Bagaimana jika menyapih dilakukan sebelum anak usia 1 tahun? "Wah, kalau yang ini, saya tak setuju. Sebab, hanya ASI yang terbaik untuk bayi," tandas Najib. Antara lain, ASI mengandung zat antibodi untuk tubuh bayi. Jika bayi kurang mendapatkan ASI dan si ibu menggantinya dengan formula, maka zat antibodinya akan berkurang. Akibatnya, si bayi gampang terserang penyakit. "Selain itu, susu sapi belum tentu cocok dengan pencernaan bayi. Kalau bayi tak tahan, bisa diare, kembung, dan sebagainya."
DAMPAK BURUK
Dari sudut pandang psikologi, Yulia juga lebih setuju bila menyapih dilakukan di usia 1-2 tahun. Selain kebutuhan gizi dan emosinya sudah cukup terpenuhi, anak juga akan lebih mudah disapih. "Kalau masih kecil, penyesuaian dirinya lebih lentur. Ingatannya juga masih belum terlalu panjang, sehingga ia akan mudah terlupa dengan kenangan manis dari menyusu."
Tapi kalau anak sudah telanjur besar, akan lebih kaku dan lebih sukar diajak bekerjasama dalam menyapih. "Soalnya dia sudah lebih mengerti dan egonya juga sudah tumbuh. Penyesuaiannya jadi lebih sulit."
Selain itu, bila anak usia 2 tahun lebih belum disapih, perkembangan sosialnya dapat terganggu. "Masa sudah 2,5 tahun masih mengempeng ibunya? Dilihatnya juga sudah tak pantas." Apalagi, tambah Yulia, anak usia 2 tahun ke atas sedang getol-getolnya bereksplorasi. Jika ia masih mengempeng ibunya, eksplorasinya tak akan maksimal karena ketergantungan pada ibunya masih besar. Sebentar-sebentar ia akan ngempeng ibunya."
Menyusui dalam waktu lama dikhawatirkan pula akan membuat si ibu dan anak sulit untuk melepaskan diri. Akibatnya, hubungan si anak dengan ayahnya juga sulit terbina. Di sisi lain, hubungan si ibu dengan suaminya juga akan terganggu, karena sebagian waktu ibu lebih banyak untuk si kecil. Nah, sudah siap menyapih si kecil?
Jurus Jitu Memperkenalkan Cangkir Atau Botol
Botol atau cangkir dengan gambar-gambar lucu dan warna-warna cerah bisa dijadikan pilihan, agar si kecil mau minum susu dari botol atau cangkir setelah disapih. Bila perlu, ajak si kecil ke toko untuk membeli botol/cangkir tersebut. Biarkan ia memilih sendiri bentuk dan warna botol/cangkir yang disukainya.
Isi botol/cangkir jangan hanya dengan susu, tapi juga minuman kesukaannya seperti sari buah. Dengan begitu akan mendorong si kecil untuk minum dengan menggunakan botol/cangkir.
Bila si kecil sudah bisa diajak bicara, Anda bisa memberinya pengertian. Katakan, "Kamu sekarang sudah besar, jadi minumnya di gelas seperti Papa dan Mama."
Dra. Yulia S. Singgih menganjurkan, sebaiknya minum dengan botol/cangkir sudah dibiasakan sebelum ASI-nya dihentikan total. Misalnya setiap kali ia makan, tuangkan minuman kesukaannya ke dalam botol/cangkir dan letakkan di dekat jangkauannya.
"Mungkin mulanya ia menolak botol atau cangkir tersebut dan meminta ASI, tapi tetaplah tawarkan cangkir tersebut," kata Yulia. Yang penting, jangan memaksa anak. "Suatu ketika kalau ia sungguh-sungguh haus, ia pun akan meraihnya."
Hukuman juga tak boleh digunakan pada anak yang tak kunjung bisa disapih. Sebab bila hatinya sudah terluka, ia pun semakin merasa disingkirkan oleh orang tuanya. Jadi, lakukan dengan cara baik-baik. Toh, menyapih adalah sesuatu yang alamiah.
Sekalipun anak disapih setelah ia besar, misalnya di atas usia 2 tahun, Yulia tetap tak setuju dengan pemaksaan maupun hukuman. "Anak usia ini sudah masuk ke fase menolak. Jadi, orang tua harus melakukan taktik sebaliknya. Minta ia melakukan hal yang berlawanan."
Indah Mulatsih/nakita
Cara lain, tunggu hingga ia lapar dan haus. Nah, saat itu tentunya ia tak menolak minum dari cangkir. Bisa juga dengan melakukannya sambil bermain. Misalnya, ibu ikut minum, sehingga si anak punya semangat untuk bisa melakukan perbuatan yang sama.
Untuk mencegah kerusakan gigi, Najib menganjurkan agar mengajari si kecil sikat gigi atau berkumur sebelum tidur. Dengan demikian tak ada susu lagi yang tertinggal di mulutnya.