Jika Suami Penakut

By nova.id, Rabu, 10 November 2010 | 17:01 WIB
Jika Suami Penakut (nova.id)

Jika Suami Penakut (nova.id)

""

Lalu bagaimana cara mengatasinya? "Penanganannya jelas berbeda antara mengatasi masalah suami yang takut mengambil keputusan dengan suami yang takut pada hantu dan hal-hal irasional lainnya," kata Anna Surti Ariani, Psi., dari Jagadnita Consulting.

TAKUT MENGAMBIL KEPUTUSAN

Ketakutan untuk mengambil keputusan biasanya dilatarbelakangi pengalaman buruk di masa lalu. Misalnya orang tua yang overprotektif dan cenderung mempermudah hambatan yang dialami anak. Atau orang tua yang selalu menyalahkan tiap keputusan yang diambil anak. Kemungkinan lain, yang bersangkutan merupakan anak bungsu yang biasanya tidak diberi kesempatan mengambil keputusan sebanyak si sulung. Ataupun adanya pengalaman tidak mengenakkan berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Selain itu ada juga tipe kepribadian tertentu yang sebelum menentukan pilihannya merasa harus banyak bertanya lebih dulu.

Dengan latar belakang seperti itu, istri yang merasa suaminya termasuk pribadi yang takut mengambil keputusan dapat menyiasatinya dengan beberapa cara. Di antaranya tetap libatkan suami dalam pengambilan keputusan keluarga. Kalaupun ada kesulitan, bantulah dengan memberikan informasi dan alternatif pemecahan masalahnya. Tunjukkan bahwa sebagai istri, Anda menghargai suami dalam pengambilan keputusan. Jadi, jangan pernah mendesaknya.

Yang terpenting, saran psikolog yang akrab disapa Nina ini, cobalah bersikap sabar. Jangan gampang tergoda untuk memberikan label-label negatif. Semisal menganggapnya tidak becus, kemudian tergerak untuk memutuskan segala sesuatu sendiri. Jangan pula berlagak tampil sebagai pahlawan yang selalu mengambilkan keputusan bagi suami. Cara-cara seperti ini hanya akan membuat suami tersinggung. Selain merasa kurang dihargai, dalam jangka panjang suami menjadi sedemikian tergantung pada istrinya dalam hal pengambilan keputusan. Kalau sudah begini istri juga yang nantinya akan terbebani.

Kepincangan semacam ini mau tidak mau harus disiasati karena bisa berdampak pada perkembangan anak, terutama dalam hal pengambilan keputusan. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan seperti ini akan menyerap informasi bahwa si pengambil keputusan adalah sosok ibu. Bila si anak laki-laki, bukan tidak mungkin dia akan tumbuh menjadi pribadi seperti ayahnya yang takut mengambil keputusan. Sedangkan jika perempuan, si anak akan belajar mengenai dominasi ibunya.

TAKUT BINATANG

Ketakutan pada binatang boleh jadi merupakan bagian dari pengalaman buruknya di masa kecil yang terbawa sampai ia dewasa. Contohnya pernah melihat cicak terinjak. Lantaran sedemikian terkejut, bayangan tubuh cicak yang gepeng akibat terinjak itu terus terbawa setiap kali ia melihat cicak. Bisa dimengerti kalau kemudian menimbulkan ketakutan yang tidak masuk akal.

Ada juga kasus-kasus yang tergolong berat berupa fobia, yakni ketakutan terhadap sesuatu tanpa alasan yang masuk akal. Contoh ekstremnya adalah kucing yang mengejar tikus. Kejadian yang sangat biasa dalam kehidupan sehari-hari ini diasosiasikan oleh orang yang punya fobia sebagai adegan polisi yang tengah memburu penjahat. Nah, ketika sedang dirundung rasa bersalah, ia merasa dirinya tak ubahnya seperti penjahat. Ketakutannya pun jadi berlebihan begitu melihat kucing. Selain tidak masuk akal, bagi sebagian orang kejadian semacam ini seringkali tidak dapat ditebak penyebabnya. Penyebabnya bisa sama-sama tak masuk akal seperti halnya gejala ketakutan yang ditunjukkan.

Bagaimana menghadapi suami seperti ini? Kalau binatang tadi mudah dihindari, ya sebaiknya dihindari saja. Yang tidak kalah penting, jangan pernah memaksa suami untuk tampil berani. Langkah-langkah penanganan bagi penderita fobia, bila dilakukan awam secara tidak terstruktur justru bisa meningkatkan kadar ketakutan itu sendiri.