Hubungan Intim Setelah Melahirkan

By nova.id, Selasa, 3 Agustus 2010 | 17:35 WIB
Hubungan Intim Setelah Melahirkan (nova.id)

Nah, seringkali akibat rangsangan ini, ASI keluar. Kalau dilakukan sesudah menyusui, walaupun payudaranya ditekan-tekan ASI tak akan keluar. Dikhawatirkan, suami akan langsung "loyo" begitu ASI keluar pada saat ia melakukan perangsangan di daerah payudara. "Ada, lo, suami yang begitu. Karena dalam bayangannya, seperti intim dengan ibunya," tukas Boyke.

UBAH PANDANGAN NEGATIF

Rendahnya hasrat seksual juga terjadi karena runtuhnya kepercayaan diri. Bukankah wanita yang habis melahirkan biasanya memiliki pandangan negatif tentang dirinya? Ia merasa dirinya tak segar lagi, tak seksi lagi, menjadi gemuk, kulit kehitam-hitaman, dan menganggap dirinya tak lagi menarik di depan suami.

Nah, pandangan negatif terhadap diri sendiri inilah yang akan mengganggu aktivitas seksual suami-istri. Padahal, ujar Boyke, suami juga sudah maklum, kok, terhadap perubahan-perubahan itu. "Mereka mengerti istrinya baru melahirkan. Bahkan, tak sedikit pula yang malah beranggapan, istrinya justru jadi lebih cantik dan montok sesudah melahirkan." Jadi, tak perlu kalap dan panik karena khawatir tak disukai suami lagi. Lagi pula, di tengah-tengah hubungan intim, bukankah suami pun tak akan sempat memelototi badan kita yang melar? Boyke justru menyarankan, ketimbang cemas memikirkan bentuk tubuh, lebih baik berpikir mendapat berkah. "Bukankah tak setiap perempuan diberi kesempatan menjadi ibu?"

Selain itu, persoalan bentuk badan sebenarnya tak sulit diatasi. Dengan berolah raga secara bertahap dan mengikuti diet yang tak mengganggu produksi ASI, toh, lama-lama bentuk tubuh akan kembali langsing seperti semula. Misalnya, saat si kecil sedang tidur, nah, lakukanlah senam. Harap diingat, bentuk tubuh yang terlalu gemuk juga akan mengurangi gairah seks, lo.

PENTINGNYA "PEMANASAN"

Bagi para bapak, Boyke mengingatkan, jangan mentang-mentang karena sudah "berpuasa" sekian minggu lantas main "tembak langsung" begitu berhubungan dan tergopoh-gopoh melakukannya. "Memang suami sudah kepingin, tapi cobalah untuk saling mengenal tubuh masing-masing dahulu. Lakukan pengenalan secara pelan-pelan dengan cara foreplay, kemudian barulah masuk ke dalam permainan yang sesungguhnya."

Secara psikologis, terang Boyke, setelah melahirkan, istri memang memerlukan permainan pembuka yang lebih panjang. Antara lain karena sebenarnya ia ingin mengalihkan perhatian dari bayinya. Disamping, menyusui menyebabkan berkurangnya hormon estrogen yang mengakibatkan berkurangnya kelembaban di vagina.

Nah, bila hubungan intim dilakukan pada kondisi vagina kering akan menyebabkan rasa sakit dan tak nyaman. "Dengan foreplay yang baik, suami bisa menarik perhatian istri, meskipun awalnya istri menolak. Lama-lama istri pun akan menghangat dan berkonsentrasi lagi. Karena bagaimana pun, masih ada cinta di antara mereka." Selain itu, bisa jadi akibat proses persalinan menyebabkan titik-titik sensitif di vagina berpindah tempat. "Jadi para suami cobalah untuk bereksplorasi lagi. Apakah ada perbedaan antara waktu istri sebelum hamil, saat hamil, dan sesudah melahirkan."

Kemudian, dalam melakukan perangsangan juga tak sama seperti kala istri belum melahirkan. Misalnya, dulu biasanya merangsang istri dengan meremas payudaranya, maka setelah melahirkan hal itu akan terasa sakit bagi istri. Nah, gantilah dengan elusan atau usapan-usapan lembut. "Kalau masih terasa sakit juga, pindah ke bagian lain." Tentunya, istri pun tak boleh ragu untuk mengatakan tentang rabaan atau pijatan seperti apa yang diinginkan. "Kalau suami ragu untuk menyentuh karena takut menyakiti, istri bisa mengajarkan bagian-bagian mana saja yang tak sakit jika disentuh."

BALAS DENDAM

Ada kalanya keengganan istri melakukan hubungan intim setelah melahirkan didasari oleh unsur balas dendam. Misalnya, karena suami tak banyak membantu dalam kesibukan merawat bayi, hanya ia seorang yang jatuh-bangun mengurus si bayi. Tengah malam kala ia harus bolak-balik bangun untuk menyusui ataupun mengganti popok, eh, suami malah enak-enakan mendengkur. Akibatnya, timbullah rasa sakit hati pada istri karena ia merasa tak diperhatikan oleh suaminya.

Akhirnya, timbullah perasaan dendam itu, "Biarin aja, enggak aku kasih!" Sehingga hubungan intim pun tak terjalin lantaran istri sakit hati. Perlu diketahui, perasaan merupakan faktor penting dalam berhubungan intim. Nah, agar hubungan intim sesudah melahirkan terasa lebih fun dan kedua belah pihak dapat menikmati, Boyke minta agar suami sebaiknya mengerti secara emosional tentang kebutuhan - kebutuhan istri setelah melahirkan. "Luangkan waktu lebih banyak untuk istri, dampingilah dia pada saat menyusui atau mengurus bayinya. Tak usah repot-repot ikut mengganti popok bila tak ingin, yang penting mau ikut bangun tengah malam, ikut bantu menggendong, memijati istri kala capek, dan sebagainya."

Pendeknya, bersikaplah mesra pada istri dan tunjukkan perhatian kepada istri maupun si kecil. Dengan demikian, istri akan senang sehingga ia dapat dengan suka hati menjalankan fungsinya dalam memberikan nafkah batin kepada suami. Nah, sudah tahu, kan, Pak-Bu, bagaimana mennyiasati agar tetap mesra sesudah masa nifas berlalu.  

Santi Hartono/nakita