KB berupa suntikan mengandung hormon progesteron dan bisa dilakukan dengan 3 cara; dilakukan 3 bulan sekali, 10 minggu sekali, dan sebulan sekali. Keuntungannya, tidak mengganggu produksi ASI sehingga dapat digunakan ibu-ibu yang sedang menyusui. Sayangnya, KB ini sering membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Selain itu, lapisan dalam rahim juga menipis sehingga haid jadi sedikit atau hanya berupa bercak-bercak saja atau bahkan tidak haid sama sekali. "Hal ini bisa terjadi karena tidak adanya hormon estrogen. Sebab estrogenlah yang membuat indung telur menghasilkan sel telur. Dengan ketiadaan estrogen, maka selaput dinding rahim juga tidak terbentuk, sehingga tidak terjadi mens. Orang sering bingung, lantas mensnya lari ke mana? Sebenarnya tidak lari ke mana-mana, melainkan tidak dibentuk. Makanya tidak ada mens."
Namun, Ibu jangan lantas khawatir bahwa tubuh akan kekurangan hormon estrogen selama menjalani KB ini, lo. "Dengan dosis tertentu, sebenarnya tubuh tetap menghasilkan estrogen, sehingga tak terjadi osteoporosis. Tapi untuk menghasilkan sel telur, kan, dibutuhkan estrogen dengan kadar tertentu. Nah, KB ini hanya mencegah tubuh menghasilkan hormon dengan kadar setinggi itu, sehingga tidak terjadi sel telur."
Selain menghalangi terjadinya ovulasi, KB suntik juga membuat lendir serviks bertambah kental sehingga menghambat penetrasi sperma melalui mulut rahim. "Namun kelemahannya, karena suntik dilakukan 3 bulan sekali, orang seringkali lupa untuk kembali suntik setelah masanya habis. Sehingga sering terjadi kebobolan dan hamil sebelum dilakukan suntikan ulang."
* Susuk
Atau norplant digunakan sekali selama 5 tahun. Alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel ini dibungkus dalam kapsul dan ditusukkan di bawah kulit. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit.
Susuk akan mengentalkan lendir serviks atau mulut rahim sehingga menyulitkan penetrasi sperma. Namun kelemahannya, si wanita akan mengalami gangguan pola haid, seperti terjadinya spooting (flek), perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah, sering sakit kepala, perubahan pada libido dan berat badan, serta timbulnya jerawat.
KB DENGAN ALAT
* Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Memasang suatu alat dalam rahim atau di mulut rahim. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berbentuk spiral, atau berupa helm dari karet yang digunakan untuk menutupi jalan lahir. Ada berbagai bentuk spiral; seperti cacing atau huruf S, berbentuk T, angka 7, dan berbentuk seperti sepatu kuda.
Dengan spiral, maka sperma yang seharusnya jalannya lurus-lurus saja, akan menjadi zigzag karena terhalang adanya spiral tadi. Dengan demikian jalannya sperma jadi mentok dan membuat ia berbalik lagi atau keburu mati duluan, sehingga tak terjadi pembuahan dengan sel telur.
Diakui Nurwansjah, dari sekian banyak pemasangan spiral tak selamanya mulus. "Karena ukuran masing-masing rahim itu, kan, berbeda-beda. Ada yang bentuknya ke depan atau ke belakang. Bisa jadi ukurannya tak sesuai sehingga sperma lolos kendati sudah ada portal. "Kalau tidak, dari sekian banyaknya sperma, ada juga yang bisa menembus liku-liku jalannya spiral tadi. Terlebih lagi kalau penggunanya atau ibu tadi tidak rajin kontrol sehingga kedudukan spiral tadi tidak lagi di tempatnya, tapi turun ke jalan lahir."
Alat ini bisa bertahan dalam rahim 2-5 tahun dan dapat dibuka sebelum waktunya jika kita ingin hamil lagi.