Yuk Sayang, Kita Mudik! (1)

By nova.id, Rabu, 8 September 2010 | 17:22 WIB
Yuk Sayang Kita Mudik! 1 (nova.id)

Hal-hal semacam ini dapat terekam dan menjadi pemahaman anak, bahwa mudik itu menuju tempat yang tidak menyenangkan.

Selain masalah tempat, hal lain yang bisa membuat anak trauma dan tak mau ikut mudik adalah respon orang tua.

Coba pelajari apakah Anda atau pasangan pernah menunjukkan ketidaknyamanan saat mudik ke kampung halaman pasangan. Misal, Anda atau pasangan kurang suka jadwal mudik yang hanya dilakukan di salah satu orang tua saja dari tahun ke tahun, atau justru tidak suka jadwal yang hilir mudik tanpa istirahat. Nah, reaksi-reaksi "penolakan" atau "ketidaksukaan" yang ditunjukkan ini juga punya andil pada diri anak. Anak pun mengimitasi ketidaksukaan ini dan menampilkan reaksi yang sama di setiap kali mudik.

Jangan Memaksa!

Menghadapi penolakan anak di tiap acara mudik, memang bisa sangat menguras kesabaran. Namun sebaiknya orang tua tidak memaksakan kehendak pada anak, hanya untuk membuatnya melengkapi keluarga di hari Lebaran. Itulah mengapa, rencana mudik sebaiknya dijadikan rencana bersama keluarga dan sudah dibicarakan jauh sebelumnya.

Bila anak tetap menolak, coba sebisa mungkin mencari penghalang anak ikut mudik. Bicarakan kesulitan yang dipikirkan anak, sembari mencari jalan keluar bersama.

Selain itu, bantu anak dengan memberi wawasan pentingnya menjalin silaturahmi. Apa itu yang dimaksud dengan keluarga besar dan mengapa kita perlu mengetahui asal usul keluarga. Pastikan anak mengetahui betapa besar arti mudik bagi kedua orang tua serta handai taulan di sana. Di sinilah letak arti penting mudik, sebagai ajang anak belajar nilai-nilai yang dianut kekeluargaan.

Bila perlu ciptakan imajinasi yang baik tentang mudik dengan menceritakan kenikmatan apa yang bisa diperoleh di sepanjang perjalanan dan kegiatan seru apa yang bisa dilakukan di kampung halaman nanti.

Hal penting lain, pertimbangkan kembali mudik bagi Anda dan pasangan. Apakah benar penting untuk mudik setiap tahun atau hanya tiap beberapa tahun sekali. Biar bagaimanapun, mengenal tetangga dan menikmati waktu Lebaran bersama keluarga di rumah, juga sangatlah penting. Selain itu, keluarga juga akan memiliki variasi dalam menikmati dan menghayati arti Lebaran.

Laili Damayanti / bersambung

Foto: Romy PalarModel: Aira & Hany