Meski setiap anak akan mengalami fase perilaku "lengket" atau clingy, tak jarang Sang Ibu kewalahan karena waktu dan ruangnya menjadi terbatas. Jika anak Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk melewatinya, tak perlu khawatir. Pasalnya perilaku ini merupakan tahapan perkembangan yang memang harus dilalui anak. Di usia ini, anak memang membutuhkan rasa aman, yang mencakup fisik, emosi, dan sosial, sehingga ia akan merasa terlindungi. Justru jika anak tidak mengalami fase ini, bisa disebut tidak sehat.
Objek pada perilaku yang dimulai ketika anak masih bayi ini biasanya orang yang mengasuhnya sehari-hari. Umumnya ibu, tetapi bisa pengasuh yang mengasuhnya sejak kecil, atau orang lain. Biasanya perilaku ini akan berlangsung sampai anak berusia tiga tahun, ketika ia mulai belajar bersosialisasi. Seiring perkembangan usia, maka objek pun akan berpindah. Anak mulai bertemu orang banyak, terutama teman sebayanya. Ia pun mulai lengket dengan teman-temannya, sehingga tak "butuh" ibu atau pengasuhnya lagi.
Bagaimana jika anak sangat lengket pada ibunya? Biasanya, ini disebabkan karena anak tidak memiliki objek perlengketan. Misalnya, Si Ibu tidak memberikan respon tatkala ia menangis. Akibatnya, anak akan berkembang menjadi anak yang sulit dan super-lengket ke ibunya. Bisa juga anak sangat lengket karena Si Ibu yang terlalu melindungi. Penyebab lain adalah pengalaman traumatis yang pernah dialami anak. Misalnya, saat pertama kali berpisah dengan ibunya. Meski normal, namun bila berlebihan, perilaku ini tentu akan berdampak negatif juga. Sang ibu menjadi sangat kerepotan, sementara anak tumbuh menjadi anak yang selalu khawatir atau takut.
Untuk mengatasinya, simak beberapa tips berikut:
1 Fase Wajar
Orangtua harus memahami bahwa perilaku ini merupakan fase yang wajar. Belajar untuk menjadi mandiri merupakan proses yang "menakutkan" bagi sebagian besar anak dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu semalam. Setiap anak mengalami masa takut berpisah atau takut ditinggalkan, khususnya oleh orang yang dekat seperti orangtua. Jadi, tak perlu memaksa atau berharap terlalu banyak, biarkan Si Kecil tumbuh sesuai perkembangannya.
2 Yakinkan Si Kecil Bahwa Ia Aman
Peluk dia, beri ia kasih sayang dan dorongan supaya ia yakin bahwa apa yang dihadapinya adalah sesuatu yang tidak perlu ditakutkan. Tentu, ini harus dilakukan pelan-pelan, step by step. Setiap anak dilahirkan unik dan tidak sama satu sama lain. Ada yang lebih cepat duluan, dan sebaliknya.
3 Siapkan Anak
Misalnya pada saat ia hendak pergi bersama kelompok atau orang-orang yang menurut Anda akan membuat anak khawatir dan tak mau lepas dari Anda. Jika Anda berniat meninggalkan anak dengan seseorang lain, tante atau pengasuh misalnya, kenalkan ia lebih dulu, sampai ia terlhat tidak khawatir lagi Anda tinggalkan.
4 Beri Ia Ruang