Ibunda Menaker Hanif Dhakiri Dulunya Pernah Jadi TKI

By nova.id, Kamis, 6 November 2014 | 05:09 WIB
Ibunda Menaker Hanif Dhakiri Dulunya Pernah Jadi TKI (nova.id)

Tabloidnova.com - Rabu (5/11) lalu, dunia maya dihebohkan oleh berita seorang menteri dari Kabinet Kerja yang mengamuk, mendobrak, dan meloncati pagar sebuah rumah yang terletak di dalam sebuah gang di Jalan Asem Baris, Tebet, Jakarta Selatan.

Ternyata itu adalah aksi Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) Elkasi Makmur Sentosa. Semula sang menteri berteriak ke arah dalam rumah dan meminta agar pagar pembatas rumah dibuka.

Sayangnya, pemilik rumah dan penghuni yang ada di dalam rumah itu tak berkenan membukakan pintu untuk menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. Alhasil Hanif dibantu sejumlah orang yang mendampinginya terpaksa mendobrak pagar besi, dan meloncat ke balik pagar untuk masuk ke bagian dalam rumah.

Di sana, Hanif dilaporkan melihat ada sekitar 40-an calon tenaga kerja Indonesia (TKI) wanita yang dikumpulkan dalam sebuah ruangan yang kira-kira hanya berukuran 3x4 meter persegi saja. Hanif kemudian berbincang-bincang dengan puluhan calon TKI tersebut, dan mendapati banyak pelanggaran yang dilakukan pihak perusahaan pengerah TKI sebelum memberangkatkan calon tenaga kerjanya ke luar negeri.

Kepada sejumlah wartawan Hanif mengatakan, ia sangat memahami beratnya tantangan hidup yang harus dilalui para TKI yang mencari nafkah di luar negeri. Bahkan secara terus terang Hanif Dhakiri mengungkapkan bahwa dulu ibunya juga pernah menjadi TKI. Tak heran bila ia sangat memahami kondisi yang dihadapi para TKI.

Hanif mengisahkan, ia berasal dari sebuah keluarga yang sederhana di Salatiga, Jawa Tengah. Ayahnya seorang pegawai negeri sipil, sementara ibunya pernah bekerja sebagai TKI di luar negeri.

Ibunda Menaker Hanif Dhakiri Dulunya Pernah Jadi TKI (nova.id)
Ibunda Menaker Hanif Dhakiri Dulunya Pernah Jadi TKI (nova.id)

"Menaker Hanif Dhakiri saat mendobrak dan meloncati pagar sebuah rumah milik perusahaan pengerah TKI (PPTKIS) di kawasan Tebet, Jaksel. (FOTO: TRIBUNNEWS.COM) "

"Ibu saya jadi TKI saat saya masih kelas 2 SMP. Selama enam tahun, ibu dua kali berangkat. Dua tahun pertama pergi, kemudian (pulang dan) berangkat (lagi). Yang kedua, berangkat (selama) empat tahun," kata Hanif, seperti dilaporkan Kompas.com di sela aktivitasnya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/11).

Beruntung, kata Hanif, selama enam tahun bekerja di luar negeri, ibunya selalu mendapatkan perlakuan yang baik dari para majikannya. Oleh karena itu, ia bertekad agar kelak para pahlawan devisa itu mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang ibunya alami dulu.

Intan Y. Septiani

FOTO: TRIBUNNEWS.COM