Serumah Dengan Ipar Tanpa Ada Perang Berkobar

By nova.id, Senin, 12 April 2010 | 05:25 WIB
Serumah Dengan Ipar Tanpa Ada Perang Berkobar (nova.id)

Yang jadi masalah jika pola pengasuhan antara istri dan ipar berbeda. Kalau sama-sama bagus, sih, tak apa. Celakanya, kalau si tante amat memanjakan keponakan sehingga si anak tak kenal disiplin, misalnya.

Risiko timbulnya kasus seperti itu, lebih besar terjadi pada pasangan bekerja. Anak, otomatis, lebih sering berinteraksi dengan tantenya. Tak heran bila si anak akan meniru dan menjadikan tantenya sebagai tokoh identifikasinya. Termasuk hanya menurut kepada sang tante. "Ini yang mesti diperhatikan pasangan suami-istri."

Dominasi ipar yang begitu besar dalam pengasuhan anak, juga bisa membuat pasangan jadi pasif. "Apa-apa, sang tante yang mengatur. Alhasil, orang tua merasa tak punya hak lagi atas anaknya. Ini, kan, kacau," kata Rostiana. Makin runyam lagi, saat si anak beranjak besar, ikatan emosional antara anak dengan ayah-ibunya justru tak seerat seperti halnya ia dengan sang tante.

PEGANG KENDALI

Sebab itulah, lanjut Rostiana, orang tua jangan menyerahkan begitu saja pengasuhan anak pada sang tante. "Orang tua jadi tak punya ikatan emosional dengan anak sementara anak sendiri merasa, ia tak diinginkan oleh orang tuanya."

Supaya semua itu tak terjadi, sejak awal harusnya suami-istri sudah mendesain, seberapa jauh atau besar porsi keterlibatan ipar terhadap anak. Untuk hal-hal penting, misalnya ke dokter, urusan sekolah, "Harus orang tua yang memegang. Kecuali, jika orang tua benar-benar berhalangan."

Jika pola ini diterapkan, lanjut Rostiana, orang tua akan tetap berada pada posisi mengendalikan anak. Dalam arti tetap bisa menjaga hubungan dengan anaknya. "Jelaskan pula pada anak tentang kehadiran sang tante di rumah mereka."

Apalagi, biasanya karena merasa keponakannya bukan anak kandungnya sendiri, ipar justru akan mempunyai ikatan yang demikian kuat untuk melindungi keponakannya. Ia akan lebih memanjakan dan sayang pada keponakannya karena takut untuk memarahi. "Bukan anak saya, kok, saya marahi." Akibatnya si anak akan merasa dekat dengan tantenya.

Tak ada salahnya pasangan mengajak ipar ngobrol soal anak, sambil meminta tolong ipar menerapkan disiplin yang sama pada si anak. Tapi tentunya itu hanya bisa dilakukan jika si ipar sejalan.

JUJUR DAN TERBUKA

Selain masalah berebut kasih sayang dan soal anak, soal uang juga bisa memicu konflik. Terutama bila suami adalah anak sulung yang merasa harus ikut membantu membiayai adik-adiknya. Istri bisa cemburu jika suami dan sang ipar memiliki hubungan khusus. "Kalau perlu apa-apa, ipar minta langsung ke kakak atau diam-diam si kakak suka memberi uang."

Akan lebih bijaksana, kata Rostiana, jika setiap pengeluaran untuk keperluan ipar diketahui oleh kedua pihak. "Meski suami-istri sama-sama kerja dan punya penghasilan, itu tetap harus dilakukan. Begitu juga bila ada keperluan mendadak, suami tetap harus menyampaikannya kepada istri."