Produk Investasi & TujuanPrinsip lain untuk menentukan investasi yang akan diambil bersama pasangan adalah sesuai dengan jenis kebutuhan dan lamanya waktu untuk mewujudkannya. Misalnya, untuk bisa membeli rumah, perlu uang muka yang tidak sedikit.
Biasanya, uang muka rumah berkisar 8-10 persen dari harga total rumah. Akan tetapi, jangan lantas hanya menyisihkan sebesar itu saja, tetapi sisihkan juga uang lebih hingga mencapai 15 persen dari harga rumah yang diincar. Tujuannya, untuk mengatasi kebutuhan tambahan, seperti renovasi rumah.
Untuk keperluan ini, Anda bisa memilih produk investasi konvensional seperti deposito atau emas, yang tetap menguntungkan dan mudah dicairkan walau hanya dalam waktu 1-2 tahun saja. Jangan lupa juga untuk survey cicilan rumah yang memungkinkan untuk diambil.
Biasanya, cicilan rumah disyaratkan maksimal 30 persen dari total penghasilan. Jadi, pilihlah yang kira-kira masih tergapai oleh penghasilan Anda berdua.
Setelah istri hamil atau di awal masa pernikahan, sebaiknya sisihkan dana untuk pendidikan anak.
Tak harus menggunakan tabungan atau produk khusus pendidikan. Anda bisa memilih produk investasi agresif seperti obligasi, ORI (obligasi ritel Indonesia), SUN (surat utang negara), sukuk ritel (obligasi syariah), reksadana pendapatan tetap, atau reksadana campuran.
Produk ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan keuntungan yang mampu mengatasi inflasi dana pendidikan. Namin, jika Anda merasa belum berpengalaman dan perlu dana cair setiap saat, emas batangan mungkin masih cocok untuk rencana investasi ini.
Selanjutnya, untuk mempersiapkan dana jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan seperti sakit atau meninggal dunia, Anda boleh mengambil produk investasi seperti asuransi. Sedangkan untuk mempersiapkan jika terjadi PHK, Anda berdua perlu memikirkan memiliki emergency fund, paling tidak 6-12 kali pengeluaran per bulan.
Sebaiknya semua dipersiapkan dalam bentuk tabungan, karena Anda akan memerlukannya sewaktu-waktu. Nominal ini berdasarkan asumsi dalam mendapatkan pekerjaan baru mungkin tak bisa diwujudkan dalam waktu setengah tahun. Sedangkan keluarga perlu dana untuk kelangsungan hidup dalam jangka waktu tadi.
Jika suami/ istri bekerja pada perusahaan swasta yang tak menyediakan tunjangan pensiun, perlu juga dipikirkan untuk mendapatkan tunjangan pensiun sendiri. Oleh karena jangka waktunya masih panjang, persiapkan dengan memilih produk investasi yang agresif seperti obligasi dan reksadana.
Besarnya dana pensiun itu sebaiknya dikalkulasi bersama, berapa kira-kira pendapatan tetap yang Anda berdua ingin raih per bulan setelah pensiun. Tentunya setelah didapat angka pengeluaran yang disesuaikan dengan asumsi tingkat inflasi pengeluaran.
Teknis MenyesuaikanSetelah blue print pengeluaran keluarga terpapar di depan, selanjutnya juga perlu dibicarakan teknis penyaluran dana, dan cara menyisihkannya. Lalu, penghasilan siapa yang digunakan untuk menutup biaya harian dan dana siapa yang digunakan untuk berinvestasi.
Siapa pula yang mengawasi penyaluran dana, dan berapa yang harus disetor ke istri, jika istri yang bertanggung jawab mengatur pengeluaran. "Sebaiknya pisahkan rekening untuk pengeluaran dan pemasukan. Sehingga dana yang ada tidak terpakai tanpa rencana yang jelas," saran Rini.
Berikutnya, soal teknis pemasukan juga perlu dibicarakan. Misalnya, jika hanya suami yang bekerja sebaiknya ia mempercayakan seluruh gaji yang sudah dikurangi kebutuhan operasional bekerja sehari-harinya kepada sang istri.
Jika pendapatan suami tidak tetap, upayakan hitung pendapatan per tahun lalu dikonversi ke pengeluaran bulanan. Anggap hasil konversi ini adalah pendapatan rata-rata suami yang harus diberikan kepada istri.
Penghasilan ini bisa diambil dari tabungan yang sudah dimiliki suami sebelumnya sehingga tak mengganggu rencana keuangan keluarga. Jika suami dan istri bekerja, penghasilan ini dapat dimasukkan ke dalam pendapatan bersama, lalu dikurangkan pengeluaran bersama, dan sisanya dijadikan investasi bersama.
Jika semua masalah teknis sudah disepakati, sisanya tinggal berdisiplin bersama dan saling mengingatkan jika ada hal yang membuat pengeluaran membengkak. Sehingga, rencana keuangan bersama pasangan pun menjadi solid. Selamat berinvestasi!
Untungnya Merencanakan InvestasiMelakukan investasi bersama pasangan tentu berbeda dengan berinvestasi secara individual. Beberapa manfaat lebih bisa didapat ketika berinvestasi dilakukan bersama pasangan. Diantaranya:1. Tujuan cepat terwujud2. Disiplin, karena bisa saling mengingatkan3. Kekuatan dana menjadi lebih besar4. Membuat hubungan lebih harmonis, karena terjalin komunikasi finansial
Laili Damayanti Foto: Fadoli Barbathully/Nova