Wajib Dipantau: Naik-Turun Berat Badan Ibu Hamil Saat Puasa

By , Selasa, 23 Juni 2015 | 05:50 WIB
Banyak ibu hamil yang tetap ingin puasa namun khawatir akan kandungannya. Sebenarnya, ibu hamil boleh puasa, kok. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan (Nova)

Tahun ini Laila mendapat rezeki melalui kehamilan anak pertamanya. Meski bertepatan dengan bulan Ramadan, Laila ingin sekali tetap berpuasa. Namun, ia masih tak yakin apakah ibu hamil boleh puasa? Selain itu, ia juga khawatir puasa akan berpengaruh terhadap kesehatan janinnya. Bagaimana jika saat puasa naik turun berat badannya jadi tak stabil?

Baca: Puasa Saat Hamil, Kenapa Tidak?

Menurut dr. Florentina M. Rahardja, SpGK., Spesialis Gizi Klinik dari RS Royal Taruma, ibu hamil boleh puasa asal tanyakan dulu ke dokter kandungan. “Periksa kondisi tubuh dan kondisi janinnya.”

Sebagai contoh, bila selama kehamilan calon ibu terus-menerus muntah, otomatis kebutuhan energi dan nutrisi tak dapat terpenuhi. Muntah terus-menerus juga menyebabkan cairan banyak hilang dan berpotensi dehidrasi. “Jika tetap puasa, bisa berdampak negatif terhadap janinnya.”

Maka saat ibu hamil yang puasa memiliki tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera berbuka karena dehidrasi bisa membahayakan.

Baca: Ibu Hamil Boleh Puasa, Asal... (Plus Panduan Puasa Per Trimester Kehamilan)

Ibu hamil yang berpuasa pun harus perhatikan pengaturan makan dan minum selama puasa, serta harus memilih jenis makanan yang tepat. Berikut ilustrasi dari Floren:

Pengaturan Makan Ibu Hamil Saat Puasa 25 – 30%: sahur. 10 – 15%: takjil. 30 – 40%: menu buka puasa. 10 – 15%: kudapan usai tarawih. 10 – 15%: kudapan sebelum tidur.

Pengaturan Minum Ibu Hamil Saat Puasa Sahur: 1 gelas. Sebelum imsak: 1 gelas. Buka puasa: 1 gelas. Usai salat Magrib: 1 gelas. Usai makan berat: 2 gelas. Usai tarawih: 1 gelas. Sebelum tidur: 1 gelas.

Lebih lanjut, naik dan turun berat berat badan ibu hamil saat puasa harus diperhatikan. Kenaikan berat badan, idealnya adalah 3 kg pada trimester pertama, selanjutnya 1 – 1,5 kg per minggunya. “Bukan totalnya yang dikejar, pola kenaikannya harus perlahan.”

Banyaknya makanan yang dibutuhkan tergantung bulannya. Di trimester pertama belum perlu tambahan makanan yang banyak. “Namun, di trimester kedua dibutuhkan nutirisi untuk kesiapan ibu dan janin.”

Pasalnya, di trimester kedua kondisi tubuh ibu mulai bertambah, mulai dari otot rahim, jumlah darah, cadangan lemak, plasenta, dan ari-ari. “Makanan yang dibutuhkan kira-kira 300 kalori atau satu piring nasi dengan satu macam lauk.”