminan positif bagi si kecil.

Aline