Hubungan Intim Setelah Melahirkan

By nova.id, Selasa, 3 Agustus 2010 | 17:35 WIB
Hubungan Intim Setelah Melahirkan (nova.id)

Boleh, kok, asal dilakukan setelah masa nifas. Tapi jangan lupa, "pemanasan"nya, lo.

Sering terjadi para istri menolak berhubungan intim setelah melahirkan, sekalipun masa nifas sudah berlalu beberapa hari. Alasannya, karena takut sakit. Padahal, seperti dikatakan dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS, ketakutan tersebut sebenarnya tak perlu ada. "Sesudah punya bayi, seks tetap bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, kok," ujarnya. Malah, tingkat kepuasannya bisa lebih tinggi dibanding sebelum melahirkan, "karena semakin didukung oleh pengalaman dan komunikasi di antara suami-istri yang lebih terbuka," lanjut spesialis kebidanan dan kandungan yang berpraktek di 3 rumah sakit swasta ini.

POSISI PRIA DI BELAKANG

Memang, diakui Boyke, pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan biasanya dorongan seks akan menurun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan fisik dan emosi. "Tentunya ibu yang habis melahirkan perlu waktu untuk bugar dan sehat kembali, kan?" ujarnya.

Dari segi fisik, misalnya, proses persalinan normal akan membuat perubahan pada keadaan di sekitar vagina. Saat kepala bayi mengenai vagina, maka jaringan perineum akan robek. Umumnya robekan tersebut tak beraturan, yang kemudian akan dijahit setelah proses persalinan usai. Nah, jahitan ini memerlukan waktu untuk bisa kering kembali seperti semula. Ada yang hanya 6 minggu sudah kering, ada juga sampai beberapa bulan.

Setelah 6 minggu, biasanya hubungan intim sudah boleh dilakukan. "Namun yang kerap terjadi, sesudah masa nifas pun, istri seringkali takut memulai hubungan intim karena takut sakit. Padahal jika luka sudah kering, hubungan intim mulai dapat dilakukan kembali. Asal posisinya saja yang diatur," tutur dokter puskesmas teladan se-propinsi Lampung pada 1985 yang pernah mengikuti kursus dan seminar tentang seks dan kesehatan reproduksi di Bali (1988), Singapura (1989), Ujung Pandang (1992) dan Australia (1996) ini.

Nah, agar istri tak cemas akan rasa sakit tersebut, Boyke menganjurkan agar sebaiknya jangan terburu-buru melakukan hubungan intim dengan posisi missionary atau pria di atas seperti yang umumnya dilakukan. "Posisi yang paling baik adalah dog position atau posisi pria dari belakang," katanya.

Dengan demikian si wanita tak langsung merasa sakit pada saat penetrasi. Begitu pula pada wanita yang melahirkan lewat operasi caesar, posisi pria dari belakang yang paling aman. Sebab, meski tak mengalami perobekan perineum, namun bukan berarti hubungan intim dapat dilakukan begitu persalinan usai. Sebab, terang Boyke, wanita yang dioperasi caesar pun memerlukan waktu untuk mengembalikan kondisi otot-otot perutnya setelah dioperasi. "Para bapak perlu tahu, bedah caesar dibuat di dekat leher rahim dan uterus, sehingga pada saat penetrasi yang dalam, penis bisa menyebabkan rasa sakit di bagian tersebut." Karena itu, pada tahap awal hubungan intim hendaknya dilakukan dengan hati-hati. "Himpitan atau tekanan di bagian perut sebaiknya dihindari. Juga permainan yang keras."

USAI MENYUSUI

Dari segi emosi, hilangnya gairah untuk berhubungan intim disebabkan si ibu terlalu capek mengurus bayi. "Setelah masa nifas usai, biasanya istri cenderung lebih memperhatikan anaknya ketimbang suami. Akibat peran ibu yang terlalu dinikmati ini, maka seringkali istri melupakan kewajiban yang lain, yaitu seks dan mengurus suami," tutur Boyke. Terlebih pada wanita bekerja, sering berpikir bahwa waktu cutinya yang tiga bulan harus benar-benar dimanfaatkan untuk anak. Tak heran bila kemudian waktunya melulu hanya untuk anak sampai suami tak dipikirkan. "Padahal suami, kan, butuh diurus juga.

Akibatnya, suami bisa menganggap kehadiran anak malah jadi mengganggu. Buntutnya, kehidupan seks di dalam rumah tangga pun jadi hancur-hancuran." Sebenarnya, ujar Boyke, di sela-sela kesibukan mengurus bayi, hubungan intim tetap dapat dilakukan. "Carilah waktu di sela-sela si kecil sedang tidur nyenyak." Namun Boyke mengingatkan, jangan marah dan stres jika di saat "permainan" berlangsung si kecil tiba-tiba menangis dan minta perhatian. Keadaan ini harus diterima sebagai suatu kewajaran. Namanya juga punya bayi, tak akan sebebas dulu lagi.

Yang penting, meskipun sibuk dengan urusan anak, jangan sampai kehilangan kesempatan untuk berduaan dengan suami. "Frekuensi memang bisa berkurang, tapi kualitas harus tetap dijaga. Misalnya, kalau bayi sering menangis malam hari, lakukanlah di sore hari. Pada saat bayi tertidur lelap di siang hari, suami di kantor, usahakan agar ibu juga ikut beristirahat karena libido akan muncul kalau kita habis tidur." Boyke juga menyarankan, sebaiknya melakukan hubungan intim sesudah menyusui. Bukankah seks biasanya disertai dengan rangsangan?