Menjawab Pemikiran Keliru Tentang Imunisasi

By nova.id, Selasa, 10 Juli 2012 | 22:53 WIB
Menjawab Pemikiran Keliru Tentang Imunisasi (nova.id)

Data Kemenkes tahun 2011 menunjukkan, imunisasi dasar rutin pemerintah bersama dengan seluruh anggota IDAI dan IDI dibantu oleh IBI dan PPNI telah berhasil memberikan imunisasi  kepada sekitar 4,5 juta (4.485.000) anak usia 0-1 tahun (vaksin yang diberikan berupa BCG satu kali, polio empat kali, DPT/HB tiga kali dan campak pada usia 9 bulan satu kali). Demikian juga imunisasi yang pada anak usia sekolah yang disebut BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), tahun lalu telah berhasil memberikan imunisasi pada 12.162.157 (88,2%) anak sekolah (kelas satu sampai tiga).

"Untuk mengurangi anak-anak yang rentan di masyarakat, Kemenkes telah menyelenggarakan pencanangan kampanye pemberian imunisasi tambahan campak dan polio, dalam 3 fase sejak tahun 2009 di 3 Provinsi, 2010 di 11 Provinsi dan pada tahun 2011 dimulai tanggal 18 Oktober, kepada balita di 17 Provinsi," papar Dr. H. Andi Muhadir, MPH, Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Kemenkes RI.

Upaya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dokter anak secara kontinyu juga dilakukan Satgas Imunisasi PP-IDAI. "Setiap tahun, Satgas Imunisasi menyelenggarakan simposium, yang tahun ini telah memasuki tahun ketiga," ujar DR. Dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K), Ketua Panitia Penyelenggara Simposium Imunisasi IDAI ke-3 yang juga Anggota Satgas Imunisasi, saat Seminar Media "Menjawab Pemikiran yang Keliru Terhadap Program Imunisasi," Selasa (10/7).

IDAI sendiri selalu membantu pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit dan mencegah kematian pada anak. "Kami menghimbau kepada para profesional kesehatan seperti dokter anak, dokter umum, dan bidan, agar memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Begitu pula perlu diinformasikan bahwa vaksin yang tersedia saat ini aman, telah melalui tahapan uji klinik, dan mendapat ijin edar BPOM. Vaksin yang dipakai oleh program imunisasi juga telah memperoleh pengakuan dari Badan International WHO dan lolos PQ (prakualifikasi)," tambah Badriul.

Hasto