Tak Perlu Terlalu Bersih, Kok, Bu-Pak!

By nova.id, Senin, 17 Januari 2011 | 17:00 WIB
Tak Perlu Terlalu Bersih Kok Bu Pak (nova.id)

Jadi, tandas Waldi, tak ada pernyataan lengah dan lupa dari orang tua jika bayi sudah bisa merangkak atau berjalan. "Kalau anak sampai 'memakan' sandal, misal, jelas yang salah bukan anaknya tapi orang tua, kenapa, kok, enggak menjaga anaknya dengan baik."

Bukan berarti karena ingin bersih dan aman kita lantas membatasi gerak si kecil, lo. Soalnya, semua anak pasti akan bereksplorasi untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan keterampilan motoriknya. Justru bila kita main larang, si kecil malah jadi enggak mau pegang apa-apa karena ia merasa apa yang dipegangnya salah semua. Akibatnya, menghambat perkembangan rasa ingin tahu dan motoriknya.

Yang penting, selain punya mata elang, kita pun harus menyediakan lingkungan aman buatnya. Jadi, Bu-Pak, pastikan yang dipegangnya itu bersih dan tak berbahaya. Misal, ia mau main pasir. Bila perlu, sediakan kotak pasir tersendiri di rumah; semprot dengan air untuk membersihkannya agar ia bisa bermain dengan aman.

LANGSUNG GANTI

Hal lain yang menyangkut kebersihan bayi ialah kulit. Biasanya berhubungan dengan daerah pengeluaran kotoran, baik BAB maupun BAK. Soalnya, gangguan kulit kerap berkaitan dengan cara membersihkan BAK dan BAB bayi. "Air seni itu, kan, mengandung zat yang tajam ke kulit. Bila tak segera dibersihkan sehabis BAK, kulit dapat terganggu," terang Waldi.

Bila si kecil menggunakan popok sekali pakai yang akhir-akhir ini makin disukai orang tua karena tak merepotkan, ada masalah yang bisa ditimbulkan. Soalnya, di iklim tropis yang amat lembab ini, bahan yang basah tak mudah kering. Begitu pula popok yang sudah tercemari BAK tak mudah kering seperti kalau dipakai di negeri yang kelembaban udaranya rendah. Sudah gitu, kita kerap tak tahu kapan bayi mengompol. Misal, kita dan bayi pergi selama 3 jam. Tentu si kecil ngompol lebih dari sekali karena ia banyak minum. Nah, kita, kan, enggak tahu kalau ia banyak BAK karena dari luar popok tampak kering-kering saja.

Akhirnya, terjadi gangguan kulit, yaitu kulit jadi merah-merah. "Biasanya bila ibu melihat kulit merah-merah, belum tahu apa penyebabnya, langsung diberi bedak. Sembuh, sih, mungkin sembuh, tapi ibu tetap tak menghilangkan penyebabnya, yaitu lalai memeriksa popok sekali pakai secara berkala." Makanya, saran Waldi, untuk daerah panas tropis seperti Indonesia, bila keadaan memungkinkan, gunakan selalu popok biasa. Dengan begitu, ketika si kecil mengompol, kita langsung tahu dan segera membersihkannya. Cuma repotnya, kotorannya memang ke mana-mana dan orang tua jadi dibuat susah. Tapi bukankah memiliki bayi memang harus mau susah sedikit ?

Satu lagi, Bu-Pak, ketika menggunakan popok sekali pakai dan si kecil BAB, jangan buang langsung popok tersebut. "Biasanya, kan, orang tua langsung melipat popoknya berserta tinjanya, lalu dibuang, tak dibersihkan. Nah, ini salah besar!" Yang benar, popok itu harus dibersihkan dulu dari tinja, baru dibuang. "Kalau langsung dibuang ke tempat sampah, itu, kan, mengotori lingkungan," tandas Waldi.

Bedanya dengan popok biasa, bila bayi BAB, tinjanya dibuang dulu lalu popoknya dicuci bersih karena akan dipakai kembali. "Nah, ini yang benar! Karena popok itu bersih bagi bayi dan bersih juga bagi lingkungan."

AIR MENGALIR

Yang tak kalah penting, bila kita ingin memegang bayi harus cuci tangan dulu dengan air mengalir. Soalnya, air yang tak mengalir semisal di dalam baskom, tak dijamin kebersihannya. Bisa saja, kan, air di baskom itu bekas digunakan orang lain? Itulah mengapa, menyiapkan air di baskom tak dianjurkan.

Begitupun kala hendak membersihkan bayi, "yang paling bagus, ya, dengan air mengalir. Ketimbang pakai sabun tapi menggunakan air yang disimpan di bak, karena menggunakan sabun tak berarti akan membunuh kuman yang ada di bak. Jikapun hendak menggunakan air yang di ember atau bak mandi, yakinkan air tersebut memang bersih dan bilas bayi berkali-kali."

Kadang agar praktis ada orang tua yang menggunakan kapas atau tisu. Boleh-boleh saja tapi harus hati-hati. Pasalnya, bisa-bisa kita bukan membersihkan kotoran tapi malah meratakan kotoran ke bayi. "Apalagi bila orang tua pelit dalam menggunakan kapas atau tisu, itu sudah jelas bukan membersihkan tapi meratakan." Beda kalau menggunakan air mengalir, "pasti kotoran di tubuh bayi akan hanyut terbawa air."

Nah, Bu-Pak, itulah sekelumit soal kebersihan bayi. Ingat, lo, jangan kelewat ekstrem bersih karena di dunia ini enggak ada yang steril sama sekali.

Faras Handayani/nakita