Tanda-tanda Anak Siap Masuk TK

By nova.id, Kamis, 8 September 2011 | 23:09 WIB
Tanda tanda Anak Siap Masuk TK (nova.id)

Sebaiknya orang tua sudah mulai memberikan gambaran ini jauh-jauh hari sebelum sekolah sesunggguhnya dimulai. Paling tidak tiga bulan sebelum anak masuk TK sehingga mental anak untuk sekolah pun telah kuat dan siap. Bila perlu, lewatlah di depan sekolahnya atau masuk ke dalam kelasnya untuk beberapa hari sebelum sekolah dimulai. Hingga ketika tiba gilirannya masuk sekolah, tak ada kesulitan lagi. Malah anak akan senang dan bahkan bisa jadi saat masuk di hari pertama, dia sudah percaya diri dan tak perlu ditemani masuk kelas oleh orang tua atau pengasuhnya.

ANAK SAYA, KOK, ENGGAK SIAP JUGA?

Bagaimana kalau si kecil ternyata belum siap masuk TK? Misal, sudah umur 5 tahun tapi masih enggan bersosialisasi alias masih takut ketemu orang. Dalam hal kemandirian, menurut Bambang, orang tua hendaknya jangan buru-buru memvonis anak belum siap mental untuk sekolah hanya karena ia selalu menangis setiap kali masuk kelas. "Kecemasan-kecemasan seperti itu lumrah terjadi pada anak, meski banyak juga anak yang percaya dirinya tinggi."

Untuk itu, lanjutnya, orang tua harus bisa membujuk anak. Contoh, "Katanya Kakak mau jadi anak pintar, kok, enggak mau sekolah. Ada apa?" Bila ia menjawab takut, orang tua bisa melakukan bargaining dengan anak, semisal, berjanji menemaninya, "Oke, deh, sekarang Bunda ikut temani kamu di kelas." Selama beberapa hari, orang tua boleh menemani anak di kelas. Setelah itu perlahan-lahan waktu bersama anak dikurangi sampai akhirnya orang tua hanya mengantar dan menjemput.

Bambang mengingatkan, dunia anak adalah dunia bermain. Karenanya, begitu anak bertemu dengan teman sebaya yang asyik bermain, apalagi ditambah permainan yang banyak di kelas, anak-anak yang tadinya pemalu pun akan lumer dan membaur bermain. "Prinsipnya, jangan karena enggak bisa ditinggal lalu anak 'diperam' terus di rumah. Nanti malah terhambat sosialisasinya. Usianya makin tinggi tetapi kematangan emosionalnya tidak tumbuh juga. Lebih baik cemplungkan saja tetapi lakukan secara bertahap."

Tentunya orang tua jangan segan-segan untuk memberi tahu guru mengenai kondisi anak kita. Misalnya, anak sangat pemalu, guru bisa menciptakan suasana yang hangat dan akrab baginya. "Lama-lama anak akan merasa, 'Oh, sekolah itu ternyata menyenangkan.' Akhirnya, tanpa dibangunkan pun, ia akan segera sigap berangkat ke sekolah."

Juga bukan berarti bila ada kekurangan di aspek lain, orang tua jadi minder memasukkan anaknya ke TK. "Justru dengan memasukkan ke TK, orang tua dan guru akan bersama-sama menambah kekurangan itu dan mengembangkan potensi yang sudah ada. Sekali lagi, dengan cara bermain dan tanpa paksaan."

PENDIDIKAN DI TK SANGAT BERMANFAAT

Prinsip belajar di TK adalah bermain. Meski hanya bermain, tetapi banyak manfaatnya. "Anak bisa mengembangkan seluruh potensinya lewat bermain sehingga saat terjun ke sekolah formal sesungguhnya, dia bisa memahami keberadaan di lingkungannya bahwa ia punya tanggung jawab, bisa mengikuti peraturan, tata tertib, dan disiplin-disiplin yang diberikan," papar Bambang.

Di TK, anak jakan mendapatkan pelajaran-pelajaran baru semisal mengenal warna, bentuk, irama, dan lainnya lewat bermain. Lewat bermain pula, anak bukan hanya bisa mengembangkan otot-ototnya, baik otot besar maupun otot halus seperti perkembangan motorik kasar dan halus, tapi juga bisa berfantasi dan mengekspresikan diri. Anak juga belajar bersosialisasi, berbicara satu dengan lainnya lewat bermain.

Itulah sebabnya, jenjang TK tak bakal menjadi prasyarat masuk SD, tapi Bambang berpendapat, TK lebih bermanfaat. "Karena anak akan mengenal nuansa yang bakal ditemuinya di SD, seperti bahwa sekolah itu belajar aturan. Nah, di rumah, kan, tidak ada aturan seperti dalam belajar kelompok, bermain bersama, patuh pada guru dan disiplin kelas," ujar pendidik yang bersama istrinya menulis buku Seri Mengembangkan Potensi Bawaan Anak.

Anak yang sudah bersekolah di kelompok bermain umumnya akan lebih mudah menyesuaikan diri saat masuk TK. Minimal, anak tak "kaget" saat menemui lingkungan baru. Ia sudah bisa bermain dan mampu bersosialisasi dan terbiasa menerima instruksi dari orang lain selain orang tuanya.

Tak lupa ia berpesan agar orang tua melakukan survei ke sekolah yang dituju. Dengan mengetahui apa yang diprogramkan oleh sekolah dan apa yang kita siapkan, maka kita akan tahu mana sekolah yang cocok untuk anak kita.

Santi