Ternyata, vitamin A bukan hanya penting untuk kesehatan mata, tapi juga untuk kekebalan tubuh. Jadi, bila si kecil kurang vitamin A lalu terkena infeksi, maka akan memperberat penyakitnya. Namun, vitamin A juga tak boleh berlebih, lo, karena bisa mengakibatkan kerusakan hati.
Jadi, Bu-Pak, jelaslah betapa pentingnya pemberian vitamin A pada balita. Tak heran bila pemerintah pun sangat gencar dengan program pemberian gratis vitamin A. "Sebab, kita tahu, usia balita merupakan usia rentan terhadap penyakit," terang dr. Victor Tambunan, M.S., dari Bagian Ilmu Gizi FKUI. Kita tahu, vitamin dan mineral berperan pada metabolisme tubuh. Tanpa vitamin yang cukup, maka metabolisme tak berjalan baik.
LARUT DALAM LEMAK
Vitamin terbagi menjadi dua; yang larut dalam air dan yang larut dalam lemak. Vitamin A termasuk yang larut dalam lemak. Vitamin A yang sebagian besar diperoleh dari makanan ini tahan pada suhu tinggi. Berbeda dengan vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C, yang rusak pada suhu tinggi. Karena itu bahan makanan vitamin A tak dapat diekstraksi (diambil sarinya) oleh air yang dipakai untuk merebus sumber makanan vitamin A. "Jadi cara memasak bahan makanan secara biasa tak mempengaruhi keadaan vitamin A." Tapi, saat memasak sebaiknya sayuran dimasukkan setelah air rebusannya matang. "Kendati tak ada cara khusus, sebaiknya jangan sampai terlalu lunak atau dipanaskan dengan direbus berulang-ulang, agar vitamin A-nya tidak hilang."
Selama ini, kita mengenal makanan sumber vitamin A hanya dari bahan buah-buahan, semisal pepaya, jeruk, apel. Padahal vitamin A juga terdapat pada sayuran, semisal wortel, labu siam, dan sayuran berwarna lainnya.
Nah, vitamin A nabati ini masih dalam bentuk beta karoten/provitamin/prekusor; merupakan bakal vitamin A atau bahan pembentuk vitamin A. Sebagai perbandingan; asam amino merupakan prekursor pada protein, glukosa adalah prekusor pada karbohidrat. Beta karoten yang terkandung dalam bahan makanan ini akan diproses enzim-enzim dalam tubuh menjadi vitamin A. "Proses sintesisnya dilakukan di hati. Kemudian diserap usus halus dan dialirkan ke darah."
Sedangkan bentuk vitamin A sendiri biasanya terdapat pada bahan makanan hewani seperti daging dan hati. Sumber vitamin A yang paling banyak dan baik terdapat dalam hati. "Bentuknya sudah jadi, dengan kadar lebih tinggi. Sering pula disebut vitamin A alkohol atau retinol."
TINGKAT KEKURANGAN VITAMIN A
Bu-Pak, tingkat kekurangan vitamin A pada seorang anak dapat dilihat secara bertahap; biokimia, fungsional dan anatomis. "Secara biokimia, kekurangan vitamin A dalam tubuh dapat diketahui bila dilakukan pemeriksaan darah. Hal ini karena gejala luarnya tak tampak. Dengan dilakukan pemeriksaan darah barulah diketahui bahwa kadar vitamin A dalam tubuhnya berkurang."
Secara fungsional, seorang anak balita dapat dikatakan kekurangan vitamin A bila terdapat gangguan fungsi penglihatannya. Pada anak dibawah usia 5 tahun sering ditemui xeroftalmia/kelainan atau gangguan mata akibat kekurangan vitamin A, dari tingkat ringan sampai berat. Night blindness (buta ayam atau rabun senja merupakan gangguan mata ringan; anak tak bisa beradaptasi terhadap gelap. Gejalanya bisa diketahui, misalnya, ada penurunan penglihatan saat menjelang senja. Kala berjalan dia akan menabrak-nabrak, atau tidak fokus dalam mengambil sesuatu. Untuk memastikannya dilakukan dengan tes adaptasi gelap. Misalnya, dengan menderetkan dua bangku dan biarkan anak berjalan di antaranya. Bila penglihatannya normal dia tak akan menabrak-nabrak bangku tersebut tapi akan tetap berjalan lurus. "Gangguan dapat diperbaiki kembali dengan pemberian vitamin A."
