Menurut Pranindyo, keterlambatan bicara pada seorang anak selalu bisa disembuhkan. "Asalkan tak ada cacat fisik atau organ seperti sumbing. Jadi, orang tua tak perlu cemas."
Biasanya pengobatan diberikan dalam bentuk vitamin dan jenis obat yang sifatnya mengurangi impulsis otak yang tak berguna, terutama pada anak hiper. "Tapi obat tersebut bukan untuk mengobati sel syaraf agar menjadi bagus, melainkan mengurangi gejala yang tak berguna, seperti gerak memainkan jari terus-menerus." Setelah itu biasanya disarankan untuk melakukan terapi karena bicara merupakan suatu perilaku."
Jika penyebabnya anak kurang mendapat rangsangan, anjur Mayke, orang tua harus segera intervensi dan menstimulusnya secara terarah. "Jangan sekali-kali orang tua beranggapan, keterlambatan bicara anaknya akan hilang sendiri dengan bertambahnya usia. Tidak."
Banyak hal bisa jadi media untuk melatih anak bicara. Orang tua harus sering mengajak si anak bicara. Misalnya dengan sering menelepon anak bila ibu bekerja. Juga perluas pengetahuan anak melalui media buku bergambar, tunjukkan nama-nama benda atau binatang, atau nama-nama benda di rumah dan lingkungan terdekat si anak.
Entah itu meja, kursi, langit, lemari, dan lainnya. Bisa juga memperkenalkan bend yang ada di tubuh anak, mata, telinga, hidung, dan seterusnya.
Selain itu, bantu anak untuk mengerti konsep sederhana seperti besar-kecil, basah-kering, dan lainnya. Asah inderanya dengan memperkenalkan tentang warna, suara, bau, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat agar anak mengerti banyak kata sebelum digunakan dalam percakapan.
Lakukan komunikasi dengan anak setiap hari. Sebab, untuk mengerti bahasa, anak harus mendengar bahasa tersebut diucapkan berulang-ulang. "Jadi, sering-seringlah mengajaknya bicara walau ia belum dapat menanggapi."
Bila anak mengucapkan kata secara keliru, langsung koreksi. Begitu juga jika ia menggunakan tata bahasa yang salah. Anak juga senang dengan nyanyian dan mendengarkan musik. Dengan mengulang lagu-lagu sederhana akan menambah perbendaharaan katanya.
Hanya saja, pesan Mayke, dalam melatih anak berbicara hendaknya jangan terburu-buru dan harus bertahap. "Jangan banyak-banyak dulu. Nanti kalau ia sudah bisa, baru beralih ke kata yang lain." Karena dalam latihan itu, bukan hanya sekadar agar anak mengerti nama-nama benda itu, tapi sekaligus mengucapkannya. Untuk memperkenalkan tomat dan bagaimana mengucapkannya, tunjukkan buah tomat dan katakan, "Ini namanya tomat. Coba sebutkan, to-mat."
Mulailah dengan kata-kata dari benda yang disukai anak. Jika ia gemar mobil-mobilan, misalnya, ajari untuk mengucapkan kata mobil. Terus berlanjut ke kata "mobil merah", "mobil tua", dan sebagainya agar kosa katanya berkembang. Tapi jangan paksa ia. Misalnya ia hanya bisa mengucapkan kata "susu" dengan "cu....", biarkan saja. "Toh, ia sudah bisa berekspresi dengan benar. Lambat laun ia pasti akan bisa," kata Mayke.
Oh ya, jangan lupa berikan pujian bila ia mengucapkan kata atau kalimat yang benar.
Indah Mulatsih, Dedeh