Jangan Takut Terhadap Anthrax

By nova.id, Jumat, 6 Mei 2011 | 17:01 WIB
Jangan Takut Terhadap Anthrax (nova.id)

Tentunya, sebagai orang yang sama sekali tak bersentuhan langsung dengan hewan ternak alias cuma sebagai pengkonsumsi, kita tak bisa mendeteksi hal tersebut karena tinggal membeli di pasar tradisional atau swalayan. Namun tak usah cemas, kita bisa, kok, mengenali daging yang terkena Anthrax. Cirinya, terang Sri, daging berwarna kehitaman dan mengeluarkan darah terus, basah, baunya lebih anyir, dan kekenyalannya tak sebagaimana mestinya.

Selain itu, tambah Budi, cek lebih dulu apakah daging tersebut ada stempel dari rumah potong daging atau tidak. "Jika terdapat stempel, berarti daging itu terjamin kesehatannya. Karena sebelum dipasarkan, daging harus melalui uji klinis lebih dulu sejak si hewan hidup hingga dipotong." Bahkan, hewan yang sudah dinyatakan sehat, setelah dipotong pun akan diperiksa lagi karkasnya (hewan yang sudah dipotong dan sudah dikuliti). Jika dinyatakan sakit atau tak sehat oleh dokter dan laboratorium, daging tersebut tak akan dipasarkan.

Tak kalah penting, periksa tempat penjualannya bersih atau tidak. Itulah mengapa, Sri dan Budi menganjurkan agar masyarakat tak perlu ragu untuk mengkonsumsi daging. Apalagi jika dagingnya dibeli di tempat-tempat yang memang diperuntukkan menjual daging oleh pemerintah alias di tempat yang legal. Tentu dengan tak lupa memeriksa kondisi daging tersebut sebelum membelinya.

ASUPAN PENGGANTI

Senada dengan Sri dan Budi, dr. Karel AL. Staa dari RS Pondok Indah Jakarta juga menghimbau masyarakat agar tak takut mengkonsumsi daging. Terlebih buat keluarga yang punya anak balita, karena anak balita sangat membutuhkan daging sebagai asupan untuk pertumbuhan tubuh dan perkembangan otaknya.

Saran Karel, selain kita harus cermat dalam memilih daging, kita pun harus memastikan bahwa daging yang akan dikonsumsi si kecil benar-benar sudah matang. Cirinya: jika daging tersebut dibelah, tak tampak lagi warna merah. Nah, agar benar-benar matang, daging harus dimasak dalam suhu 100 derajat Celcius selama 10 menit. Dengan demikian, daging tersebut aman untuk dikonsumsi anak maupun orang dewasa.

Namun bila kita tetap ragu untuk memberi asupan daging pada si kecil, ya, jangan dipaksakan. Toh, masih ada makanan lain sebagai penggantinya yang kandungan zat gizinya sama dengan daging seperti daging ayam, kacang-kacangan, dan ikan. "Yang penting, kan, anak makan makanan dengan asupan gizi cukup dan seimbang, bukan dagingnya," bilang Karel.

Selain itu, kita pun harus memperhatikan kebersihan anak dan keluarga serta lingkungan. "Ajari anak agar tak main di tempat-tempat kotor dan main-main tanah. Ajarkan pula untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan mandi sehari dua kali," lanjut Karel. Apalagi bila kita tinggal di daerah yang dinyatakan endemis Anthrax oleh pemerintah, otomatis kita harus selalu membiasakan hidup higienis dan selektif dalam mengkonsumsi makanan, serta hati-hati dalam melakukan aktivitas yang berhubungan langsung dengan hewan dan tanah.

  

Bila Si Kecil Terkena Anthrax

Menurut Karel, gejala yang ditimbulkan Anthrax pada anak maupun dewasa tak berbeda, yaitu mual-mual, demam, panas tinggi, gangguan saluran nafas, mencret atau gangguan pencernaan, dan lainnya. "Jadi, gejalanya tak ubah seperti gejala penyakit anak-anak pada umumnya." Sedangkan masa inkubasinya, baik pada anak maupun dewasa, menurut Sri Dadi, antara 1- 5 hari untuk tipe kulit, 2-5 hari untuk tipe pencernaan, dan 3-4 hari untuk tipe pernapasan, tergantung daya tahan tubuh masing-masing.

Jadi, jangan buru-buru mengambil kesimpulan si kecil terkena Anthrax hanya dengan melihat gejalanya. Namun bila si kecil diberi obat yang biasa diminumnya untuk gejala demam selama 24 jam tak kunjung sembuh, sebaiknya cepat-cepat dilarikan ke RS. Sekalipun si kecil sebelumnya tak mengkonsumsi daging. Ingat, penularannya bukan cuma lewat daging yang dimakan, lo. Namun begitu, jangan dulu panik. "Sebelum dilakukan pemeriksaan klinis oleh dokter dan uji laboratorium yang menyatakan positif Anthrax, masih tetap belum tentu anak terkena Anthrax," bilang Karel. Lain hal bila si kecil terkena Anthrax kulit, yang gejalanya bisa dikenali.

Jikapun si kecil divonis positif terkena Anthrax, Karel kembali menegaskan agar kita tak usah panik. "Penyakit ini bisa disembuhkan dengan mudah, kok, jika terdeteksi sejak dini dan belum sempat pada stadium akhir." Pengobatannya juga cuma dengan obat antibiotik, yang pemberiannya disesuaikan kondisi tubuh si anak dan bertahap. Artinya, jika antibiotik pertama tak mempan, akan diganti antibiotik kedua, dan seterusnya.

  Gazali Solahuddin/nakita