Secara anatomis bisa dilihat bila tingkat kekurangan vitamin A sudah berat; akan tampak kelainan-kelainan, seperti bercak Bitot. Hal ini terjadi pada konjungtiva mata (selaput lendir yang menutupi kelopak mata); pada bagian putih bola mata tersebut terdapat busa atau buih yang tak hilang. Untuk tingkat gangguan mata seperti ini kemungkinan diperbaiki masih bisa dengan pemberian vitamin A dan juga tentunya obat-obatan lainnya.
Seandainya gangguan mata tersebut tidak diatasi/diobati, maka akan meningkat jadi kelainan mata terberat. "Bisa menyerang kornea sehingga terjadi perlunakan, kemudian pecah dan timbul luka (ulkus kornea) yang akan menimbulkan kebutaan dan bersifat permanen."
Selain itu, kekurangan vitamin A mengakibatkan epitalisasi kulit; pembentukan lapisan-lapisan kulit yang menebal, tak terkontrol dan berlipat-lipat sehingga keutuhan epitel kulit terganggu. "Umumnya pada anak balita ditemui seperti dermatitis atau hiperkeratosis, dimana kulit akan tampak kering dan bersisik."
Vitamin A pun sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh. Bila anak kekurangan vitamin A dan terserang penyakit campak, misalnya, maka sakitnya akan lebih berat. Sebab daya tahan tubuhnya menurun. "Tapi bila vitamin A cukup, akan mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit."
LEBIH BAIK TANPA SUPLEMEN
Perlu diketahui, kekurangan vitamin A terjadi karena asupan makanannya kurang bergizi. "Bila makanan yang dikonsumsi mengandung cukup vitamin A, tapi tanpa asupan lemak, maka akan percuma saja. Sebab tanpa lemak, vitamin A tak bisa larut sehingga tak bisa diserap usus halus dan dialirkan ke darah."
Kekurangan vitamin A bisa juga terjadi karena celiac disease; penyakit yang berhubungan dengan rongga perut semisal ada kerusakan mukosa usus. "Sehingga hampir semua zat-zat makanan mengalami gangguan penyerapan makanan."
Perolehan vitamin A sebaiknya langsung dari makanan sumbernya. Kebutuhannya sekitar 6000 IU (International Unit) per hari. "Sangat tidak dianjurkan anak-anak mengkonsumsi suplemen yang banyak dijual di pasaran." Kecuali bila secara medis kekurangan vitamin A, maka penanganannya dilakukan dengan penyuntikan vitamin A. Dosisnya sekitar 20 ribu IU. Bisa juga dengan kapsul vitamin A yang lunak. "Dianjurkan pula agar memakan bahan makanan yang kaya akan vitamin A."
GIZI SEIMBANG
Yang jelas, Bu-Pak, jika kita jor-joran memberikan vitamin A pada anak malah bisa terjadi kelebihan. Karena, setiap kelebihan akan disimpan di organ hati. Nah, bila dalam waktu lama maka akan berbahaya. "Sebab bisa bersifat hepatotoksik atau meracuni sehingga menimbulkan kerusakan hati." Gejalanya seperti hepatitis; sakit kepala, mual, muntah, mata kuning, air seni berwarna seperti teh.
Bila terjadi kelebihan beta karoten, maka kulit tampak berwarna kuning. "Hal ini terjadi karena beta karoten yang dikonversi menjadi vitamin A, akan tertimbun di bawah kulit." Memang tak berbahaya. Segera saja hentikan makanan sumbernya, maka warna kuning di kulit pun akan hilang.
Jadi, Bu-Pak, kekurangan atau kelebihan vitamin A sebetulnya tak akan terjadi bila kita memperhatikan kebutuhan gizi anak. Kita harus mempunyai pengetahuan gizi, karena anak, kan, belum dapat memilih makanan yang baik untuk dirinya.
Dedeh Kurniasih/nakita