Tetapi, bila si anak listen, maka ia akan tahu. Sehingga otak akan memberi respon berupa satu sikap atau tindakan yang disebut motorik. "Motorik ini akan diatur oleh otak lagi. Kalau tidak, maka yang keluar adalah impulsifitas. Misal, gerakannya jadi enggak tertata."
Jadi, tandas Dwidjo, persoalannya bisa dirunut. Apakah output, input atau prosesnya yang terganggu. "Bila input-nya yang terganggu maka si anak tak bisa berkonsentrasi. Karena ia tak bisa menyeleksi mana input yang relevan dan tidak." Kecuali itu, indera juga berperan. "Jadi, bisa saja masalahnya bukan pada konsentrasinya, tapi pada alat sensoris tersebut."
Namun ketiga faktor tersebut belum menjamin jika kontrol output-nya yang terganggu. Karena bila ada gangguan pada kontrol output ini, yang terjadi adalah impulsif. "Sedangkan clumsy terjadi karena koordinasi motoriknya tak berkembang. Dalam hal ini alat-alatnya terganggu."
Jadi, harus dilihat apakah anak hanya mengalami clumsy saja atau fungsi kendali motoriknya juga terganggu. Ada anak yang tak bisa menulis hanya karena mengalami impulsifitas kognitif, bukan pada motorik khasnya. Ini terjadi karena fungsi pengendalian impuls motoriknya tak berkembang dengan baik.
Umumnya, 30 persen anak yang mengalami gangguan clumsy konsentrasinya juga terganggu. Sebaliknya, 30 persen anak yang mengalami gangguan hiperaktif juga mengalami gangguan clumsy.
LIFE ADJUSTMENT TERGANGGU
Menurut Dwidjo, gangguan clumsy sebagian besar berhubungan dengan faktor genetis. "Misalnya, berhubungan dengan masalah perkembangan otak waktu masih dalam kandungan, dengan proses persalinan, atau nutrisi," ujar pendiri TK Kid Gro ini.
Yang mengganggu jika disertai impulsifitas. "Kalau cuma nggak bisa berkonsentrasi, bisa dilatih. Tapi impulsifitas akan membuat lingkungan dikoyak-koyak oleh sikap anak." Clumsy yang disertai impulsif karena adanya gangguan hiperkinetik, tentu penanganannya jadi lebih sulit.
Yang jelas, baik clumsy maupun yang disertai impulsif, sejak dini harus ditangani, karena akan menghambat perkembangan kognitif dan perkembangan perilaku sosialnya. "Akan merugikan perkembangan anak di kemudian hari."
Gangguan perkembangan psikologis ini akan mengakibatkan life adjustment anak terhambat. "Tujuan fungsi perkembangan yang sempurna adalah untuk melakukan adjustment atau penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup, sesuai dengan perkembangan usia dan harapan lingkungannya. Kalau anak mempunyai kendala, termasuk clumsy, maka jelas akan mengganggu life adjustment-nya."
Misalnya, setiap kali bermain, ia sering berbuat kesalahan. Akibatnya anak dianggap trouble maker oleh teman-temannya. "Nggak mau, ah, main sama dia. Pegang bola saja lepas terus, kok." Akibatnya, kehidupan sosialnya akan terpuruk. "Jadi, sebisa mungkin, masalah ini harus diselesaikan semasa anak berusia prasekolah."
Selain mengganggu life adjustment anak, clumsy juga akan mengganggu aktivitas akademik anak. "Anak yang clumsy, kan, enggak bisa menulis. Akibatnya, akademiknya terganggu."