Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (PPBB) Kementerian Kesehatan, dr. Rita Kusriastuti, M.Sc., menjelaskan, ada beberapa jenis nyamuk yang bisa menimbulkan penyakit pada manusia.
Kelompok pertama, nyamuk Aedes yang aktif di siang hari dan dikenal sebagai nyamuk belang. Mereka gemar hinggap di tempat-tempat gelap dan gantungan baju. Contohnya, nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan Aedes albopictus yang menyebarkan penyakit Chikungunya. "Nyamuk Aedes juga bisa membawa penyakit Japanese Encephalitis, sejenis infeksi pada otak," kata Rita.
Kelompok kedua adalah nyamuk Anopheles yang aktif pada malam hari dan dikenal sebagai nyamuk malaria. "Nyamuk Anopheles memang nyamuk yang membawa penyakit malaria. Jenisnya sangat banyak, namanya pun bermacam-macam," lanjut Rita. Nyamuk Anopheles ini biasanya aktif dan menggigit mulai senja sampai subuh.
Tempat berkembang biak nyamuk Anopheles pun bermacam-macam. Di antaranya sawah, pantai, pegunungan, sungai aliran lambat, sungai aliran cepat. Mereka biasanya hinggap atau beristirahat di dinding, satu meter di atas tanah, dan biasanya lebih suka dinding papan atau bambu.
Kelompok berikutnya adalah nyamuk Mansonia (nyamuk kebun) dan Culex (nyamuk got). Mereka biasanya keluar di malam hari dan bisa dikenali lewat bunyi berdenging seperti "nging-nging". Selain DBD, Chikungunya, dan malaria, keempat kelompok ini juga merupakan pembawa penyakit kaki gajah. "Mereka bisa membawa cacing di dalam tubuhnya. Dan, kalau cacing ini masuk ke tubuh manusia melalui gigitan, maka bisa timbul penyakit kaki gajah," kata Rita.
Butuh Air
Kita sebaiknya memahami siklus nyamuk jika ingin membasmi atau mengusir nyamuk. Nyamuk akan berhenti menggigit setelah kenyang. Nyamuk juga tidak akan menggigit atau mengisap darah orang yang bergerak. Itulah sebabnya, nyamuk biasanya menggigit saat manusia tidur. Di musim panas, nyamuk bisa bertahan hidup sekitar dua minggu dan bisa lebih lama di musim hujan.
Nyamuk pun selalu membutuhkan darah untuk mematangkan telurnya, entah darah manusia atau binatang. Air, entah rawa atau cekungan, pohon, dan sebagainya adalah tempat nyamuk menyimpan telur. Telur ini kemudian akan berkembang biak menjadi jentik (larva), pupa, siap terbang, dan kemudian menjadi nyamuk dewasa, membutuhkan darah lagi, dan seterusnya.
Jadi, jika Anda merasa terlalu banyak nyamuk di rumah, bisa dipastikan ada genangan air. Atau, coba lihat selokan. Di musim hujan, biasanya genangan pun lebih banyak. Dan, jangan lupa selalu cek dak rumah atau tempat tampias air.
Cara Semprot
Sebenarnya, membunuh atau mengusir nyamuk bisa dilakukan tanpa obat-obatan yang mengandung bahan kimia. Sebut saja tanaman lavendel (lavender, Red.) yang dikenal bisa mengusir nyamuk. Tapi, kita biasanya menggunakan obat antinyamuk.
Nah, beda jenis nyamuk, beda pula cara pembasmiannya. Nyamuk dewasa, misalnya, bisa dibunuh dengan disemprot obat antinyamuk atau menggunakan raket nyamuk.
Penyemprotan nyamuk juga bisa dilakukan dengan bermacam teknik. Untuk nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan DBD, penyemprotan dilakukan dengan teknik space spray, misalnya fogging (pengasapan).
Untuk nyamuk Anopheles pembawa malaria, dinding ruangan (indoor residual spray) yang disemprot karena nyamuk jenis ini hinggap di dinding. "Sedangkan nyamuk malam hari disemprot dengan obat antinyamuk semprot," lanjut Rita. Kelambu berinsektisida juga efektif membasmi nyamuk ini dan aman bagi manusia. "Bisa tahan sampai tiga tahun dan boleh dicuci. Kelambu biasa sebetulnya juga bisa. Caranya, celupkan ke dalam cairan insektisida tertentu," kata Rita.
Lama-lama Kebal
Saat ini, terdapat beragam jenis obat antinyamuk, di antaranya obat semprot (spray), bakar, elektrik, dan sebagainya. Ada juga obat antinyamuk semprot yang kandungannya berupa konsentrasi (concentrate) bahan aktif. Alhasil, semprot sekali pun sudah cukup untuk perlindungan selama beberapa jam.
