Nah, kondisi apa sajakah yang akan membawa masalah jika hubungan seksual tetap dilakukan. Baik itu berupa kendala medis maupun psikologis. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut penjelasan Dr. H. Bambang Sukamto, DMSH, seksolog.
KENDALA MEDIS
1. Saat menstruasi
Hubungan intim tak boleh dilakukan ketika istri mengalami haid. Kenapa? Karena saat itu vagina mengeluarkan darah haid. Jika dalam kondisi tersebut tetap berlangsung hubungan intim, dikhawatirkan terjadi infeksi, terutama pada bagian rongga panggul. Dampak lebih jauh, infeksi dapat terjadi lebih parah karena pembuluh darah terbuka di bagian permukaan rahim. Jadi, sebaiknya hubungan intim ditunda dulu sampai istri berhenti menstruasi.
2. Masa Nifas
Empat puluh hari pascamelahirkan disebut masa nifas. Di saat ini juga suami-istri tak boleh melakukan hubungan intim karena tubuh ibu sedang mengalami proses pemulihan. Terkadang disertai nyeri akibat jahitan episiotomi. Tak salah kalau untuk kembali pulih dibutuhkan waktu yang cukup panjang. Bahkan bisa jadi proses pemulihan berlangsung lebih panjang. Terutama jika terjadi infeksi pada vagina. Alhasil, hubungan intim mesti ditunda lebih lama sampai kondisi istri pulih.
Nah, walau masa nifas berlalu, kadang ibu masih merasakan nyeri ketika berhubungan intim. Penyebabnya bisa beragam. Misalnya, secara psikologis, ibu yang baru pertama kali melahirkan kadang merasa tertekan karena khawatir tak bisa menjalankan perannya sebagai ibu yang baik, mungkin juga akibat mengalami sindrom baby blues dan sebagainya. Tanpa disadari, kondisi seperti ini justru dapat menurunkan hasrat seksualnya. Ada juga wanita yang menjadi frigid (sulit terangsang) karena merasa tak percaya diri lagi setelah melahirkan. Dia merasa bentuk tubuhnya, payudara, bahkan vaginanya sudah tak seperti dulu lagi.
Kalau sudah begitu, sang suami sebaiknya tak memaksakan untuk berhubungan intim. Sebaiknya tunggu hingga kondisi fisik dan mental sang istri kembali stabil. Kemudian, ketika ia sudah kembali siap "berehem-ehem", maka suami hendaknya melakukan perangsangan lebih lama agar otot-otot vagina menjadi relaks serta memproduksi cairan pelumas yang mencukupi.
3. Masa hamil
Boleh dibilang, di usia kehamilan trimester pertama dan ketiga, wanita berada dalam masa yang rawan. Kalau hubungan intim dilakukan, bisa saja menimbulkan keguguran, pecah ketuban dini atau lahir prematur. Bahkan, untuk beberapa kondisi tertentu, dokter kandungan biasanya menyarankan agar suami-istri tak melakukan hubungan intim. Meski begitu, kalau menurut dokter istri boleh melakukan hubungan intim, silakan saja. Asalkan dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan posisi berhubungan yang tak mengganggu kenyamanan dan keselamatan janin beserta ibunya.
4. Kondisi sakit