Medical Check Up Itu Penting!

By nova.id, Selasa, 28 Desember 2010 | 17:05 WIB
Medical Check Up Itu Penting (nova.id)

Selain pemeriksaan di atas, pemeriksaan lain yang juga dilakukan misalnya adalah cek mata (visus) dan EKG/treadmill. "Kadang-kadang, tanpa kita sadari kita suka pusing. Setelah dilakukan pemeriksaan visus, ternyata harus pakai kacamata," jelas Prasna.

Sementara treadmill merupakan pemeriksaan rekam jantung (EKG) yang dilakukan saat pasien melakukan aktivitas pada ban berjalan. Melalui pemeriksaan ini, diharapkan dapat diketahui ada-tidaknya kelainan jantung tersembunyi yang sulit terdeteksi saat pasien istirahat.

Dengan aktivitas berjalan, jantung akan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh yang meningkat. Jika kondisi jantung sakit, maka jantung tidak akan dapat memenuhi kebutuhan tubuh, yang akan direkam oleh alat EKG tersebut.

Tumor Marker

Khusus untuk wanita, selain pemeriksaan standar di atas, kadang-kadang perlu dilakukan tumor marker atau pemeriksaan untuk menandai adanya tumor, misalnya kanker ovarium dan kanker payudara.

Kalau curiga, bisa dilakukan USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan gelombang suara berfrekuensi tinggi (tidak dapat didengar manusia). Gelombang ini akan dipantulkan oleh bagian dalam tubuh dan ditangkap kembali oleh "receiver" berupa bayangan dengan kekuatan gradasi yang berbeda-beda pada monitor hitam-putih.

"Untuk perempuan yang berusia di atas 40 tahun, dilakukan mamografi, apalagi bila ada benjolan di payudara," lanjutnya. Bila hasil baik, ulangi setiap 1-3 tahun, tergantung hasil pemeriksaan dan tingkat risiko kanker serviks.

Sementara untuk yang berusia lanjut, dilakukan pemeriksaan osteoporosis. Bagi perempuan usia 30-an, pemeriksaan lain biasanya dilakukan jika memiliki faktor risiko penyakit kronis genetik (keturunan).

"Kadar gula darah dan darah tingginya dicek. Atau, kalau ada yang mengarah ke tumor dan ada keluhan, perlu konsul ke spesialis kandungan," jelas Prasna.

Diet atau Olahraga

Setelah MCU, pasien akan bertemu dengan dokter spesialis penyakit dan diberitahu hasilnya. "Kalau ada yang harus diberi diet, ya konsulnya ke spesialis gizi, atau diberi obat. Misalnya untuk menurunkan kolesterol," jelas Prasna.

Namun, tak semua diberi obat. Kalau kadar kolesterolnya 210 (batas normal di bawah 200), sementara usia pasien masih muda, tak perlu diberi obat. Cukup berolahraga dan mengurangi lemak. "Prinsipnya, kalau ada kelainan, ya kita benahin. Tapi, tergantung orangnya. Tidak harus selalu diberi obat." Seringkali, pasien juga harus melakukan check up ulang, seminggu atau dua minggu setelah check up. Selama itu, pasien diberikan perawatan, sampai hasilnya baik.