9 Musuh Perkawinan (1)

By nova.id, Kamis, 3 Februari 2011 | 17:02 WIB
9 Musuh Perkawinan 1 (nova.id)

9 Musuh Perkawinan 1 (nova.id)

"Foto: Daniel Supriyono "

Kata orang tua, jangan pernah sekali-kali berpikir tentang perceraian. Bahkan, pada saat terjadi konflik besar pun, perceraian bukanlah solusi terbaik. Jadi, jagalah pernikahan Anda seolah-olah tengah mempertahankan hidup Anda. Apa saja sih ancaman yang patut diketahui dan biasa muncul dalam kehidupan berumah tangga? Berikut sembilan daftar di antaranya:

1 Komitmen berlebihan

Meski tampaknya oke, tapi berhati-hatilah terhadap ancaman satu ini, terutama bagi pasangan muda.

Bayangkan, Anda merupakan pasangan muda yang baru beberapa bulan menikah, tapi Anda berdua masing-masing sibuk dengan urusan karier, melanjutkan kuliah, bekerja penuh waktu di perusahaan multinasional, lalu mempunyai bayi atau balita, sibuk merencanakan membangun rumah, serta menghabiskan waktu memulai bisnis usaha pada waktu yang sama.

Kedengarannya konyol, namun banyak pasangan muda melakukan hal ini dan kemudian terkejut ketika yang terjadi adalah pernikahan mereka berantakan. Bagaimana tidak, satu-satunya saat mereka bisa bertemu satu sama lain justru pada saat mereka berdua sudah habis kelelahan.

Pesan moralnya adalah lebih banyak berbagi waktu satu sama lain jika ingin cinta Anda berdua tetap menyala.

2 Masalah keuangan

Urusan keuangan menjadi musuh nomor dua yang harus diwaspadai. Utang yang berlebihan, tagihan kartu kredit yang overlimit, debat mengenai bagaimana uang akan dibelanjakan, dan sebagainya sebaiknya diantisipasi.

Caranya, bicarakan di awal pernikahan bagaimana komitmen Anda berdua mengenai masalah keuangan.

Contoh, biasakan membayar tunai untuk barang-barang konsumtif, atau kalau memang tak perlu sebaiknya tunda saja. Jangan menghabiskan uang lebih untuk membeli benda atau jasa yang belum dibutuhkan atau yang harganya jauh di atas budget yang Anda miliki, karena ini hanya akan membuat sumber daya keuangan untuk hal-hal yang lebih penting menjadi berkurang. Contoh, dana untuk pendidikan anak, menyewa baby-sitter, budget kebutuhan rumah tangga, dan sebagainya. Ending-nya pun bisa ditebak, Anda dan pasangan sibuk beradu mulut. Intinya, alokasikan uang Anda dengan bijak.

3 Egois

Ada dua tipe orang di dunia, tipe pemberi dan tipe pengambil. Perkawinan antara dua orang bertipe pemberi bisa menjadikan perkawinan menjadi sesuatu yang indah. Kedua pasangan saling memberikan hal-hal terbaik buat pasangannya. Pernikahan antara pemberi dan pengambil bisa berisiko memunculkan konflik, meskipun relatif kecil dan bisa diselesaikan. Yang berbahaya adalah jika Anda dan pasangan sama-sama bertipe sebagai sang pengambil, masing-masing tak mau kalah, dua-duanya egois.  Cepat atau lambat, ini pasti akan menghancurkan pernikahan.

4 Intervensi mertua 

Rasanya terlalu tradisional dan kolot, ya? Namun, fakta menunjukkan banyak pasangan yang beradu mulut karena merasa campur tangan Sang Mertua terlalu jauh masuk ke dalam wilayah rumah tangga mereka. Di sisi lain, pasangan merasa pasangannya terlalu sensitif dan menilai buruk orang tuanya.

Banyak orang tua yang masih sulit memberikan otonomi bagi anak-anaknya yang sudah menikah. Apalagi jika Sang Anak merupakan anak kesayangan, anak bungsu atau anak tunggal. Jadi, jika salah satu suami atau istri belum sepenuhnya terbebaskan dari orang tua, maka yang terbaik adalah tidak tinggal dekat atau bersama mereka.

Hasto Prianggoro/ bersambung

foto: daniel supriyono