Perlukah Menonton Film Biru?

By nova.id, Selasa, 16 Februari 2010 | 17:54 WIB
Perlukah Menonton Film Biru (nova.id)

Baik Boyke dan Gerard juga mengingatkan, "Jangan sampai menonton film biru menjadi candu!" Apalagi jika suami kemudian tak lagi mau berhubungan seks dengan istri, karena baginya film biru lebih menarik. Lebih celaka lagi, pria yang sudah kecanduan film biru, seperti diujarkan Boyke dan Gerard, akan lebih mudah berselingkuh. "Ada hubungan antara seringnya pria nonton film biru dengan kemungkinan ia berselingkuh," kata Gerard.

Lo, kok, bisa? "Pasalnya, apa yang dilihat suami di film, hampir 95 persen tak ditemukan pada istrinya," ungkap Gerard. Hal senada dikatakan Boyke, "Mungkin suami tak mendapatkan apa yang ia inginkan dari istrinya. Bisa saja karena istrinya terlalu konservatif. Nah, kebetulan suami bertemu dengan wanita lain yang bisa memenuhi keinginannya, akhirnya mereka berselingkuh."

Apalagi, sambung Gerard pada kesempatan terpisah, umumnya wanita tak begitu menyukai hubungan seks yang eksplisit. "Bagi mereka, itu bukan sesuatu yang menarik. Nah, jika suami berselingkuh dengan wanita yang mengerti keinginan pria, maka ia akan meniru apa yang dilihatnya di film dengan wanita teman selingkuhnya," tutur konsultan seks ini.

KOMUNIKASI DENGAN ISTRI

Begitulah, menonton film biru, kata ahli, boleh-boleh saja sepanjang dilakukan oleh pasangan suami istri. Tapi, itu pun hanya boleh dilakukan sesekali saja. "Jangan setiap kali mau berhubungan seks selalu menonton. Itu artinya sudah terobsesi!" tandas Boyke.

Selain itu, sebelum menonton, Boyke menganjurkan agar pasangan sebaiknya berkomunikasi lebih dulu. Jika istri menolak, suami harus bisa mengerti. Sebaliknya, istri juga harus menyadari bahwa pria memiliki fantasi-fantasi liar yang bisa terpenuhi lewat film sejenis itu. "Semua tergantung bagaimana kita menjalin komunikasi, kok!" tukas penulis buku seputar masalah seks dan organ intim ini.

Gerard pun sependapat, "Komunikasi memang sangat diperlukan sebelum memutuskan menonton atau tidak. Jika istri tak mau, ya, jangan dipaksa. Tentu istri juga harus toleran. Jika memang suami tak bisa terangsang tanpa melihat film biru, istri harus bisa mengerti. Yang penting, dibatasi hanya untuk meningkatkan mood saja."

JADI SALAH PERSEPSI

Hal lain yang harus diperhatikan, kata Gerard, suami-istri sudah harus tahu mana yang benar dan mana yang tidak sebelum menonton film biru. Soalnya, tak sedikit film jenis itu dibuat bukan dengan tujuan memperbaiki suatu hubungan seks yang kurang baik atau untuk menambah hubungan seks yang sudah baik. "Banyak, kok, yang dibuat hanya semata bersifat komersial. Oleh karena itu, pembuatannya pun tak ilmiah," ujar konsultan perkawinan ini.

Karena tidak ilmiah, lanjut Gerard, film biru bisa menimbulkan suatu persepsi yang keliru tentang salah satu aspek seksual, khususnya dalam hubungan seks pria-wanita. "Persepsi yang keliru ini bisa menimbulkan perilaku yang keliru pula," tandasnya. Misalnya saja, dalam film digambarkan, semakin besar ukuran alat kelamin pria, semakin jantanlah dia. "Akibatnya, setelah menonton, alat vital suami yang sebetulnya berukuran normal, bisa-bisa dianggap kurang oleh istri. Dan jika itu diucapkan istri di hadapan suami, jangan salahkan suami bila ia tersinggung dan harga dirinya hancur," kata Gerard.

Belum lagi, tambah lulusan FKUI ini, film biru juga bisa menimbulkan ide "bengkok" tentang hal-hal yang secara ilmiah sudah dibenarkan. Contohnya tentang ukuran penis yang sebetulnya tak berpengaruh terhadap kepuasan seks wanita. "Kepuasan seks wanita tak ditentukan dari besar-kecil ukuran alat kelamin pria. Tapi karena di film digambarkan begitu, istri jadi salah persepsi," ujarnya.

Selain tak ilmiah, banyak film biru yang dibuat dengan kualitas tak baik dan pengambilan gambar diatur sedemikian rupa hingga menimbulkan kesan hebat. "Dengan kata lain, ada unsur penipuan demi komersialisasi," papar Gerard.

Unsur positif dan negatif, memang selalu ada dalam setiap hal. Begitu pula pada film biru. Ia akan menjadi positif bila kita berangkat dari paradigma yang positif dan menggunakannya untuk hal-hal yang positif pula.

Tips Penting Sebelum Menonton

Sebelum menonton film biru, tips dari Boyke di bawah ini mungkin bisa membantu. 1. Pilih film yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Setidaknya yang memiliki jalan cerita mendekati realitas sehari-hari. 2. Libatkan pasangan dalam memilih film yang akan diputar. 3. Usahakan memutar setelah anak-anak tidur. 4. Ciptakan suasana santai selama nonton. Bila perlu, sediakan minuman atau makanan kecil saat menonton. 5. Tak perlu langsung mempraktekkan adegan yang dilihat. 6. Ingat, semua yang ditonton hanya adegan film. Jadi, jangan membanding-bandingkan dengan kenyataan. 7. Film biru bukan satu-satunya alat bantu untuk meningkatkan rangsangan atau gairah seks. 8. Film biru juga bukan satu-satunya yang dapat memberikan informasi tentang hubungan seks.

Hasto Prianggoro/nakita