Memperbaiki kelainan jantung selagi janin masih dalam kandungan memang belum bisa dilakukan. Namun, upaya menuju ke arah itu masih terus diusahakan. Saat ini, kelainan baru bisa diperbaiki setelah bayi lahir, paling cepat ketika bayi berusia 3 bulan.
Solusi lewat jalan operasi, secara psikologis memang cukup memberatkan. Terutama bekas sayatan di dada anak yang akan menjadi luka abadi karena akan terus membekas sampai kelak ia dewasa. Oleh karena itulah teknologi baru ini membawa beberapa keuntungan, di antaranya:
* Masa perawatan singkat, hanya 2-3 hari sedangkan operasi bisa 7-10 hari.
* Anak tidak mengalami pembedahan sama sekali. Tindakannya cukup dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah besar di sela paha. Nah, alat yang dimaksud akan dipasang melalui kateter tersebut. Secara kosmetik cara ini jelas lebih menguntungkan karena tidak meninggalkan luka.
* Efek psikologis buat anak maupun orang tuanya jelas lebih ringan.
* Biaya relatif lebih murah dibanding operasi.
Untuk menambal kebocoran pada sekat serambi atau atrial septal defect (ASD), caranya adalah dengan memasukkan suatu alat (device) yang disebut Amplatzer Septal Occluder (ASO) melalui kateter (wire) yang dipasang pada pembuluh darah arteri dan vena di sela paha (arteri dan vena femoral).
Alat tersebut terbuat dari nitinol dan dilapisi dacron yang elastis dan bentuknya dapat mengikuti kateter. Setelah mencapai posisi tempat kebocoran di sekat serambi jantung, alat tersebut dikembangkan kemudian dilepas untuk menutup kebocoran ASD secara total sehingga menyatu dengan sekat bilik jantung. Selama proses tersebut si pasien dibius total, namun tidak membutuhkan transfusi darah. Begitu selesai, aliran darah di dalam jantung akan segera normal kembali.
Metode yang sama juga dilakukan untuk menutup kebocoran pada sekat bilik atau ventricular septal defect (VSD). Bahan terbaru yang digunakan untuk menambal kebocoran VSD adalah nikel-titanium. Setelah alat tersebut terpasang, tubuh pasien akan mengadaptasinya sehingga bisa terpakai seumur hidup.
Namun harus diingat teknologi ini tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan tindakan yang dilakukan. "Secara teknis bisa saja terjadi kesalahan, walaupun sangat jarang terjadi," ungkap Utojo. Meski ada juga satu dua kasus dimana sekian tahun alat tersebut berfungsi normal di tubuh, tapi sekian tahun kemudian menimbulkan masalah.
Yang harus dicermati adalah pemilihan ukuran alat yang tepat sesuai dengan kebocoran jantung. Bagaimanapun, anak terus tumbuh dan jantungnya pun ikut berkembang sesuai usianya.
Mungkinkah alat yang dulunya pas dipasang untuk menutup kebocoran jantung anak usia satu tahun, kemudian ukurannya tidak sesuai lagi saat dia beranjak dewasa? "Satu-dua kasus, sih mungkin saja terjadi. Namun ingat, setelah alat terpasang, tubuh secara alami akan mengalami endotilisasi. Artinya, alat tersebut akan tertutup oleh lapisan jantungnya sendiri. Jadi kecil kemungkinannya akan ada kebocoran lagi. Kalau flow ratio-nya sangat kecil, enggak masalah kok," ungkap Utojo pula.