Good Spender Sejak Dini (1)

By nova.id, Kamis, 23 September 2010 | 17:01 WIB
Good Spender Sejak Dini 1 (nova.id)

Good Spender Sejak Dini 1 (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Bunda Rico merasa gemas ketika sedang berada di sebual mal, Rico anak sulungnya yang telah duduk di bangku kelas 4 SD langsung menyambar masuk ke sebuah toko, mencoba dan mengambil sepasang sepatu favoritnya. Padahal, harga sepatu tersebut lumayan mahal dan Bundanya tidak membawa uang cash cukup saat itu. Terpaksa, Bunda Rico pun harus menggesekkan kartu kreditnya.

Rico belum mengerti bahwa saat ia menyambar langsung sepasang sepatu, bahwa ia harus membayarnya dengan uang. Nah, para orang tua pasti pernah mengalami kejadian seperti ini. Untung saja di tas Bunda Rico masih membawa kartu kredit. Bisa dibayangkan jika toko tersebut mewajibkan pembayaran dengan uang tunai, pastinya akan lebih sulit memberikan pengertian pada anak-anak ketika sudah di dalam toko.

Intinya, sebagai orang tua yang selalu bersama dengan anak-anak, ada baiknya memperkenalkan uang kepada mereka sejak dini. Tak hanya mengenai pentingnya menabung, tapi juga mengenalkan arti uang sebagai alat pembayaran sehingga Si Kecil bisa paham cara membelanjakan uangnya dengan bijak. Berikut adalah tips yang dapat Anda lakukan agar anak-anak Anda dapat mulai diperkenalkan pada alat penukaran bernama uang:

Awali dengan Menabung

Cara termudah memperkenalkan uang kepada anak-anak adalah dengan mengajarinya menabungkan uang mereka di celengan rumah. Ya, saving merupakan cara awal yang dapat Anda terapkan di lingkungan rumah sejak dini.

Belikan Si Kecil celengan berbentuk lucu dan menarik, lalu berikan ia uang receh. Duduklah bersamanya dan ajari perlahan-lahan bahwa apa yang Anda lakukan adalah memegang uang, dan menabungkannya di celengan Si Anak. Biarkan Anak Anda menyimak dengan baik, lalu berikan ia waktu untuk mencobanya.

Ketika ia telah selesai memasukkan semua uangnya, maka jangan lupa berikan tepukan pujian dan senyum bangga Anda. Hal ini bisa mulai dilakukan sejak anak telah menginjakkan umur 1 tahunan. Terakhir Bunda, jangan lupa mencuci tangan Si Kecil ya.

Main Belanja-belanjaan Yuk

Untuk anak balita, Anda bisa memulainya dengan mengajak mainan "belanja-belanjaan". Misalnya saja, Bianca yang masih berumur 1,5 tahun, sambil bermain troli mainan, ia senang memasukkan aneka peralatan masak dan buah-buahan ke dalam trolinya.

Ikuti permainannya dengan berlakon seperti pemilik toko. Tanyakan apa yang ingin dibeli dan bayarlah dengan uang. Berikan ia dompet anak yang lucu dan isi dengan duit-duitan yang diumpamakan seperti alat tukar sungguhan. Alhasil, Bianca saat ini menjadi terbiasa ketika memasukkan barang-barangnya ke troli, ia pun otomatis mengeluarkan duit-duitannya itu dan diberikan ke bundanya. Oh iya, jika anak sudah agak besar, permainan monopoli juga bisa mengajarkan strategi membelanjakan uang, lho!

Challenge & Rewards

 Sejak dini pula, Si Kecil perlu diberikan tantangan. Misalnya, sejak usia balita, ia wajib membereskan mainannya sendiri setelah selesai. Lalu, di usia SD, wajib seminggu sekali setiap akhir minggu bersama Anda membereskan dan merapihkan kamarnya atau meja belajarnya.

Hingga Anda dapat memberinya tantangan lebih lagi yang berhubungan dengan sekolahnya, seperti mendapatkan nilai bagus ataupun ranking. Nah, yang perlu dicermati oleh Anda adalah reward macam apa yang akan diberikan?

Mayoritas orang tua masih langsung memberikan reward berupa hadiah barang misalnya saja sepatu baru, baju baru, mainan baru, bahkan gadget terbaru. Mungkin akan lebih baik bila kebiasaan memberikan hadiah langsung itu diubah dengan memberinya uang. Di mana, Anda akan berperan dalam mengartikan pemberian dalam bentuk cash tersebut. Ajarkan anak berapa nilai rupiah yang diberikan dan berilah ide dasar mengenai apa saja yang dapat dilakukan dengan cash reward tersebut. Misalnya saja dengan hadiah Rp 200 ribu maka dapat digunakan untuk membeli mainan mobil baru dengan harga Rp 100 ribu lalu sisanya dapat ditabung, dan sisihkan Rp 20 ribu untuk memberikan sumbangan ke masjid ataupun ke gereja melalui uang kolekte.

Maka dari reward yang diberikan, anak tidak saja senang mendapatkan hadiah, namun ia belajar bagaimana caranya mempergunakan uang tersebut.

Afra Mayriani / bersambung