Akan tetapi, umumnya semua jenis obat antinyamuk memiliki kandungan bahan aktif yang sama. Obat nyamuk juga sudah mulai menggunakan bahan-bahan aktif yang tidak mencemari lingkungan dan mudah diurai. "Obat-obat antinyamuk ini sudah melalui penelitian dan dinyatakan aman, juga sudah melalui tes oleh WHO," kata Rita.
Insektisida yang dipakai untuk kesehatan manusia pun berbeda dengan insektisisda yang dipakai untuk pertanian. "Untuk manusia, tentu dosisnya aman bagi manusia. Kita selalu amati dan awasi," kata Rita. Namun, lanjut Rita, jika ada orang yang memiliki riwayat alergi, tentu pemakaian obat antinyamuk ini sebaiknya dihindari.
Nyamuk juga mengembangkan resistensi. Jadi, jika Anda terlalu sering mengunakan obat antinyamuk jenis A, nyamuk lama-lama akan kebal. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan obat nyamuk berbeda merek secara bergantian.
Oles Hingga Semprot
Obat antinyamuk semprot biasanya dipakai membunuh nyamuk terbang. Sementara obat antinyamuk bakar dan repellent (obat oles) hanya dipakai untuk mengusir nyamuk. Jika ditilik dari segi kandungan, maka obat antinyamuk repellent yang paling sederhana. Tapi, penggunaan repellent harus melihat riwayat alergi pemakai. Jika menimbulkan reaksi kemerahan atau rasa gatal setelah pemakaian, pemakaian sebaiknya dihentikan.
Repellent juga tidak dianjurkan dipakai terlalu sering. "Hati-hati penggunaan pada anak-anak. Hindari anak memakai sendiri. Kalau mereka memakai sendiri, sebaiknya segera cuci tangan setelah memakai," tegas Rita. Khusus bayi, kawat kasa atau kurungan bayi bisa dipakai. Atau, pakai minyak telon, minyak kayu putih, atau minyak serai untuk mencegah gigitan nyamuk.
Berantas Jentik
Penyemprotan termasuk salah satu cara fisik membasmi nyamuk. Selain itu, Anda juga bisa melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur), mendaur ulang botol plastik bekas, dan memasang kawat kasa.
Cara berikutnya adalah cara kimiawi dengan menggunakan larvasida dan insektisida. Terakhir, cara biologi yaitu dengan memasukkan predator (hewan pemangsa). Misalnya, memasukkan ikan pemakan jentik ke dalam bak mandi atau kolam.
Penanganan ini harus dilakukan sejak nyamuk berwujud telur, terutama nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini rupanya menyukai tempat buatan manusia. Alhasil, larva atau jentik nyamuk Aedes aegypti akan menempel di dinding, entah dinding ember, bak mandi, atau wadah air bekas AC atau pendingin ruangan. Selain 3M, jentik bisa diatasi juga dengan menaburkan bubuk seperti pasir yang dikenal awam dengan nama Abate.
Jam Semprot
Anda juga harus mencermati jam penyemprotan. Contohnya untuk nyamuk Aedes aegypti yang hanya aktif dan menggigit pada pagi hari. Di siang hari, mereka akan hinggap atau beristirahat, dan sore hari (sekitar pukul 15.00) kembali aktif dan menggigit. Pada jam-jam aktif inilah penyemprotan harus dilakukan.
Atau, kita berangkat tidur pukul 20.00, sementara nyamuk malam mulai aktif sekitar menjelang Magrib. Maka, penyemprotan sebaiknya dilakukan sebelum itu, kira-kira satu jam sebelumnya. Dan, yang paling penting, "Tidak boleh asal semprot. Jika ada bayi atau orang sakit di rumah seperti penderita asma, penyemprotan sebaiknya dihindari. Jangan lupa, setelah penyemprotan, tutup pintu ruangan atau kamar, dan diamkan sekitar setengah jam," papar Rita.
Rumah Bebas Nyamuk
Coba beberapa langkah berikut supaya rumah senantiasi bebas dari nyamuk.
- Hindari air tergenang. Jika selokan pampat, segera bersihkan supaya aliran airnya lancar. Cek juga dak rumah dan tempat-tempat air biasa tertampung. Ingat, tempat-tempat ini merupakan lokasi favorit nyamuk untuk berkembangbiak. Apalagi waktu musim hujan.
- Hindari menggantung baju. Selain gelap, aroma tubuh kita ternyata juga menarik nyamuk untuk bersembunyi di baju-baju yang digantung.
- Memasang kawat kasa bisa membantu mencegah nyamuk hinggap di tubuh.
- Di rumah, bantuan obat antinyamuk bisa dipakai. Tapi, sebaiknya hindari menggunakan satu jenis obat. Pasalnya, pemakaian obat yang sama dalam waktu lama akan membuat nyamuk menjadi kebal terhadap jenis tersebut.
Hasto Prianggoro