Ketua MUI Nilai Film "Hijab" Punya Banyak Pesan Moral

By nova.id, Senin, 26 Januari 2015 | 07:33 WIB
Ketua MUI Nilai Film Hijab Punya Banyak Pesan Moral (nova.id)

TabloidNova.com - Saat peluncuran film Hijab yang dilakukan pada Selasa (13/1) lalu di Epicentrum XXI, Hanung Bramantyo mengatakan, ingin mencoba menggelitik komunitas muslim konservatif di Indonesia lewat filmnya itu. "Jika dalam beberapa film sebelumnya saya justru menampar mereka, kali ini saya hanya menggelitik," ujarnya.

Film "menampar" yang dimaksud Hanung adalah film sebelumnya, yang juga sama-sama mengangkat tema Islam dan sempat menuai kontroversi, yakni Perempuan Berkalung Sorban. "Saya justru punya teman-teman yang konservatif. Tapi lewat film ini, saya memang ingin menggelitik mereka," imbuh Hanung.

Sindiran yang dimunculkan Hanung dalam film Hijab antara lain soal larangan bekerja bagi para istri, namun dihadirkan lewat humor atau komedi. Sehingga banyak penonton merasa diingatkan pada film komedi karya Hanung sebelumnya, Get Married.

Film Hijab yang dibintangi oleh Carissa Putri,  Tika Bravani, Natasha Rizky, Zaskia Adya Mecca Zaskia, Nino Fernandez, Mike Lucock, Ananda Omesh, dan Dion Wiyoko, telah diputar di bioskop Indonesia sejak Kamis (15/1) pekan lalu.

Pada saat penayangan perdana film ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin juga menyempatkan diri menghadirinya. Bahkan kesempatan ini ia gunakan pula untuk menanggapi pro dan kontra soal penayangan film Hijab. Menurutnya, film Hijab punya banyak pesan moral.

Dapur Film sebagai penyelenggara acara mengaku memang secara khusus mengundang Din sejak Hijab ditayangkan di bioskop demi meredakan berbagai tuduhan bernada miring yang dialamatkan kepada film ini.

Sebelum tayang di bioskop, Hijab memang telah lebih dulu dianggap sebagai film yang terkesan menjelek-jelekkan nama Islam. Ada pula tuduhan yang menganggap film terbaru Hanung ini sebagai bentuk sinisme pada kehidupan para perempuan berhijab.

Tuduhan semacam itu pun membuat sang sutradara dan istrinya, Zaskia Adya Mecca, yang menjadi produser dan pemain, gerah. Oleh karena itu, mereka sengaja mengundang langsung Ketua MUI untuk menyaksikannya.

Seusai menonton Hijab, Din berpendapat, film ini sangat bagus dan layak tonton. "Setelah saya tonton, saya dapat menyimpulkan film ini sangat bagus. Memang bicara tentang realitas walaupun tak terlalu luas. Ya, realitas di kalangan masyarakat tertentu tapi bisa dikemas dan pada akhirnya bisa memberikan pesan moral," ujarnya.

Din mengaku tak memungkiri akan selalu ada dimensi positif dan negatif dari sebuah karya. Namun dengan menghadiri gala premiere film ini, Din berharap bisa mengurangi kontroversi di kalangan umat Islam, bahkan di kalangan ulama mengenai perempuan di mata Islam.

Satu poin yang ditekankan Din adalah tentang peran istri dalam rumah tangga. "Istri tidak layak untuk aktif di ruang publik, ia harus tunduk pada suami dan ini digambarkan pada alur cerita. Tapi karena keaktifan istri di ruang publik, akhirnya jadi bermanfaat," ucapnya lagi.

Bagi Din, Hijab adalah sebuah klarifikasi positif yang dipaparkan dengan cara sangat artistik dan canggih. "Penilaian akhir silakan kepada masing-masing. Secara keseluruhan film ini punya pesan dakwah, walaupun bermain dengan realita yang harus dipotret apa adanya," tutupnya.

Intan Y. Septiani/Dari berbagai sumber