Mengapa Si Kecil Dijauhi Temannya?

By nova.id, Minggu, 28 Maret 2010 | 17:03 WIB
Mengapa Si Kecil Dijauhi Temannya (nova.id)

Sementara anggota keluarga, pengaruhnya tergantung pada siapa yang menjadi teman si anak. Bila temannya adalah orang tua atau kakek-nenek, maka si anak tak dapat mempelajari semua keterampilan bermain yang dipelajari oleh teman seusianya pada saat itu. Lagipula bermain dengan orang tua/kakek-nenek biasanya tak banyak menimbulkan persaingan karena mereka cenderung membiarkan si anak meraih kemenangan dalam berbagai permainan yang bersifat kompetisi. Ini berarti tak mengajari si anak untuk bersikap sportif.

Jika si kakak yang jadi teman bermain, maka si anak bisa mempelajari keterampilan bermain dari kakaknya. Tapi ia akan dipaksa untuk berperan sebagai pengikut. Sebaliknya, jika si adik yang jadi temannya, mungkin ia akan lebih banyak berperan sebagai pemimpin dan belajar menjadi orang yang suka memerintah. Yang lebih parah, ia mungkin akan dipaksa bermain sesuai taraf perkembangan si adik. Akibatnya, ia jadi tak siap untuk bermain dengan teman sebayanya ketika kesempatan itu muncul.

Mengapa Si Kecil Dijauhi Temannya ?

Lantas, apa yang dapat kita lakukan? Pertama-tama tentulah mencari sebab-musabab kenapa si kecil sampai dijauhi atau ditolak oleh teman-temannya. Selanjutnya upayakan hal-hal berikut:

* Kembangkan Komunikasi Dua Arah

Beri kesempatan pada anak untuk menyatakan pendapatnya, mengungkapkan perasaan maupun keinginan-keinginannya. Jadi, anak merasa dihargai. Dengan demikian anak pun belajar menghargai orang lain.

* Peka & Tanggap

Jadilah orang tua yang peka dan tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan anak. Anak-anak yang kurang perhatian cenderung membuat ulah untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Hal ini lantaran orang tua umumnya lebih menaruh perhatian kala anak berbuat "nakal" ketimbang saat ia berbuat baik. Jadi, meski harus dimarahi, anak tak peduli. Yang penting ia dapat perhatian.

* Beri Bimbingan

Jangan berpikir bahwa si kecil kelak akan sanggup "menguasai" sikap agresifnya setelah ia dewasa. Jika anak dibiarkan, ia tak akan mengasosiasikan perilaku agresifnya dengan penolakan teman yang dialaminya. Akibatnya, ia tak akan berusaha mengurangi agresifitasnya. Jadi, tegurlah ia sesegera mungkin dan beri tahu bagaimana ia seharusnya bertingkah laku.

* Ajarkan Berbagi

Misalnya orang tua punya kue dan si anak sedang bermain dengan temannya, beri si kecil kue itu dan mintalah ia membaginya pada sang teman. Jangan orang tua hanya memberi pada si kecil, karena nanti ia akan berpikir, "Oh, kue itu cuma buat aku. Jadi, aku enggak perlu berbagi dengan teman." Begitu pula saat ia punya mainan baru, mintalah agar ia mengajak temannya bermain bersama.