Ih, Kecil-Kecil, Kok, Porno! (2)

By nova.id, Kamis, 5 Agustus 2010 | 00:58 WIB
Ih Kecil Kecil Kok Porno! 2 (nova.id)

Misalnya, lelaki tak punya dada yang menggunung. "Lihatlah Papa, ia juga enggak punya. Jadi kamu nanti enggak punya juga. Kenapa Mama punya dada besar karena ini untuk menyusui bayi. Karena yang mengandung itu hanya ibu, tak ada bapak hamil atau bapak menyusui. Kamu lihat, kan, tak ada bapak menyusui." Tentunya pendidikan seks tersebut bukan hanya diberikan kepada anak lelaki, tapi juga anak perempuan. Namun Henny wanti-wanti berpesan, dalam memberikan pendidikan seks kepada anak balita, sebaiknya hanya memperkenalkan alat reproduksi saja. "Tak perlu diterangkan bahwa alat tersebut bisa menjadi alat seks yang menyenangkan."

Buku-buku bacaan yang membahas tentang alat reproduksi juga bisa digunakan dalam memberikan pendidikan seks pada anak. Tunjukkan gambar-gambar yang ada di buku tersebut kepadanya, "Kamu itu seperti ini, sementara temanmu seperti ini." Namun anak juga harus diberi tahu bahwa ia tak boleh membuka-buka ataupun meminta si teman menunjukkan dirinya tanpa pakaian karena hal itu tak sopan. "Jadi, sekaligus mengajarinya pula perihal sopan santun atau hal-hal yang disukai dan tidak oleh masyarakat." Tapi tentunya buku yang dipilih bukanlah buku yang berisi gambar-gambar porno, melainkan gambar yang mendidik seperti di buku-buku ilmu kedokteran.

Pendidikan seks untuk anak juga termasuk diajarkan untuk menghargai dirinya dan orang lain. Misalnya, kalau ia keluar dari kamar mandi, sebaiknya tak lantas "meluncur" ke depan dengan bertelanjang. Sering, kan, anak kecil bersikap demikian?

Nah, ajarkan bahwa kalau keluar dari kamar mandi harus sudah dalam keadaan rapi memakai baju. Minimal tutupilah tubuhnya dengan handuk. Bila ia keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang, maka suruhlah ia masuk ke kamar mandi lagi untuk memakai baju. "Hal ini harus ditanamkan sejak kecil, sehingga dalam dirinya akan tertanam konsep bahwa dirinya harus selalu rapi," bilang Henny. Ia pun akan merasa risih jika tubuhnya terbuka atau terlihat orang lain tanpa baju. "Kalau ia sudah menganut konsep rapi, maka ia tak akan menyingkapkan baju orang atau membuat orang lain jadi tak rapi."

Pendidikan seks juga penting diberikan sejak dini karena anak harus menjaga kebersihan alat reproduksinya agar tak terkena infeksi. "Bukankah ia harus mulai belajar mandi sendiri?" Disamping itu, pada anak perempuan, ia harus tahun bagaimana menjaga kebersihan alat reproduksinya sebagai jalan lahir bayinya kelak. Dengan demikian sekaligus ia diajarkan bagaimana bertanggung jawab atas dirinya. Banyak sekali manfaatnya, bukan? 

Indah Mulatsih/nakita