"Iman/nakita "
Budi kerap terserang pilek. Seminggu membaik, besoknya kambuh lagi, begitu seterusnya. Bahkan bukan itu saja, Budi juga sulit berkonsentrasi, sehingga ia jadi malas belajar. Bila dipaksakan berkonsentrasi, ia akan mengeluh sakit kepala atau pusing. Ia juga sering mengalami gangguan pendengaran dan mudah sesak nafas.
Prihatin dengan apa yang diderita anaknya, Ny. Ani memeriksakan Budi ke dokter. Ternyata menurut dokter, Budi menderita sinusitis.
Apa, sih, sinusitis? Menurut Dr. Mohamad Djoko Waspodo, Sp.THT, dari RS International Bintaro, sinusitis merupakan penyakit infeksi yang mengenai sinus paranasal, yaitu rongga-rongga di sekitar hidung.
Sinusitis terjadi akibat komplikasi dari penyakit jalan nafas atas. Konon, penyakit ini merupakan penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia. Yang dimaksud dengan jalan nafas atas adalah hidung, tenggorokan, dan telinga. Sedangkan yang dimaksud jalan nafas bawah adalah paru-paru.
ksi lambung kronis/gastritis kronis.
MUDAH MENYERANG ANAK
Sinusitis mudah menyerang anak-anak yang daya tahan tubuhnya kurang baik atau anak dengan gejala alergi yang menonjol sehingga mudah terjangkit batuk-pilek. Umumnya setelah menderita influenza, anak akan terkena komplikasi sinusitis.
Sinusitis terjadi sebagai akibat dari kesembaban selaput lendir hidung karena adanya infeksi virus influenza. Sehingga menimbulkan gangguan drainase (proses pengeringan lendir) hidung dan sinus. "Lendir menjadi tertahan, tak terbuang dengan baik, sehingga menimbulkan terjadinya infeksi bakteri yang bisa berlanjut menjadi sinusitis."
Infeksi yang terjadi di daerah sinus/rongga sekitar hidung ini akan menimbulkan gejala penyakit di sekitar hidung pula. Di sekitar hidung sendiri terdapat 4 pasang sinus paranasal. Yaitu, sinus maksila yang berada di pipi, sinus frontal di dahi, sinus etmoid di dekat mata, dan di belakang sinus etmoid terdapat sinus sfenoid.
Gejala sinusitis ditandai oleh rasa sakit di daerah dahi atau sebelah kepala. Juga terasa sakit di belakang kepala bila tengah berkonsentrasi. Selain itu akan keluar banyak dahak, terutama di pagi hari sewaktu menyikat gigi.
KRONIS SETELAH 3 BULAN
Jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, setelah berlangsung 3 bulan, penyakit ini menjadi kronis. "Disebut kronis apabila timbul jaringan/polip pada sinus. Dengan timbul polip, hidung akan menjadi tersumbat dan muncul gangguan drainase. Akibatnya, pilek tak kunjung sembuh. Lendirnya turun ke tenggorokan dengan warna seperti susu." Tak heran jika kemudian si penderita sering mengeluarkan dahak. "Sementara dahak ini mengandung infeksi. Jadi, jelas berbahaya."
Komplikasi akibat sinusitis, terutama radang telinga tengah kronis yang dikenal dengan congek/kopok. "Hal ini terjadi akibat lendir masuk ke telinga, sehingga menjadi radang telinga tengah," terang Djoko. Gejala awalnya biasanya ditandai dengan menaiknya suhu badan anak dan memerahnya gendang telinga pendengarannya.
Congek yang tak kunjung sembuh bisa mengakibatkan tuli konduktif. Komplikasi ini terutama terjadi pada anak-anak karena jarak antara telinga dengan hidung pada anak relatif lebih pendek, sementara saluran yang menghubungkannya pun relatif lebih besar. Dengan demikian memudahkan penjalaran infeksi dari hidung ke telinga.
Komplikasi yang lebih fatal adalah terjadinya komplikasi ke selaput otak yang dikenal dengan radang selaput otak (meningitis). "Jika sudah ke taraf ini bisa membawa kematian." Gejalanya antara lain, muntah dan kejang-kejang.
Komplikasi lainnya adalah terjadinya radang saluran bronkhus kronis. Radang ini terjadi karena dahak masuk ke paru-paru, sehingga membuat si anak sesak nafas dan pusing. Hal ini bisa terjadi karena kelenjar adenoid/amandel, yaitu kelenjar getah bening yang terdapat di belakang hidung pada anak masih besar.
"Biasanya makin besar si anak maka kelenjar adenoidnya makin mengecil," jelas Djoko. Bila adenoid membesar, secara otomatis pembuangan lendir dari sinus akan terganggu.
Komplikasi bronkhus ini sering terjadi. Dikenal dengan istilah sino-bronkhitis, yaitu suatu penyakit radang sinus kronis yang mengakibatkan terjadinya bronkhitis kronis. Di mana radang bronkhus yang tak mau sembuh akibat tertular dengan sekret dari sinus.
PENCEGAHAN
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah sinusitis? "Jangan biarkan anak terserang flu." Bila terkena flu, segera diberikan pengobatan yang layak.
