"Usia sekolah (6-12) adalah kesempatan bagus untuk menumpuk cadangan kalsium sebelum terjadi puncak pemadatan tulang, yang biasanya berlangsung pada umur 30 tahun. Kalau sejak dini tidak dibekali asupan gizi yang cukup, pemadatan tulang akan berlangsung lebih cepat. Akibatnya, terjadi osteoporosis dini," ujar Dr. dr Saptawati Bardosono, Msc, dari Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan pola gizi yang sehat-lengkap dan pola makan yang teratur (3x 1 hari). Menu makanan keluarga hendaklah mengacu pada piramida makanan. Dasar piramida makanan ditempati oleh makanan berkarbohidrat, seperti nasi, sereal, roti, atau kentang. Di atasnya adalah buah-buahan dan sayur-mayur, kemudian susu-keju-yogurt, disusul ikan dan daging. Nah, di bagian puncak merupakan minuman atau camilan yang sesekali boleh diicip dan jangan sampai keseringan. Misalnya, minuman ringan dalam kemasan.
Berbicara soal kebutuhan protein dan kalsium, susu dan yogurt merupakan pelengkap makanan yang bisa dijadikan pilihan. Selama ini masyarakat Indonesia mungkin lebih akrab dengan produk susu. Padahal, yogurt sama bergizinya dengan susu. Yogurt merupakan produk susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Ada dua jenis bakteri baik yang terkandung dalam yogurt, yakni Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yang secara alamiah sudah ada di usus manusia dan berperan memperlancar pencernaan.
Bukan hanya memperlancar pencernaan, membantu pembentukan tulang dan kuat (lewat kandungan kalsium-fosfor-vitamin D), dan membantu fungsi tubuh (protein), yogurt juga masih menyimpang segudang manfaat lain. Mulai dari membantu penglihatan mata dan kekebalan tubuh (vitamin A), memperkuat kekebalan tubuh dan pembentukan sel (vitamin E), sampai membantu efisiensi metabolisme, pembentukan sel, kelenturan tulang, serta menghasilkan energi tambahan (vitamin B kompleks).
Astri