Salahkah Terlalu Rajin Belajar?

By nova.id, Kamis, 26 Mei 2011 | 23:09 WIB
Salahkah Terlalu Rajin Belajar (nova.id)

Selain faktor internal, terlalu rajin belajar sampai melupakan ling­kungan sekitarnya, bisa juga disebabkan faktor eksternal, yaitu:

Tingginya harapan orangtua

Meski anak Anda cerdas, ja­ngan pernah mengeluh saat nilainya turun. Sebaliknya, jika kemampuannya termasuk biasa saja, jangan marah atau memaksanya ikut les atau bimbingan belajar untuk mendongkrak nilai rapornya. Hati-hati, tuntutan Anda dapat membuat anak terbebani. 

Pengaruh teman sekolah

Anak termotivasi belajar karena teman sekelasnya juga senang be­lajar. Agar ia tidak kalah dan malu dari temannya, anak merasa perlu belajar lebih keras. Pada dasarnya, anak-anak memang senang meniru, terlebih jika apa yang ditirunya menghasilkan nilai bagus dan pujian.

Pengalihan perhatian

Anak belajar untuk mengalihkan perhatiannya dari masalah, seperti kurang perhatian orangtua, sulit bergaul, dan lain-lain. Dengan be­lajar, ia dapat melupakan sejenak masalahnya sekaligus memenuhi tuntutannya sebagai anak sekolah yang memang harus belajar.

Memforsir Diri

Selain terlalu rajin belajar, anak yang mulai terobsesi dengan kegiatan ini juga mempunyai ciri-ciri lain. Sebut saja, memforsir diri­nya untuk terus belajar meski sudah kelelahan, mudah tersinggung dan sensitif saat lupa membuat tugas, perhatiannya akan hal lain menurun, dan sering sakit.

Pola pikirnya juga menjadi ter­lalu teoritis dan memiliki ketakutan berbuat kesalahan jika melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang dibacanya. Akibatnya, anak juga menjadi kurang kreatif, terlalu serius, dan tidak luwes dalam pergaulan, serta merasa tak cocok bermain dengan temannya karena merasa pikirannya lebih maju.

Positif Vs Negatif 

Psikolog dari Klinik Smart Mind­ Center ini juga menuturkan efek positif yang didapat ketika anak hobi belajar, selain tumbuh menjadi mandiri, anak juga berpikir sistematis. "Apalagi jika yang dibacanya memiliki alur yang jelas, seperti prosa, biografi, dan karangan ilmiah," ujar Fika.