Cara Tepat Simpan dan Gunakan Obat (1)

By nova.id, Selasa, 11 Mei 2010 | 17:09 WIB
Cara Tepat Simpan dan Gunakan Obat 1 (nova.id)

Cara Tepat Simpan dan Gunakan Obat 1 (nova.id)

"Foto: Romy Palar "

Bertindak waspada dengan menyediakan obat di rumah adalah langkah yang baik. Namun seringkali kita bertanya, mengapa begitu banyak aturan konsumsi dan perlakuan yang berbeda?

Ya, pertanyaan seputar obat ini sangatlah banyak.

Berapa lama batas waktu penyimpanan obat yang sudah dipergunakan? Bagaimana menyimpan obat yang baik? Bagaimana tata cara mengonsumsi obat yang benar? Padahal menyimpan dan mengonsumsi sisa obat bebas di rumah adalah hal biasa yang dilakukan banyak orang.

Simpang siur tata cara penyimpanan obat, cara konsumsi dan waktu konsumsi obat pun mengundang kekhawatiran berdampak pada efektivitas obat.

"Sebenarnya cara menggunakan obat itu tergantung keparahan penyakit maupun perlunya efek obat dicapai segera," ungkap dr. Nicolaski Lumbuun, SpFK., spesialis farmakologi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci.

"Sedangkan prinsip penyimpanan obat seperti tablet, sirup yang masih dalam kemasannya atau tersegel, sepanjang obat tersebut masih belum expired (kedaluwarsa) bisa digunakan. Jika sudah dibuka dan pernah diminum, maka perhatikan tanda tanda kerusakan obat seperti perubahan konsistensi (bila bentuk kapsul menjadi lengket, sirup menjadi lebih kental atau membentuk lapisan terpisah), warna maupun bau," lanjut Nico.

Agar lebih jelas, Nico memaparkan detil mengenai tata cara memperlakukan obat.

Beda Penyakit, Beda Cara Konsumsi

Ada banyak sediaan obat yang dikenal di dunia kesehatan, mulai obat parenteral (suntikan ke pembuluh darah vena, infus, injeksi ke otot, rongga sendi, rongga spinal ataupun ke lapisan bawah kulit), oral (diminum), melalui pernafasan (nebulizer/ penguapan, maupun inhalant/dihisap melalui mulut), topikal (oles di kulit bisa berupa krim, ointment, maupun lotion), obat per-anal (rektal atau melalui dubur), hingga tablet yang diletakkan di bawah lidah.

Pada dasarnya semua disesuaikan dengan keadaan fisik pasien, tingkat keparahan penyakit, serta kecepatan timbulnya efek terapi.

Pada kasus akut, keadaan pasien tidak sadar atau kebutuhan efek terapi segera, obat injeksi intravena dipilih karena dapat memberi efek yang instant.