Boleh, Kok, Anak Tidur Larut Malam

By nova.id, Sabtu, 18 Juni 2011 | 22:45 WIB
Boleh Kok Anak Tidur Larut Malam (nova.id)

Dari kelima tahapan ini, bilang Dwi, yang terpenting buat anak ialah tahap ke-3 dan 4 untuk pertumbuhan, serta tahap ke-5 untuk perkembangan otak dan kecerdasan. Sedangkan terpenuhi tidaknya kelima tahapan ini, bisa dinilai/dideteksi kala anak bangun. "Jika segar dan ceria, bisa dipastikan ia telah memenuhi kelima tahapan tidur, sekalipun ia tidurnya larut malam. Namun, bila rewel berarti ia belum atau tak memenuhi kelima tahapan tidur tersebut." Nah, jika demikian, berarti anak tengah mengalami gangguan tidur.

MENGGANGGU PERKEMBANGAN

Jadi, Bu-Pak, bukan masalah bila si kecil sering tidur larut malam selama kualitas tidurnya terpenuhi. Namun tak berarti boleh dibiarkan. Pasalnya, tidur malam merupakan waktu pemulihan atau penyegaran tubuh sebagai persiapan menghadapi aktivitas esok hari. Itu sebab, tegas Sri Tiatri, Psi., sebaiknya anak tidur malam lebih lama.

Lagi pula, jika anak kerap tidur larut malam , ia tak terbiasa bangun pagi. Padahal, anak harus dibiasakan bangun pagi. Terlebih bila ia mulai masuk play group atau TK. "Jika anak tak bisa bangun pagi akibat tidur terlalu larut, tentu akan menjadi kesulitan sendiri, bukan cuma buat anak tapi juga seluruh anggota keluarga," jelas dosen pada Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta, yang akrab disapa Tia ini.

Dampak buat dirinya, ia jadi jarang berinteraksi dengan teman sebayanya. Bukankah umumnya anak-anak balita beraktivitas di waktu pagi menjelang siang? Usai itu, mereka akan tidur siang dan baru keluar lagi di waktu sore sehabis mandi. Hingga, jika anak jarang bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya, tentu ia jarang pula memperoleh stimulasi, baik stimulasi perkembangan motorik, observasi, maupun sosialnya. Nah, ini, kan, mengganggu perkembangannya.

Sedangkan dampak buat orang tua, yang pasti tentunya jadi kesal. Betapa tidak? Seharusnya pada jam tersebut kita bisa istirahat atau melakukan aktivitas lain, eh, malah harus menemani si kecil bermain.

CIPTAKAN SUASANA TIDUR

Itu sebab, kita harus mengubah pola tidurnya. "Bisa, kok, disesuaikan dengan jam atau waktu tidur anak pada umumnya, antara pukul 20.00-21.00," ujar Tia. Caranya, yang pertama tentulah dengan mengurangi jam tidur siang. Kalau tidak, bisa dipastikan si kecil akan sulit tidur malam harinya. Bukankah saat siang ia sudah banyak tidur?

Kemudian malamnya, ciptakan suasana tidur di rumah. Entah dengan membacakan cerita, menggelapkan ruangan, menyingkirkan semua mainan dan gerakan yang dapat menarik perhatiannya, serta membuat udara dalam ruangan lebih sejuk.

Namun perubahannya jangan drastis, lo. Misal, biasanya si kecil tidur pukul 24.00 lalu tiba-tiba kita menyuruhnya tidur pukul 20.00. "Ya, enggak bakalan bisa. Ia pasti protes dengan rewel dan menangis." Jadi, lakukan secara bertahap. Mula-mula ajak ia tidur sejam lebih awal. Tentu dengan menggunakan teknik jitu, seperti memberi reward atau dirayu. Jika sudah berhasil, majukan lagi satu jam, begitu seterusnya sampai berhasil.

ANEKA ACARA

Jika pemberian reward atau rayuan tak mempan, bisa digunakan cara mensugesti atau memberinya pengertian lewat komunikasi efektif. Misal, "De, sekarang ini waktunya tidur. Kalau Ade tidurnya kemalaman, entar bangunnya kesiangan. Jadi, enggak bisa ikut lari pagi sama Ayah dan Ibu."