Jika Anak Tak Mau Lepas

By nova.id, Minggu, 21 Agustus 2011 | 03:15 WIB
Jika Anak Tak Mau Lepas (nova.id)

Jika Anak Tak Mau Lepas (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Meski setiap anak akan mengalami fase perilaku "lengket" atau clingy, tak jarang Sang Ibu kewalahan karena waktu dan ruangnya menjadi terbatas. Jika anak Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk melewatinya, tak perlu khawatir. Pasalnya perilaku ini merupakan tahapan perkembangan yang memang harus dilalui anak. Di usia ini, anak memang membutuhkan rasa aman, yang mencakup fisik, emosi, dan sosial, sehingga ia akan merasa terlindungi. Justru jika anak tidak mengalami fase ini, bisa disebut tidak sehat.

Objek pada perilaku yang dimulai ketika anak masih bayi ini biasanya orang yang mengasuhnya sehari-hari. Umumnya ibu, tetapi bisa pengasuh yang mengasuhnya sejak kecil, atau orang lain. Biasanya perilaku ini akan berlangsung sampai anak berusia tiga tahun, ketika ia mulai belajar bersosialisasi. Seiring perkembangan usia, maka objek pun akan berpindah. Anak mulai bertemu orang banyak, terutama teman sebayanya. Ia pun mulai lengket dengan teman-temannya, sehingga tak "butuh" ibu atau pengasuhnya lagi.

Bagaimana jika anak sangat lengket pada ibunya? Biasanya, ini disebabkan karena anak tidak memiliki objek perlengketan. Misalnya, Si Ibu tidak memberikan respon tatkala ia menangis. Akibatnya, anak akan berkembang menjadi anak yang sulit dan super-lengket ke ibunya. Bisa juga anak sangat lengket karena Si Ibu yang terlalu melindungi. Penyebab lain adalah pengalaman traumatis yang pernah dialami anak. Misalnya, saat pertama kali berpisah dengan ibunya. Meski normal, namun bila berlebihan, perilaku ini tentu akan berdampak negatif juga. Sang ibu menjadi sangat kerepotan, sementara anak tumbuh menjadi anak yang selalu khawatir atau takut.

Untuk mengatasinya, simak beberapa tips berikut:

1 Fase Wajar

Orangtua harus memahami bahwa perilaku ini merupakan fase yang wajar. Belajar untuk menjadi mandiri merupakan proses yang "menakutkan" bagi sebagian besar anak dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu semalam. Setiap anak mengalami masa takut berpisah atau takut ditinggalkan, khususnya oleh orang yang dekat seperti orangtua. Jadi, tak perlu memaksa atau berharap terlalu banyak, biarkan Si Kecil tumbuh sesuai perkembangannya.

2 Yakinkan Si Kecil Bahwa Ia Aman

Peluk dia, beri ia kasih sayang dan dorongan supaya ia yakin bahwa apa yang dihadapinya adalah sesuatu yang tidak perlu ditakutkan. Tentu, ini harus dilakukan pelan-pelan, step by step. Setiap anak dilahirkan unik dan tidak sama satu sama lain. Ada yang lebih cepat duluan, dan sebaliknya.

3 Siapkan Anak

Misalnya pada saat ia hendak pergi bersama kelompok atau orang-orang yang menurut Anda akan membuat anak khawatir dan tak mau lepas dari Anda. Jika Anda berniat meninggalkan anak dengan seseorang lain, tante atau pengasuh misalnya, kenalkan ia lebih dulu, sampai ia terlhat tidak khawatir lagi Anda tinggalkan.

4 Beri Ia Ruang

Anak butuh waktu dan ruang untuk melewati masa-masa sulitnya. Jadi, sesekali, biarkan ia sendirian. Tak perlu buru-buru menolongnya atau menghampirinya setiap kali ia tampak butuh bantuan Anda. Pelan-pelan, beri ia dorongan untuk bermain bersama teman-temannya, lalu menjauhlah. Tentu, Anda harus tetap berada di sekitarnya, sehingga siap setiap saat ia butuh bantuan Anda. Yang penting, hindari selalu memberi bantuan setiap saat.

5 Jangan Perlihatkan ­Kekhawatiran Anda

Ini penting. Jangan memperlihatkan kecemasan Anda di depan Si Kecil. Misalnya, saat awal masuk sekolah atau ketika Anda hendak meninggalkannya dengan orang lain. Kecemasan atau kekhawatiran Anda akan menular dan malah akan menyulitkan anak. Anak juga akan merasa khawatir. Jadi, lebih baik ajarkan anak untuk lebih percaya diri, tentu dengan cara yang tepat dan sesuai tahapnya. Jangan lupa untuk selalu memberi tahu anak bahwa Anda akan segera bermain lagi dengannya saat kembali ke rumah.

6 Selalu Ucapkan Selamat Tinggal

Meski tampaknya sepele, jangan lupa untuk mengucapkan selamat tinggal setiap kali Anda hendak meninggalkan Si Kecil, misalnya untuk pergi ke kantor. Bahkan, jika anak tampak sedih dan hendak menangis sekalipun. Beri ia pelukan dan ciuman dan beri tahu bahwa Anda akan segera pulang. Meninggalkan Si Kecil secara diam-diam bukanlah pilihan bijaksana, dan juga bukan solusi tepat bagi anak-anak yang "lengket" ini. Anak jadi tidak tahu ke mana ibunya pergi dan kapan ibunya akan kembali, dua hal yang justru akan membuat ia semakin tak mau berpisah dari Anda.

Jangan khawatir, anak pasti akan segera tenang begitu Anda meninggalkanya beberapa menit kemudian. Anak akan dengan mudah teralihkan perhatiannya oleh mainan atau aktivtas lain. Lama-lama, anak akan terbiasa ditingal dan mampu menghadapi saat-saat harus bersama dengan oranglain. 

7 Pasti Akan Lewat

Ingat, fase lengket ini pasti akan lewat. Si Kecil tidak bakal akan lengket dengan Anda sampai usia belasan tahun, kan? Jadi, nikmati saja saat-saat ini, toh tidak akan selamanya berlangsung. Sekesal atau sefrustrasi apapun fase ini buat Anda saat ini, yakinlah bahwa Anda akan merindukannya lagi suatu saat.

Hasto Prianggoro