Hidup Normal Kendati Menderita Epilepsi

By nova.id, Minggu, 18 April 2010 | 17:42 WIB
Hidup Normal Kendati Menderita Epilepsi (nova.id)

Kecuali itu, serangan epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang mengganggu fungsi otak. Misalnya, radang otak, penyakit pembuluh darah di otak, cedera otak, tumor di otak, kelainan yang dibawa sejak lahir (kongenital), gangguan metabolisma, gangguan elektrolit, penyakit-penyakit degeneratif, dan sebagainya. Pada beberapa kasus, serangan epilepsi tak diketahui penyebabnya (idiopatik).

PENCETUS

Pada umumnya serangan epilepsi timbul secara spontan. "Kadang bisa dicetuskan oleh keadaan tertentu, semisal gangguan emosional. Ini dapat memperbanyak atau meningkatkan jumlah serangan epilepsi, seperti frustrasi, tegang, cemas, takut, atau eksitasi yang hebat," tutur Rachmat.

Tak jarang pula serangan muncul tatkala penderita epilepsi dalam keadaan tidur. Justru banyak yang hanya muncul saat tidur, tetapi tidak pernah terjadi saat si penderita terjaga. Pada penderita yang serangannya dicetuskan oleh tidur, lebih sering terjadi sewaktu ia baru tertidur dan sewaktu ia akan terbangun.

Pengaruh demam pada penderita epilepsi berbeda-beda. Ada yang justru meningkat sewaktu demam dan sebaliknya. Di sisi lain, ada pula serangan yang tidak dipengaruhi keadaan demam.

"Yang mungkin belum banyak diketahui, cahaya yang berkedip-kedip bisa mencetuskan serangan epilepsi pada penderita tertentu," kata Rachmat. Pada kasus semacam ini, televisi menjadi benda yang harus dijauhi karena menimbulkan cahaya yang berkedip. Jika terpaksa harus menonton, ruangan hendaknya cukup terang agar kontras cahaya tidak terlalu kuat dan dengan jarak cukup jauh.

PEMERIKSAAN EEG

Jika semua gejala yang timbul dicurigai sebagai serangan epilepsi, dokter umumnya akan menganjurkan pemeriksaan EEG (Elektroensefalografi). Alat EEG mampu merekam aktivitas listrik sel-sel syaraf di otak. Caranya dengan memasang beberapa kabel di kepala dan pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit.

Gangguan fungsi sel-sel organ dapat tercermin pada perubahan-perubahan aktivitas listriknya. Biasanya rekaman EEG seorang penderita epilepsi menunjukkan gelombang yang abnormal, yaitu gelombang paku, gelombang paku ombak, atau gelombang tajam.

Jenis-jenis epilepsi mempunyai gelombang serta lokasi gelombang abnormal yang berbeda. Yang jelas, hasil pemeriksaan EEG ini akan sangat membantu dokter menentukan diagnosis yang tepat, "Sehingga penderita bisa diberi obat yang tepat pula."

Yang penting diketahui orang tua, epilepsi tidak selalu mengakibatkan kemunduran kecerdasan pada penderita. "Tepatnya, bukan merupakan hubungan sebab akibat." Rachmat juga menyebutkan, epilepsi jenis spasmus infantil bisa dikaitkan dengan kemunduran kecerdasan karena umumnya diakibatkan cedera otak yang luas. "Cedera otak bisa mengakibatnya keterbelakangan mental, bukan karena epilepsinya."

Langkah Tepat Mengatasi Serangan Epilepsi