Umumnya bahan aktif yang dipakai pada obat nyamuk adalah yang cepat terurai dan berdaya racun tinggi, dalam arti mematikan nyamuk dengan cepat. Namun, pemakaian obat nyamuk yang tidak benar, dapat membahayakan kesehatan. Seberapa jauh dampaknya tergantung pada jenis, jumlah, usia dan bahan campurannya.
BATUK JADI PERTANDA
Bayi dan balita bisa dikatakan rentan terhadap obat nyamuk. Hal ini bisa terjadi karena organ- organ tubuhnya belum sempurna, daya tahan tubuhnya belum baik, refleks batuknya pun belum baik, dan sebagainya. Bahkan, bisa lebih berbahaya lagi pada anak yang alergi dan punya bakat asma.
"Bahan aktif dari obat nyamuk masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan maupun kulit, ke peredaran darah. Setelah itu menyebar pada sel-sel tubuh. Ada yang ke pernafasan, ke otak lewat susunan saraf pusat, dan lain-lain. Nah, organ mana yang sensitif maka itulah yang akan terkena. Tentunya karena obat nyamuk lebih pada hirupan maka yang paling berperan sekali adalah pernafasan. Sementara kalau lewat kulit sangat tergantung pada daya sensitifitas atau kepekaan kulit anaknya," jelas Bambang.
Jadi, gangguan-gangguan pada organ tubuh bisa saja terjadi, bila pemakaian obat nyamuk tidak terkontrol sehingga dipakai dalam dosis yang berlebihan. Anak yang punya alergi akan lebih menunjukkan reaksi. Terutama pada saluran nafasnya. Ia akan lebih mudah batuk. Hal ini terjadi karena adanya gangguan mekanisme pertahanan saluran nafas, yang diakibatkan bahan aktif yang terhirup.
Pada saluran nafas itu terdapat suatu epitel atau pelapis saluran nafas. Nah, epitel ini mempunyai silia seperti rambut getar yang berfungsi untuk mengeluarkan sesuatu. Misalnya ada sekret (cairan lendir), benda asing yang ada dalam saluran nafas. Benda ini mesti dikeluarkan ke atas dengan bantuan silia yang menyapu seperti gelombang, karena bahan aktif tadi bukan kuman, tapi merupakan zat-zat yang iritatif. Sel epitel tadi lebih mudah rusak begitu pula dengan silianya. Jika keduanya rusak, benda-benda tadi tak dapat disapu.
Selain itu, sel-sel di bawah lapisan itu juga terkena sehingga mengeluarkan lendir atau cairan kental. Akibat selanjutnya saluran nafas jadi sedikit mengkerut, karena syaraf-syarafnya terganggu. "Karena epitel dan silia rusak, tubuh berusaha untuk mengeluarkan sekret atau benda asing tersebut secara aktif. Caranya dengan batuk. Keluhan inilah yang sering terjadi," jelas Bambang.
Reaksi yang terjadi bisa cepat, bisa juga lambat. Pada anak yang sensitif organ pernafasannya, reaksinya bisa saat itu juga atau timbul dalam beberapa menit. Begitu terhirup bau obat nyamuk, ia langsung batuk-batuk. Tapi ada juga yang setelah enam jam baru batuk-batuk. Obat nyamuk bisa juga menjadi faktor pencetus asma. Dampak ini terlihat pada anak yang memiliki bakat asma.
Lain lagi bila terjadi pada anak yang memiliki kulit sensitif. Bila terkena bahan-bahan yang terkandung dalam obat nyamuk, terutama bahan tambahannya, kulitnya akan kemerahan. Dan ketika digaruk akan timbul lecet dan mungkin bisa menjadi eksim.
Dedeh Kurniasih/nakita