'Melabrak' Kekasih Gelap Suami

By nova.id, Sabtu, 3 Juli 2010 | 00:40 WIB
Melabrak Kekasih Gelap Suami (nova.id)

Suatu hari, tak sengaja kubaca SMS dari PDA-phone suami yang isinya mengajaknya kencan. SMS Itu tidak hanya datang satu kali, tapi berkali-kali. Batas kesabaranku habis, kukirim SMS balik. Isinya 'Tolong, jangan hancurkan keluarga kami. Ingat, semua perbuatan manusia akan dilihat Yang Di Atas.' Eh, dia malah membalasku dengan SMS berisi teror. Dia tidak merasa merebut suamiku. Akulah yang dituduh sebagai istri tidak becus, sehingga suami mau berpaling. Aku diam dan tidak mencoba terpancing untuk membalasnya. Tapi, semakin aku diam semakin banyak SMS teror yang dikirim.

Aku cari strategi lain, yaitu berbicara baik-baik kepada suami. Tidak ada gunanya wanita lain itu kusingkirkan, jika suami tidak mencintaiku. Tapi pembicaraanku dengan suami tidak berjalan mulus. Kami tidak hanya bertengkar dengan kata-kata tapi juga fisik. Sejak itu, hubungan dia dan pacarnya semakin menjadi-jadi.

Aku pun mengeluarkan jurus terakhir, anak. Aku mengatakan kepada suami, apa jadinya kedua anak kami karena ulahnya. Maukah makhluk tak berdosa itu ditukar dengan pacarnya yang baru. Dari situ, suami perlahan terenyuh dan sadar. Aku tak lupa berdoa dan ternyata doaku terkabul. Perlahan, suami mulai memberi perhatian kepada kami dan anak-anak. Dia juga tidak lagi kontak dengan pacar barunya."

TRIK MELABRAK ELEGAN

Psikolog, Zainoel B. Biran, kurang setuju jika yang dilabrak adalah sang kekasih gelap. Menurutnya cara itu kurang "elegan" karena menurutnya yang lebih pantas dilabrak adalah sang suami ketimbang sang kekasih gelap. Bukankah istri dan kekasih gelap sama-sama menjadi korban?

Pilihlah waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara empat mata dengan suami. Berterus teranglah bahwa Anda sangat mencintainya dan sangat takut kehilangannya. Setelah itu katakan, Anda tahu dia sedang berpaling pada perempuan lain. Beberkan bukti-bukti yang ada tanpa bersikap menghakimi. Lalu dengarkan keluhan suami. Berdua dengan suami, carilah solusi terbaik untuk menyelesaikannya. Jika salah satu sudah tidak berniat mempertahankan pernikahan, tidak ada jalan lain, perpisahan adalah jalan yang terbaik.

Namun, Zainoel juga tidak menyalahkan jika seseorang berbicara dengan kekasih gelap pasangannya asalkan dia juga bisa menerima dan bisa diajak berkomunikasi. Ini tidaklah mudah, karena masing-masing mengklaim dialah yang paling dicintai dan berhak memiliki pria yang diperebutkan. Jika pun bersedia diajak bicara, penyelesaian masalah belum berakhir. Masing-masing ada yang dikorbankan. Pada akhirnya, suami harus memilih, istri atau kekasih.

Saeful Imam