"Pada penderita flu, biasanya mendapat antibiotika dari dokter. Nah, yang sering terjadi kemudian, infeksi belum tuntas, obat sudah dihentikan. Hal ini bisa menyebabkan infeksi sinus menjadi kronis dan mudah menjadi kambuh apabila suatu ketika penderita tersebut terkena infeksi virus influenza."
Karena itu pemberian obat harus adekuat, cukup lama, dan dengan dosis tepat. Jika tidak, penyakit ini tak jua sembuh dalam waktu lama walaupun sudah memperoleh antibiotika yang adekuat. "Hal ini karena timbul jaringan polypoid yang menghalangi drainase atau menyumbat drainase sinus sehingga memudahkan terjangkitnya kembali sinusitis yang pernah menginfeksi sinusnya," jelas Djoko.
Harus diingat pula, untuk menghindarkan sinusitis berarti kita harus menghindari proses infeksi atau radang pada saluran pembuangan lendir. Radang itu bermula dari adanya sumbatan oleh sekat hidung bengkok dan alergi terhadap suatu zat alergen, misalnya alergi debu rumah yang mengandung sisa-sisa tungau atau udara yang dingin.
"Zat-zat alergen mengakibatkan pembengkakan mukosa hidung. Dan kemudian produksi lendir yang kental mengakibatkan terjadinya sumbatan, yang mengganggu drainase dan menjadi infeksi," ujar Djoko.
Sumbatan juga diakibatkan oleh pembesaran adenoid. Kadang-kadang adenoid ini tetap membesar. Inilah yang menimbulkan gangguan. "Sehingga untuk menghindarkan terjadinya sinusitis usahakan supaya keadaan itu tidak terjadi. Bila amandel itu terkena infeksi dan menjadi panas, artinya sering kambuh selama lima kali setahun sebaiknya amandelnya dibuang saja," kata Djoko.
PENGOBATAN
Sinus bisa ditanggulangi dengan cara operasi. Terlebih lagi dengan munculnya teknik-teknik operasi baru yang mempergunakan peralatan canggih seperti endoscope dan microscope dengan hasil yang lebih baik.
Yang perlu diingat, terang Djoko, "Operasi sinus tak perlu ditakutkan karena tak menimbulkan rasa sakit seperti operasi sinus sebelum era endoscopy." Selain itu, dalam operasi ini juga akan dilakukan bius total maupun lokal.
Endoscopy adalah suatu alat kecil panjang menggunakan lensa, semacam kamera yang dilengkapi dengan lampu untuk melihat, seperti penglihatan miksroskopik. Alat tersebut bisa didekatkan pada objek yang akan dioperasi dan bisa melihat sesuatu yang terhalang benda lain. "Alat tersebut dimasukkan ke dalam hidung, saluran yang sempit dan mempersiapkan pandangan yang cukup untuk bisa mengoreksi atau mengoperasi sehingga bisa memperbaiki penyumbatan, membuka atau menambal, serta menyumbat kembali dan mengatasi perdarahan yang terjadi."
Operasi dilakukan dengan metode FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery) yang sama sekali tak menyakitkan. "Diagnosa dilakukan melalui foto rontgen dan juga dilakukan pemeriksaan kondisi kesehatan lewat pemeriksaan darah, urine, dan dilakukan check up foto dada dan rekam jantung."
Pada waktu dilakukan bius total, penderita juga disuntik bius lokal sehingga saat tersadar tak akan merasa sakit. Penyumbatan hidung dilakukan hanya pada saluran pembuangan lendir sinus, dengan tali pada sumbatannya untuk memudahkan pencabutan.
Penderita pun tetap leluasa bernafas menggunakan hidung dan tak perlu disedot karena penderita bisa membuang ingus sendiri bila merasa tersumbat. Pada waktu mencabut tampon, sebelumnya juga akan diberikan suntikan melalui alat yang dipasang pada waktu penderita pertama kali mau dilakukan bius total. "Dengan demikian penderita tak merasakan sakit akibat jarum suntikan. Suntikan yang diberikan sebelum mencabut tampon adalah obat anti perdarahan dan obat anti sakit."
Dengan dilakukan prosedur operasi seperti ini maka sakit kepala, sakit belakang kepala, sakit tenggorok, dan gangguan karena sinusitis akan segera tuntas.
Selain itu, operasi pada anak tak bisa terlalu radikal. Dalam arti banyak mengambil jaringannya. Karena mereka dalam taraf pertumbuhan. "Jadi, ada syarat-syarat tertentu. Agar anak bisa tumbuh dan pembuangan lendir itu tetap terjaga kondisinya," jelas Djoko.
Penting diketahui, pengobatan semacam gurah sangat tidak dianjurkan. "Karena prosesnya dengan memasukkan suatu zat ke dalam hidung. Itu, kan, bisa merusak silia dan bagian-bagian lainnya. Jadi, pengobatannya tak bisa sembarangan."
Nah, lebih baik segera dibawa ke dokter saja, kan, Bu?
Dedeh Kurniasih/nakita