Pertanyaan:
Belakangan ini saya sedang merasa khawatir terhadap putra saya yang berusia 3 tahun. Anak saya ini sangat aktif dan punya banyak teman di kompleks perumahan kami. Memang, saya sengaja membiarkan ia bermain bebas dengan siapa saja supaya sosialisasinya baik. Yang penting ia tidak bermain jauh-jauh dan bisa tetap saya pantau.
Tapi, akhir-akhir ini saya lihat jagoan saya ini suka "berbohong." Misalnya, pernah saya dengar ia bilang ke temannya bahwa ia punya mainan X, padahal ia tidak punya. Suatu ketika, ia juga pernah bilang ke saya ia sudah makan, padahal belum, dan lain-lain. Apakah memang di usia anak saya itu, seorang anak sedang dalam fase suka "berbohong"?
Sebetulnya, apa yang sedang ia lakukan? Tepatkah sebutan "berbohong"? Soalnya, saya sempat menasihatinya dengan mengatakan, "Adik tidak boleh berbohong, ya?" Saya takut salah. Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Annisa - Jakarta
Jawaban:
Ibu Annisa yang sedang khawatir, terima kasih sebelumnya atas pertanyaan yang telah diajukan.
Syukurlah Ananda tidak mengalami hambatan dalam sosialisasi. Artinya ia tidak memiliki hambatan untuk berinteraksi dengan beragam individu yang ditemui di sekitar lingkungan rumah.
Mengenai perilaku anak ibu yang suka "berbohong" boleh dikatakan masih dalam taraf wajar untuk anak seusianya. Pada usia ini memang anak masih agak sulit membedakan antara realita dengan fantasi (khayalan) atau bahkan ada yang belum paham juga tentang konsep berbohong.
Memang ada beberapa alasan yang menyebabkan anak "berbohong", tujuannya agar orang lain terkesan dengan ceritanya, menyenangkan orang lain, melindungi diri atau menghindar dari hukuman. Bisa saja teman-temannya sedang hangat membicarakan suatu permainan. Agar ia bisa tetap "nyambung" dan "dianggap" oleh temannya ia mengaku memiliki permainan tersebut.
Atau hal lain, ketika ia belum makan dan kemudian ia "berbohong" bisa jadi karena ia tengah asyik melakukan sesuatu sehingga menghindar dari konsekuensi yang akan dihadapi. Konsekuensi ini tidak harus dalam arti hukuman, tetapi mungkin ia harus menunda melakukan hal yang digemarinya kerana harus makan terlebih dahulu.
Untuk mengatasi hal ini, memang sebaiknya anak dikenali mana realita dan mana fantasi. Beberapa cara mungkin bisa dilakukan untuk membantu anak memahami konsep berbohong antara lain :