Hati-hati Timbunan Lemak di Pinggang

By nova.id, Rabu, 24 Maret 2010 | 17:02 WIB
Hati hati Timbunan Lemak di Pinggang (nova.id)

Mengapa lingkar pinggang perlu mendapat perhatian khusus, papar Soendoro, karena obesitas akan membahayakan kesehatan jika kelebihan lemak di dalam tubuh tersebar pada tubuh bagian atas, seperti perut, dada, leher dan muka. "Makanya kegemukan tipe tubuh buah apel yang gemuk di perut dan dada lebih berbahaya daripada tipe tubuh buah pir yang gemuk di pinggul dan paha." Bila lemak terdistribusi pada daerah perut dan bagian atas dari tubuh, terjadi perlemakan pada organ-organ vital seperti ginjal, hati dan jantung yang berisiko meningkatkan penyakit kanker, jantung, dan diabetes. Itulah sebabnya, lemak yang terdapat pada bagian atas tubuh disebut juga lemak toksik.

Untuk mendeteksi lemak toksik bisa dilakukan dengan pengukuran lingkar pinggang. Selain itu dapat dilakukan dengan cara, yaitu coba Anda berbaring dan tekan perut. Lakukan di pagi hari sebelum sarapan. Bila perut rata, berarti baik-baik saja. Namun, jika perut terlihat buncit kemungkinan lemak toksik mulai tertimbun di tubuh.

Sebagai patokan, untuk ukuran Asia, lingkar pinggang berukuran lebih dari 90 cm sudah merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk perempuan risiko gangguan jantung meningkat bila lingkar pinggangnya lebih dari 80 cm. Cara pengukuran lingkar pinggang (waist circumference) diukur dengan lingkar yang melalui pusat/pusar.

RASIO PINGGUL DAN PINGGANG

Kenyataannya, kemajuan ilmu kedokteran jantung menuntut dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih saksama pada risiko gangguan jantung. Sekarang ini, kata Soendoro, IMT ditambah dengan ukuran lingkar pinggang masih ditambah lagi dengan rasio lingkar pinggang dan perut (waist-hip ratio/WHR) dinilai lebih dapat merefleksikan gambaran risiko penyakit jantung.

Untuk mendapatkan WHR, caranya dengan mengukur lingkar pinggang tadi ditambah mengukur lingkar panggul. Lingkar panggul diukur melingkar melalui bokong. "Perbandingan lingkar pinggang dan panggul inilah yang dinilai tepat untuk menggambarkan distribusi lemak tubuh pada dinding perut dan jaringan di bawahnya," jelas Soendoro