Agar Buah Hati Percaya Diri

By nova.id, Sabtu, 16 Oktober 2010 | 17:01 WIB
Agar Buah Hati Percaya Diri (nova.id)

Apa pun alasannya, sebaiknya hindari melontarkan kritik dan komentar yang tidak menyenangkan. Misalnya ia tengah membawa segelas susu dan Anda sudah mengatakan, "Hati-hati, jalannya pelan saja supaya susunya tidak tumpah," namun ternyata susu itu tumpah. Yang sangat mungkin terjadi, secara refleks Anda akan berkata dengan suara keras, "Tuh, kan, Mama sudah bilang, hati-hati jalannya! Kamu enggak pernah mau mendengar Mama, sih!"

Komentar seperti di atas, percaya atau tidak, dapat menjadikan anak merasa rendah diri karena dianggap tak mampu. Akan sangat bijaksana jika Anda berujar, "Lain kali harus lebih hati-hati, ya. Jalannya pelan saja, pasti, deh, susunya enggak tumpah."

Bukan hanya komentar atau kritik yang dapat menghancurkan rasa percaya diri anak, tapi kalimat tak menyenangkan atau kritik pedas bisa ditirunya. Yang lebih parah lagi, anak lama-lama percaya dengan "cap" yang diberikan padanya seperti bodoh, nakal, ceroboh, dan lainnya. Yang pasti, kata-kata seperti itu bisa menghambat motivai anak untuk mencoba hal-hal baru demi memperbaiki dirinya.

Orang tua, secara tak sadar, sering menghancurkan rasa percaya diri anak. Padahal, anak belajar mengatasi masalah dari apa yang dilihatnya pada orang dewasa di sekitarnya. Jika Anda termasuk tipe yang bersikap berlebihan dalam menghadapi suatu masalah, seperti misalnya sering mengatakan, "Aduh, pekerjaan saya banyak sekali. Enggak tahan, deh, rasanya," atau "Kok, nasib saya sial terus, ya?" anak akan menganggap Anda tak mampu mengatasi masalah yang harus dihadapi.

Jelas, hal itu bukan contoh yang baik bagi anak. Sebaliknya, anak jadi rendah diri dan pesimis dalam menghadapi kehidupan. Yang harus diperlihatkan adalah sikap optimis, berani, serta sanggup menghadapi masalah.

Jadi, di masa-masa mendatang, sebaiknya berpikirlah masak-masak sebelum Anda berbicara dan bertindak. Pilih kata-kata yang baik dan pantas didengar oleh semua orang. Memang, sangat mudah untuk mengeluarkan kata-kata umpatan tanpa harus berpikir dua kali, namun Anda juga harus memikirkan pengaruhnya terhadap si kecil. Jangan sampai membuat anak merasa dirinya tidak berharga, bodoh, lamban, malas, dan sebagainya.

Satu hal lagi, jangan pernah malu atau gengsi untuk minta maaf jika Anda melakukan kesalahan. Tak ada seorang pun yang sempurna, kadang kita mengeluarkan kata-kata secara spontan tanpa dipikir dan baru kemudian menyesal. Jika itu terjadi di depan anak, yang terbaik adalah langsung meminta maaf kepadanya sambil menjelaskan bahwa seharusnya kita tidak boleh mengeluarkan perkataan itu, kemudian peluklah si kecil.

Kanti