Awas Nyeri Pinggang (1)

By nova.id, Jumat, 23 September 2011 | 17:03 WIB
Awas Nyeri Pinggang 1 (nova.id)

Obat & Olahraga

Saat ini, banyak anggapan bahwa pengobatan nyeri pinggang, terutama nyeri pinggang kronik, harus melalui operasi yang akan mengakibatkan luka sayatan besar, banyak pendarahan dan perlu istirahat selama berminggu-minggu, sehingga orang lebih memilih membiarkan rasa nyeri pinggang mereka. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, produktivitas mereka pun kemudian menurun karena nyeri berkepanjangan.

Padahal, jelas Muki, penanganan penderita nyeri pinggang tidak harus selalu melalui operasi. "Beberapa di antaranya dapat dilakukan melalui penggunaan obat anti inflamasi dan pain killer atau fisioterapi dengan ultrasound dan UKG, termasuk physical treatment seperti manipulasi otot dan pemijatan. "Untuk kasus nyeri pinggang ringan, penderita dapat melakukan olahraga seperti berenang, yoga, dan pilates dengan konsentrasi di area tulang belakang, menggunakan korset secara tepat atau dengan menjalani pola hidup sehat," ujarnya panjang lebar.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan memeriksa pasien mulai dari wawancara sampai pada pemeriksaan fisik, yang kemudian diikuti dengan pemeriksaan radiologi berupa X-Ray, CT Scan (Computer Tomography Scanning) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Sedangkan tindakan medis lanjutan bagi pasien nyeri pinggang adalah suntikan yang dikenal dengan Selective Nerve Root Block dan Suntikan Epidural Steroid. Kedua metode tersebut, lanjut Muki, merupakan tindakan medis non operatif untuk mengatasi nyeri pinggang setelah serangkaian pengobatan dan terapi fisik dilakukan.

Operasi Solusi Terakhir

Untuk kasus-kasus berat dan mengganggu kualitas hidup seseorang, prosedur operasi adalah solusi terakhir yang dilakukan sebagai upaya penyembuhan. Jika sebelumnya pembedahan dilakukan secara konvensional dengan sayatan yang besar, saat ini sudah tersedia pembedahan dengan metode minimal invasive, yaitu melalui Micro Discectomy per Endoscopy (MDE).

 "MDE adalah tindakan bedah pada kelainan penekanan saraf tulang belakang dengan menggunakan kamera dengan sayatan minimal kira-kira 1-1,5 cm. Salah satu metode MDE adalah sistem ENDOSPINE di mana sayatan lebih kecil, pendarahan operasi minimal, perawatan di rumah sakit hanya satu hari, dan tidak memerlukan alat bantu," jelas Muki.

 Hasto Prianggoro / bersambung