Ejakulasi Dini, Perhatikan Foreplay

By nova.id, Kamis, 30 Juni 2011 | 05:09 WIB
Ejakulasi Dini Perhatikan Foreplay (nova.id)

Tak perlu buru-buru putus asa gara-gara disfungsi seksual yang satu ini. Asalkan menjalani pengobatan dan ada pengertian dari pasangan, bisa, kok, diperbaiki.

Ejakulasi dini atau proses di mana pria sudah penetrasi sebelum sang istri mencapai orgasme, kerap dikhawatirkan dan dialami kaum pria. Yang dimaksud ejakulasi dini adalah bilamana si pria sudah mencapai kepuasannya dan berhenti melakukan melakukan aktivitas seks sebelum istrinya mencapai puncak.

Hubungan seks yang sehat, kata ahli, harusnya memuaskan masing-masing pihak, baik istri maupun suami. Namun seperti dituturkan Dr.Moeslan Saradhawarni, SpOG, MARS, direktur Klinik Harmoni Keluarga di RS. Kartika Pulomas, banyak para istri mengakui jarang, bahkan tidak pernah merasakan orgasme dari hubungan seksualnya. Bahkan menurut Helen Singer Kaplan, MD, Ph.D., dalam bukunya How to Overcome Premature Ejaculation, wanita yang orgasme secara teratur Cuma 30 %. Sisanya kadang-kadang atau bahkan tidak pernah sama sekali. Penyebabnya, tak lain akibat sang suami mengalami ejakulasi dini.Itu sebab, kata Moeslan, "Meski yang menderita ejakulasi dini si suami, si istri juga ikut mengeluh karena tidak pernah mencapai orgasme."

FISIK DAN PSIKIS

Apa gerangan penyebab ejakulasi dini? Bisa psikis juga fisik. Pada faktor fisik, ejakulasi dini dapat terjadi bila si pria menderita penyakit-penyakit fisik seperti menderita diabetes, kelainan hormonal, dan darah tinggi. Semua ini bisa menyebabkan disfungsi seksual seperti impotensi dan ejakulasi dini. "Banyak meminum minuman yang mengandung alkohol dan sering merokok juga bisa menyebabkan disfungsi ejakulasi ini," jelas Moeslan.

Sedangkan ejakulasi dini akibat masalah psikis, berasal dari rasa stres yang berkepanjangan, rasa bosan, tekanan pekerjaan atau rasa marah. "Ada juga yang mengaku bosan dengan hubungan seksual yang itu-itu saja dengan sang istri.Suami membutuhkan variasi, tapi sang istri tidak cukup sensitif untuk mengerti keiinginan suami." Akibatnya, suami cenderung tembak langsung dan ingin cepat-cepat menyudahi hubungan intim.

Ejakulasi dini ini bisa menimpa pria di segala tingkatan usia. "Bahkan ada kecenderungan jumlahnya meningkat pada usia muda, sekitar 30-an," lanjut Moeslan lagi. Sebagian besar diakibatkan karena psikis karena tekanan pekerjaan.

Meski begitu, Moeslan meyakinkan bahwa ejakulasi dini dapat disembuhkan bila ada niat yang besar dari si penderita dan pengertian dari pasangannya. Terutama bila sifatnya psikis. "Tidak perlu khawatir, karena 80 % pria pernah mengalami hal ini dan 90 % bisa disembuhkan. Yang penting, ada niat untuk menyembuhkan diri dan adanya dukungan dan pengertian dari istri."

Justru pengobatan akan lebih rumit jika ejakulasi dini disebabkan faktor fisik. Sebab,pada umumnya dokter akan lebih dulu menyembuhkan dulu penyakit yang dideritanya sebelum memberikan terapi untuk ejakulasi dini-nya. "Pada terapi ejakulasi dini pasien penderita penyakit fisik, biasanya dokter juga akan membantunya dengan obat-obatan sehingga ereksinya bisa berlangsung lebih lama," jelas Moeslan.

PERHATIKAN FOREPLAY

Memang, ejakulasi dini tidak ditentukan oleh waktu. Ada yang lima menit sudah mengeluarkan sperma, tapi ada juga yang sepuluh menit kemudian setelah berhubungan baru penetrasi. Tapi karena dalam sepuluh menit itu sang istri belum mencapai orgasme, tetap saja si istri mengeluh suaminya mengalami ejakulasi dini.

"Bila si istri mengetahui suaminya cepat penetrasi sementara dia butuh waktu agak lama untuk orgasme, sebenarnya ada faktor penunjang yang bisa membuat pasangan itu mencapai klimaks, yaitu pre-durante, durante, dan post-durante. "Pre-durante adalah apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan hubungan intim suami istri. Pada tahap ini, perlu dipikirkan apa yang dapat membuat masing-masing pihak mencapai kepuasan. Yang perlu diperhatikan, adalah membangun suasana yang baik untuk bercinta. Misalnya suasana tempat, waktu, suasana hati hingga penampilan fisik yang dilakukan semenarik mungkin, baik oleh istri maupun suami.